3. Peduli Atau Tidak?

623 78 9
                                    

Follow akun tiktok dan instagram Angslyyy untuk info karakter lebih banyak, yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Follow akun tiktok dan instagram Angslyyy untuk info karakter lebih banyak, yaa

🔥🔥🔥

Tiga bulan sekali keluarga Wijaya wajib makan malam bersama. Seluruh keluarga wajib hadir, tak terkecuali yang tinggal di luar negeri. Tempat diadakan pertemuan pun selalu di rumah utama.

Kali ini, Lily dan Gavriell kompak mengenakan pakaian serba hitam. Atas kemauan Lily tentunya.

Gavriell pun tidak protes. Yang penting Lily tidak mengomel, begitu prinsipnya.

"Sayang?"

Gavriell yang sibuk menyetir melirik sekilas.

"Ih, sayang," rengek Lily dengan manja.

"Tutup mulutmu, Lily Wijaya," sinis Gavriell.

"Dih! Sinis amat, Mas. Ini latihan tahu biar nggak kaku nantinya." Lily memasang wajah cemberut. "Sudah nikah dua tahun tapi masih aja engga ada romantis-romantisnya."

"Kamu mau punya hubungan yang romantis sama aku?" tanya Gavriell balik. "Nanti nggak bisa selingkuh loh," lanjut Gavriell menyindir.

"Idih! Awas ya lo nanti bahas gitu-gitu di depan keluarga."

"Emang kamu pikir mulutku ember bocor apa."

"Ya kan siapa tahu gitu."

"Kita sudah dua tahun menikah tapi kamu masih aja belum paham sama aku." Gavriell menggeleng-gelengkan kepala, berpura-pura kecewa.

"Lah, lo sendiri emang paham sama gue? Engga, kan? Songong kali kau kalau bicara, bung!"

Gavriell menghela napas dalam, tidak memberikan jawaban apapun. Karena sekali lagi dia menjawab maka akan ada perdebatan panjang nantinya. Gavriell sudah hapal dengan sifat istrinya ini.

"Diem lo? Nggak bisa jawab kan lo? Huuuu!" Lily memberikan dua jempol terbalik ke depan wajah Gavriell, mengejek.

Seluruh anggota keluarga Wijaya tahu bahwa pernikahan Lily dan Gavriell disebabkan perjodohan. Seharusnya menjadi hal lumrah kalau keduanya masih belum akur atau bahkan tidak romantis sama sekali. Karena sudah pasti tidak ada perasaan di antara Gavriell dan Lily. Jadi, kenapa mereka perlu berpura-pura romantis dan akur di depan keluarga?

Jawabannya cuma satu.

Tetua keluarga Wijaya mewajibkan semua anggota keluarga akur dan bahagia. Tidak boleh ada pertikaian.

Karena itu, begitu turun dari mobil. Lily tanpa ragu dan seolah sudah biasa, langsung merangkul lengan sang suami. "Jangan lupa senyum," bisik Lily memperingatkan.

"Woah, cucu perempuan satu-satunya sudah datang." Anthony berbicara keras, membuat seluruh keluarga yang sudah datang menoleh dengan kompak. Mau tidak mau, Lily dan Gavriel menampilkan senyum terbaik mereka. Lalu menyapa satu-persatu anggota keluarga dengan sopan dan ramah.

Sayang, Ini Yang Dinamakan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang