30

2.2K 51 0
                                    


°°°

Jam sudah menunjukkan pukul 20:00. Adara terlihat sudah tertidur pulas. Sedangkan deril terlihat baru pulang, Ntah ia habis dari mana.

Deril pun langsung masuk ke dalam rumah. Setelah itu ia langsung menaiki tangga untuk menuju ke kamar adara. Deril langsung masuk ke kamar adara. ia menghampiri adiknya yang sedang tertidur. Deril pun duduk di samping adara.

Deril menatap adiknya cukup lama, setelah itu ia langsung mencium kening adara cukup lama. Setelah itu ia pun langsung berdiri, ia langsung mematikan lampu kamar adara lalu langsung keluar dari kamar adiknya.

Jam terus berputar, hingga sekarang menunjukkan pukul 21:00. Adara tidak sengaja terbangun dari tidurnya. Adara duduk dengan kaki yang menyilang, Pandangannya kosong. Adara merasa hari ini tidak seperti hari biasanya. Hari ini kakaknya tidak mau berbicara dengan dirinya sama sekali. Bahkan tadi siang paska di ruang tamu, deril hanya diam saja.

Adara memejamkan matanya sembari menghela nafas berat. "Kayaknya bang deril udah bener-bener ga perduli sama aku."

Tidak terasa air mata adara mengalir. Jujur adara sangat risih jika kakaknya terus-terusan mengatur dirinya. Namun di sisi lain, adara juga sangat sedih jika kakaknya mulai cuek terhadap dirinya. Adara jadi merasa serba salah.

°°°

Hari telah berganti. Adara Terlihat masih betah tidur di atas kasur, padahal sudah hampir jam sembilan. Semalam adara kembali begadang. Adara selalu begadang jika terlalu banyak pikiran. Dan kebetulan hari ini hari Minggu, Makanya sekarang adara masih betah tidur.

°°°

Di sisi lain, deril terlihat sudah rapi memakai jas. ia sedang berdiri di depan teras rumah.

"Adara belom bangun, bik?" Tanya deril kepada bik lastri yang sedang menyirami tanaman.

"Belom, den."

"Yaudah, aku mau keluar dulu ya, bik."

"Mau ke kantor, den?" Tanya bik lastri.

"Bukan, Mau nemuin seseorang."

"Oh gitu, Yaudah, hati-hati, den."

Deril mengangguk, setelah itu ia berjalan menuju garasi. Deril langsung masuk ke dalam mobil, setelah itu ia langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah.

°°°

Di hari minggu ini, arhan, bram, dan Anita terlihat sedang di perjalanan. Hari ini mereka akan mengantar bram ke bandara, Karna bram sudah harus balik ke luar negeri untuk melanjutkan bisnisnya.

Arhan duduk di belakang sendiri, Sedangkan anita duduk di depan dan bram yang menyetir. Sedari tadi Arhan terlihat hanya diam saja. Anita pun langsung menoleh ke arah arhan.

"Kamu kenapa, sayang? Kok diem aja dari tadi." Tanya anita.

"Biasa lah, bun. Arhan pasti gak rela kalo ayah balik lagi ke luar negeri. Pasti nanti dia bakal kangen banget sama ayahnya yang sangat tampan ini." Ucap bram sembari terkekeh.

Arhan langsung melirik ke arah ayahnya. "Enak aja, Justru kalo ayah ga di rumah, aku jadi ngerasa damai. Ga ada lagi tuh yang ngejek aku lagi."

"Loh, ya justru itu. Justru nanti kamu bakal kangen sama ayah, karna rumah jadi sepi karna gada yang ngajak adu mulut."

"Terserah ayah deh." Saut arhan kesal.

Bram hanya terkekeh.

"Terus knapa diem aja?" Tanya anita lagi.

"Kok dari semalem adara gak angkat telfon dari aku ya, bun. Di Chat juga ga di bales."

"Kan ayah udah pernah bilang, Adara tuh risih kalo dapet telfon dari kamu." Saut bram.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang