Keheningan menyapa pasangan muda mudi itu di meja makan, Rajif yang masih setia memandangi wajah cantik istrinya tersenyum
"Jangan di paksa, saya cuma mau kita belajar saling menerima Nad, kita ga bisa hidup seperti ini terlalu lama kita ini suami istri kita memiliki kewajiban masing masing" Rajif berusaha memberi pemahaman pada Nadya agar ia tak merasa terbebani
"Setelah saya pikirkan, lebih baik kamu simpan jauh jauh permintaan kamu tempo hari... Kamu boleh minta apapun, tapi jangan yang satu itu saya ga akan pernah bisa kabulkan" Imbuh Rajif, lagi lagi Nadya hanya diam membisu sibuk dengan pikirannya sendiri
"Kamu bisa obrolin apapun sama saya, saya lebih suka" Rajif masih dengan sabar menunggu respon Nadya selanjutnya
"Kalau kita ga pisah, aku mungkin akan terus nyakitin kamu mas" Akhirnya Nadya menyuarakan pikirannya, Rajif tersenyum akhirnya ia bisa tau apa yang memenuhi kepala istrinya itu
"Dengerin saya... Hubungan memang seperti itu, saya sendiri juga tidak menjamin selalu bisa bahagiakan kamu... Akan selalu ada cobaan kedepan, saya mau kamu lebih kuat dan lebih berani lalu kita bisa hadapi semuanya berdua" Nadya menatap wajah tampan suaminya, berharap apa yang di katakan suaminya barusan dapat menentramkan harinya
"Saya ga maksa Nad, kita bisa lewati ini semua pelan pelan" Imbuh Rajif lagi, Nadya merentangkan tangannya untuk masuk kedalam pelukan hangat suaminya, Rajif tersenyum berharap ini bisa menjadi awal mula yang baik untuk mereka berdua
*****
Beberapa waktu berlalu, tak terasa sudah lebih dari 40 hari ibunda Nadya Andi Rifai berpulang ke pangkuan Tuhan yang maha esa, lebih dari 40 hari juga usia pernikahan Rajif dan Nadya setelah perbincangan mereka sore itu hubungan mereka berkembang pesat menjadi semakin hangat
Keduanya kerap saling memberi kabar di tengah kesibukan masing masing, seperti hari ini Nadya yang baru saja pulang usai menjalani shift jaga malamnya di jemput sang suami ke rumah sakit tempatnya bertugas
"Assalamualaikum" Nadya tersenyum lalu mencium tangan suaminya saat baru saja memasuki mobil yang menjemputnya di lobby rumah sakit
"Waalaikumsalam, cari makan di luar aja ya? " Tawar Rajif diangguki semangat oleh Nadya karna ini memasuki pukul 9 malam dan ia belum memakan apapun sejak siang tadi
"Mau makan ramen aja mas" Ucap Nadya sembari membuka tutup botol air mineral yang selalu ada dalam mobil Rajif dan meminumnya, sementara Rajif menurutinya begitu saja
Sampai di salah satu restoran ramen terkenal di kota jakarta, mereka memilih duduk di kursi paling ujung karna kondisi restoran tersebut cukup ramai, Nadya fokus menyantap ramennya dengan cepat karna ia sangat kelaparan lalu tiba tiba sang suami mengeluarkan sebuah kotak bludru berwarna merah dengan logo salah satu brand perhiasan yang terkenal
Kening Nadya berkerut, kenapa tiba tiba suaminya membeli sesuatu yang tidak mereka butuhkan
"Buat kamu... Saya tunggu momen begini lama sekali... Selamat ulang tahun sayang, dan maukah kamu menjadi bagian dari hari hari saya menjadi teman hidup saya? " Tanya Rajif menatap Nadya penuh harap
"Ulang tahun aku... " Ucapan Nadya terputus, air mata mulai menggenang di mata indah itu
"Sssstt ulang tahun kamu, itu hari pernikahan kita... Jangan ingat ingat yang lain, hari lahir kamu itu hari bahagia kita jangan pernah lupa" Rajif menarik sang istri dalam dekapannya, akhir akhir ini memeluk Nadya adalah menjadi aktifitas favoritnya, Nadya mengangguk sambil menghapus air matanya
"Jadi... Will u marry me Nadya Andi Rifai? " Tanya Rajif sekali lagi, tentu saja Nadya mau lagi lagi Nadya merasakan perasaan asing di hatinya, semoga kali ini ia tak salah dalam bertindak bagaimanapun juga suaminya benar tak akan ada hubungan tanpa adanya saling menyakiti atau saling membahagiakan yang perlu mereka lakukan adalah berusaha yang terbaik dan bertahan
Baik Nadya dan Rajif berharap ini akan menjadi awal yang baik untuk hubungan mereka berdua kedepannya, Rajif mengambil kotak berisi sepasang cincin indah itu
"Ini cincin ayah ibu tetep di pake aja, yang punya kita simpen aja nanti.. Tapi pakai dulu sebentar deh saya mau foto" Rajif memasangkan cincin di jari manis Nadya
Rajif membagikan foto tersebut di akun media sosialnya dengan caption
- Officialy Mrs. Rajif Sutirto 💍dengan menandai akun milik sang istri yang sudah di private"Mas... Ramenku ngembang nantiii... Lepas dulu" Ucap Nadya melanjutkan makannya yang tertunda, Rajif mencebikkan bibirnya karna Nadya mengganggu momen romantis itu
Sesampainya dirumah Nadya membersihkan diri begitu pula sang suami, Nadya membuat segelas susu coklat hangat untuknya dan Rajif juga menyiapkan camilan keripik kentang juga bolu kukus yang ia beli kemarin menghampiri sang suami yang tengah sibuk menonton siaran langsung sepak bola di salah satu chanel televisi swasta
"HP mas nyala terus tuh" Ucap Nadya sambil menyeruput coklat hangat dalam gelasnya
"Cek aja, apa sih palingan" Rajif tak mengalihkan pandangannya dari televisi sama sekali
"Emang boleh? " Tanya Nadya sekali lagi memastikan
"Boleeh" Nadya mengambil telefon genggam itu dan menyalakannya
"Ini di password mas " Ucap Nadya meletakkan kembali ponsel pintar itu
"Cek aja, tanggal pernikahan kita passwordnya... Yaaa... Itu tadi hampir tipis banget elaaaahhh" Nadya mengambil lagi handphone itu dan benar saja kata sandinya adalah tanggal pernikahan mereka yang tak lain juga tanggal ulang tahun Nadya, ia memandang sang suami hatinya menghangat mendadak Rajif sangat berbeda malam ini
Nadya melihat banyak sekali notifikasi masuk pada platform sosial media milik sang suami, banyak juga komentar yang mendukung maupun menentang hubungan mereka namun Nadya mengindahkannya begitu saja lalu meletakkan kembali handphone sang suami
"Kenapa? Siapa? " Tanya Rajif melihat Nadya hanya memakai handphonenya sebentar
"Bukan apa apa, cuman notif dari instagram ternyata" Jawaban Nadya hanya di angguki sang suami, Nadya menarik nafasnya dalam dalam sebelum membisikan sesuatu di telinga suaminya, kali ini keputusannya sudah bulat ia telah memikirkannya berhari hari sebelum berbicara pada Rajif hari ini
"Mas... Aku ikhlas kalau mas mau ambil hak mas sekarang" Nadya menggigit pipi bagian dalamnya ia benar benar malu sekarang namun Rajif benar mereka berdua tidak bisa terus menerus ada di posisi ini, bagaimanapun mereka adalah suami istri dan Nadya juga menginkan ridho dari sang suami
InsyaAllah Nadya ikhlas, laki laki di sampingnya adalah pilihan kedua orang tuanya, laki laki yang di takdirkan Allah begitu saja untuk hadir dalam hidupnya, laki laki yang menemaninya dalam saat saat paling rendah dalam hidupnya... Nadya juga takut berdosa apa bila terus menunda sesuatu yang sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang istri
Rajif melihat Nadya dengan tatapan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, wajah cantik itu kini se merah tomat dan tampak sangat menggemaskan, Rajif mengecup sekilas bibir merona itu
"Kita sholat sunnah dulu" Ucap Rajif bergegas mengambil air wudhu diikuti Nadya di belakangnya
Bersambung...
🧐 awassss puasaaaaa... Jangan mikir aneh aneh ya 🤭 dosa di tanggung sendiri, bagi bocil bocil semoga kalian segera mendapatkan hidayah 💕 btw tiap chapter aku biasa nulis 900-1200 kata, kali ini isinya 1020 kata, dikita ya 🤔 emang kalo di panjangin banget kalian nanti ga bosen?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Word
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...