21

3.8K 243 10
                                    

Usai sarapan bersama tak banyak kegiatan lain yang dilakukan mengingat ini hari libur jadi Bapak Prabowo Subiyanto meminta anak dan menantu dapat bersantai di kediamannya yang asri sambil menikmati kawasan dan fasilitas sekitar

Seperti Nadya yang baru pertama kali datang ke acara ramah tamah seperti ini selalu berdecak penuh kagum menikmati pemandangan sekitar yang menakjubkan

"Kamu suka? " Tanya Rajif di telinga kiri Nadya diangguki oleh wanita berhijab itu

"Saya dapat rumah dinas juga satu perumahan sama temen temen yang lain deket sini kalau kamu mau dek" Rajif memeluk Nadya dari belakang meletakan dagunya di pundak sang istri sembari mengelus perut Nadya

"Oh ya? " Tanya Nadya memastikan karna setelah beberapa bulan menikah baru kali ini ia tau keberadaan rumah dinas yang di maksud Rajif

"Iyaaa... " Jawab Rajif lagi

"Hmmm... Berarti mas kalau pergi kerja deket ya? Tapi aku jadi jauh sama Abah sama Umi sama Salsa juga" Celoteh Nadya

"Sebenarnya siapa yang anak Abah Umi sih? " Rajif gemas dengan kedekatan Nadya dengan keluarganya tentu saja ia suka sangat suka bahkan namun terkadang ia juga cemburu saat seluruh keluarganya jauh lebih memperhatikan Nadya dari pada dirinya

"Aku, kata Umi mas anak pungut" Jawab Nadya santai, ide jahil muncul dalam kepala Rajif ia mulai menggelitik kedua sisi pinggang Nadya hingga wanita cantik itu berteriak kegelian

"Udah udah nanti jatuh kepeleset, duduk sana sama ibu ibu gih dek" Rajif menarik tubuh Nadya mendekat lalu menciumi kedua pipi bulat itu

Rajif menggandeng tangan Nadya mendekat ke arah Rinjani dan Arabella yang menikmati secangkir teh hangat di pelataran samping rumah itu

"Duduk sini bumil Astagaaa... Iri banget liatnya mesra mesraan mulu" Ucap Arabella melihat kemesraan pasangan muda itu dari kejauhan

"Aduuuhhh dulu perasaan Papa Alden ga se romantis itu" Ucap Rinjani menatap Indra yang bercengkrama dengan Alden, Arsen, Rizki juga Skyla berlarian kesana kemari

"Bawaan bayi kayaknya bu" Jawab Rajif ia tau Nadya sudah malu dengan celetukan kedua ibu ibu ini

"Ga nyangka ya... Om Rajif kapan hari video videonya di sosmed banyak banget di bantuin ibunya pake baju sekarang mau jadi bapak belajar makein baju anak om Rajif" Ucap Bella masih menjahili pasangan itu

"Bu Bella ga tau sih istri saya juga bantuin baju saya loh, bantu bukain tapi... Ya kan sayang" Astaga Nadya bahkan menahan nafasnya sesaat ketika Rajif mengucapkan kalimat nakal itu di tambah dengan mengedipkan sebelah matanya pada Nadya dan tak lupa senyum mesumnya membuat Nadya menggelengkan kepalanya mengundang tawa Bella dan Rinjani melihat betapa manisnya pasangan ini

"Udah sana bantuin bapak bapak jaga bocil aja sana mas ih" Usir Nadya pada suaminya ia benar benar tak tahan dengan usilnya Rajif

Rajif pergi meninggalkan istrinya bersama Arabella dan Rinjani disana sementara ia berjalan ke arah kandang kuda dan mengeluarkan mojo untuk mengajaknya berkeliling beberapa putaran di area pacu

"Dokter Nadya udah ngidam apa aja nih? " Tanya Rinjani memulai obrolan

"Panggil Nadya aja bu biar lebih deket kita, sejauh ini sih belum ngidam makanan yang sampe gimana gitu sih bu paling paling tengah malem minta di masakin nasi goreng atau telur dadar gitu gitu aja... Sisanya paling ya bawaan bayi mungkin ya maunya deket ayahnya terus" Ucap Nadya mengelus perut bulatnya yang mulai terlihat

"Ya kalo gitu jangan panggil kita bu ahh panggil mbak aja ya Bell? " Pinta Rinjani diangguki oleh Bella

"Tapi sama sih mbak Nad waktu hamil Skyla juga aku liat mas Rizki udah kayak liat artis ganteng banget gitu maunya deket deket terus mungkin dedeknya cewek juga nih" Arabella menyentuh perut Nadya

"Kok aku enggak sih... Iri banget ga bisa uyel uyel mas Indra" Suara Rinjani

"Sekarang aja uyel uyel sana buruan" Bella menepuk nepuk paha Rinjani

"SAYANGG!! " Rinjani berteriak memanggil Indra namun sama sekali tak terdengar oleh pria tampan itu

"Waahhh bener ketua cegilnya pak Indra nih perempuan" Bella menatap Rinjani tak percaya pada kelakuan random sahabatnya sejak lama itu sedangkan Nadya tertawa ternyata berkumpul bersama Bella dan Rinjani sangat menyenangkan

Renata mendekat bergabung bersama para ibu ibu itu usai membahas beberapa agenda bersama Bapak Prabowo di ruang meeting

"Wah seru sekali" Renata mencoba berbaur, sudah sejak lama Renata tak pandai dekat dengan orang lain di awal perkenalan seperti ini saat pertama melihat wanita wanita hebat di hadapannya ini pun ia sudah minder dan berkecil hati

"Eh duduk sini Ren, rumpi kita" Ucap Rinjani, ini adalah kali kedua Rinjani bertemu Renata dan sifat supel Rinjani selalu berhasil mencairkan suasana diantara mereka berbeda dengan Arabella dan Nadya yang baru pertama kali bertemu Renata

"Kenalin ini Renata... Dia kerja di bawah arahan bapak juga, bisa di bilang Renata ini anak bontot dan satu satunya anak perempuan bapak diantara banyaknya anak laki laki disini, kesayangan bapak lah pokoknya" Rinjani mengenalkan Renata pada Bella dan Nadya di sambut hangat oleh kedua wanita itu

Mata Nadya tak sengaja menyoroti sebuah kalung yang tergantung indah di leher Renata berbentuk salib membuat Nadya kemudian Nadya mengingat sesuatu

'Mas tuh deket sama temen kerjanya tapi umi ga suka, umi liat pas kampanye di GBK kedekatan mereka... Umi sukanya sama mba Nadya mantu Umi paling sabar sedunia' ucap Almira memeluk Nadya

'Ada perempuan yang saya suka tapi Umi ga suka, tapi ya suka aja ga sampe yang gimana gimana toh beda agama juga' Kata Rajif

Apakah wanita ini yang dimaksud? Wanita se cantik ini yang di sukai Mas Rajif? Dan masih banyak pertanyaan yang bermunculan dalam kepala kecil Nadya yang tiba tiba terasa riuh

Mendadak Nadya jadi membanding bandingkan Renata dan dirinya Renata sangat manis, anggun dan berkelas dengan aura 'mahal' yang melekat jelas berbeda dengan dirinya yang sederhana dan tak memiliki daya tarik di tambah tubuh ramping Renata ia bandingkan dengan dirinya sendiri yang telah naik beberapa kilogram dalam masa kehamilan ini membuat Nadya berkecil hati

Bagaimana Rajif tak jatuh hati saat wanita itu terlihat begitu sempurna matanya lebar dan bulat, hidungnya yang runcing juga rambut terurai indah pantas saja Rajif susah melepaskan diri dari bayang bayang Renata jika wanita sesempurna ini terus saja berada di sekitarnya

"Oh iya mbak ini pemberitahuannya early bird ya hehe... Kalau tidak ada halangan kiranya mbak Rinjani, mbak Bella, mbak Nadya juga dapat menyempatkan diri datang ke pernikahan kami lokasi dan waktunya nanti tertulis di undangannya ya nanti" Ucap Renata malu malu sedangkan Nadya mengerutkan keningnya, apakah ini alasan Rajif memohon kembali padanya? Karna tak ada harapan bersama Renata? Menjadikannya pilihan kedua?

"Waaaah selamat ya" Nadya mengulurkan tangan pada wanita cantik itu dan di sambut hangat oleh Renata namun terasa perih di hati Nadya mengingat segala kemungkinan yang terlintas dalam benaknya

"Terimakasih mba Nadya, seneng banget aku banyak temen perempuan disini... Tiap hari aja apa ya kita tinggal bareng bareng gini" Renata merasa nyaman dengan keberadaan tiga wanita di hadapannya dan menganggap mereka bertiga seperti kakak iparnya sendiri

"Seru ya? Tiap hari sepi dong Ren? " Tanya Rinjani

"Iya mbak sepi terus tiap hari, aku kan se tim sama mas Rajif sama mas Agung ya jadi tiap hari diusilin mereka terus... Ga tau deh kalo ga ada mas Rizki mungkin abis aku di jahilin mereka" Adu Renata pada para wanita disana

"Mas Rajif jahil banget sih emang, maaf ya" Ucap Nadya basa basi

"Banget mbak Nadya astagaaa... Di banding Mas Agung, Mas Rajif jauh lebih jahil sih sebenernya masa jari aku pernah di gigit trus kayaknya dia ga sengaja juga kekencengan ampe merah banget parah banget" Adu Renata lagi, mungkin bagi Renata hal tersebut biasa saja namun terdengar bermakna lain di telinga Nadya

Jadi mereka sedekat itu? Alasan Rajif menolaknya berkali kali karna itu? Alasan Rajif tak bisa menjatuhkan hati  padanya karna itu? Walau wajah Nadya tersenyum ramah namun hatinya menangis perih



Bersambung...








Double Up nih mumpung lagi banyak ide 🤗 selamat hari minggu semuaaaaaa sending virtual hug 💕







Unspoken WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang