18

4.5K 268 21
                                    





Rajif mencari Nadya kemanapun tempat yang terlintas dalam pikirannya mulai dari rumah sakit, Farah hingga Kevin sekalipun namun ia tak mendapat titik terang sama sekali hingga larut malam Rajif masih mencari keberadaan sang istri sebelum akhirnya ia menyerah setidaknya untuk malam ini ia akan kembali ke rumah

Di dalam kamar Rajif memeriksa ruangan dengan teliti berharap menemukan sebuah clue tentang keberadaan istrinya namun mendadak keringat dingin keluar dari dahi laki laki berwajah teduh itu saat menemukan sebuah alat tes kehamilan dengan dua garis di laci nakas samping tempat tidur Nadya

Rajif terduduk di lantai dan mulai menyesali setiap kata yang ia lontarkan pada wanitanya alasan Nadya terus merengek meminta waktunya karna Nadya ingin memberitahukan kabar bahagia ini namun keegoisannya menghancurkan semua

Nadya pergi begitu saja bersama calon bayi mereka tanpa membawa satu barang pun, Rajif mengusap wajahnya kasar lalu lagi lagi takdir seolah menertawakannya saat mata elangnya menatap lantai dengan sedikit bercak kemerahan di sana itu darah

*****

Beberapa hari berlalu kondisi Nadya kian membaik hingga sudah di perbolehkan pulang dan melanjutkan aktifitas kembali namun Nadya mengambil keputusan besar yang sangat mengejutkan kedua mertuanya

Bagaimana tidak Nadya memutuskan berhenti dari rumah sakit tempatnya mengabdi selama ini dengan alasan ingin fokus menjaga kehamilan pertamanya padahal alasan sebenarnya adalah Nadya takut bertemu sang suami, bukan karna ia masih marah hanya saja Nadya takut akan luluh pada suaminya

Berbekal tabungan yang ia kumpulkan selama ini lebih dari cukup untuk menghidupinya selama beberapa bulan ke depan termasuk biaya persalinannya kelak

Nadya memutuskan tinggal di kamar kos milik adik iparnya memang ukurannya tidak terlalu besar namun cukup untuk mereka berdua tinggali, Salsa beberapa kali melihat kakak ipar kesayangannya itu tampak melamun dengan tatapan kosong entah apa yang ada di pikiran wanita cantik itu Salsa hanya bisa berharap semuanya akan baik baik saja

Tengah malam Salsa terbangun mendengar suara tangis lirih yang sangat menyayat hati berasal dari Nadya dengan hati hati Salsa mendekat ia tak bisa membiarkan Nadya terlalu lama berkubang dalam kesedihan dan emosi yang di pendam sendiri

"Mbak kangen banget sama mas Sal" Tutur Nadya di sela tangisnya dalam pelukan Salsa, cinta yang Nadya punya untuk Rajif benar benar menyakitkan

Salsa juga tak kuasa menahan tangisnya melihat Nadya yang murah senyum sekarang jadi gampang sekali menangis entah itu bawaan bayi atau memang terlalu menyakitkan bagi Nadya untuk bertahan

"Mas Rajif baik baik aja kan Sal? " Hati Salsa ikut terluka yang ada dalam pelukannya benar benar bukan manusia, ketulusan Nadya membuat Salsa terbata

"Aku telfon mas ya mbak? Mbak Nad bisa denger suaranya nanti, jangan kayak gini mbak.. Aku ga tega sama mbak Nad" Salsa mengusap punggung wanita hamil itu dengan penuh sayang

Merasa Nadya lebih lebih tenang Salsa segera menghubungi kakak laki lakinya, beberapa dering tak kunjung ada jawaban hingga di dering ke lima akhirnya suara berat Rajif terdengar di sebrang sana

"Hallo" Jantung Nadya berdebar mendengar suara yang sangat ia rindukan beberapa hari terakhir itu

"Assalamualaikum mas" Mata Salsa tak bisa lepas dari wajah khawatir Nadya, dalam kondisi seperti ini seharusnya Nadya lah yang patut di khawatirkan

"Waalaikumsalam kenapa Sal" Suara Rajif terdengar begitu tenang membuat Salsa kesal, kakak iparnya penuh air mata sangat menyedihkan namun suara kakak laki lakinya sangat tenang seolah tak terjadi apapun

"Mas... Aku WA mbak Nad kok ga di bales ya?" Mendadak Salsa ingin menguji sejauh mana mulut Rajif dapat terkunci terkait hubungannya dengan Nadya

"Sal... Kalo tiba tiba Mbak Nadya hubungi kamu tolong cepat cepat kabari Mas ya" Salsa memandang Nadya nanar

"Ada apa? " Tanya Salsa penasaran

"Hmm... Besok ada waktu ga Sal? Mas ke kos kamu ya mau cerita" Suara Rajif mulai lesu, Nadya menggeleng memberi sinyal pada Salsa untuk tidak membiarkan Rajif datang kemari

"Ketemu di luar aja mas" Putus Salsa tak ingin kakak laki lakinya itu curiga, Salsa menutup teleponnya setelah membuat janji temu dengan Rajif di salah satu coffee shop favorit mereka

"Mbak Nad besok ikut aja" Ajak Salsa, melihat Nadya se hancur ini rasanya Salsa benar benar tak tega membayangkan jika dirinya ada di posisi Nadya bisakah ia menahan sakit hatinya di rendahkan? Atau bisa kah ia menahan siksaan rindu yang begitu hebat? Bisakah ia tetap mencinta walau tak pernah di rayakan? Salsa merasa sesak saat membayangkan itu semua

"Engga Sal mbak belom siap, kalau minta tolong video in bisa ga Sal?" Nadya belum siap bertemu Rajif namun ia merindukan suaminya itu setengah mati

*****

"Menurut mas gimana kalo umi tau soal ini? Anak baik umi kesayangan umi ternyata nyakitin perempuan sampe sebegininya menurut mas apa yang bakal umi dan abah lakuin? " Salsa tak kuasa menahan mulut pedasnya kala melihat sikap Rajif yang tetap tenang

Wajah lelah dan mata sembab kakak laki lakinya itu menunjukan bahwa ia merasakan kesedihan yang amat dalam namun dalam situasi seperti ini bukan Rajif yang harusnya di kasihani melainkan Nadya jadi Salsa menahan diri untuk tidak menaruh simpati pada kakak kandung satu satunya itu

"Umi pasti kecewa ya Sal" Rajif menunduk omongan Salsa ada benarnya, bagaimana jika sang ibu mengetahui kelakuan arogannya pada sang istri?

"Kalau mbak Nad ga mau balik seumur hidup, mas mau apa?" Tanya Salsa melirik ponselnya yang tengah melakukan panggilan Video dengan Nadya yang baru saja membeli handphone baru di seberang sana menampilkan wajah pucat penuh air mata

"Kamu pikir Mas bakal terus bisa hidup? Sal... Mas tau selama ini selalu nyakitin mbak Nadya tapi bukan berarti mas baik baik aja di tinggal dia begitu aja, jangan mikir terlalu jauh... Kalau Mbak Nad ga mau balik mas yang akan cari dia kemanapun Mas ga bisa kehilangan dia gitu aja" Rajif menerawang ke depan membayangkan hidupnya tanpa Nadya dan buah hati mereka akan terlihat sangat menyedihkan

Jangankan bertemu Rajif mendengar suaranya yang penuh tekat saja membuat hati Nadya berdebar kalimat yang di lontarkan suaminya itu terdengar penuh keyakinan akan memperjuangkannya, detik berikutnya Nadya tersenyum masam ia mengingat bahwa bukan dirinya wanita yang memiliki hati sang suami atau mungkin lebih buruk lagi jika Rajif mencarinya hanya untuk bayi dalam kandungannya

Hening beberapa saat Salsa tak tau harus berkata apa lagi pada takdir yang mempermainkan kedua kakaknya kadang ia menyalahkan kerasnya sifat Rajif, kadang ia juga menyayangkan Nadya yang terlalu pemaaf

"Mbak Nadya, ada sama kamu kan Sal? " Tanya Rajif tiba tiba membuat Salsa dan Nadya terkejut dengan cepat Nadya menutup panggilan video itu sementara Salsa terpaku lidahnya mendadak kelu

"Tolong bilang sama dia, jaga diri baik baik ya Sal... Mas pasti jemput Mbak Nadya, tolong bertahan sedikit lagi bersabar sedikit lagi Mas akan bereskan semuanya" Tadinya Rajif tak tau keberadaan Nadya ia hanya menebak mungkin saja Nadya bersama Salsa melihat beberapa hal ganjal pada diri adik perempuannya itu

Pertama Salsa tak pernah ikut campur urusan pribadinya apa lagi urusan rumah tangganya seperti ini di tambah Salsa terlihat sangat marah dan cukup tau banyak tentang permasalahan ini padahal Rajif belum cerita, terakhir posisi duduk dan handphone yang tidak seperti biasa seolah sudah di setting agar kamera belakang bisa lurus pada Rajif membuatnya curiga

"Panggilan videonya langsung di putus" Mata Salsa mendadak berkaca kaca membayangkan kakak iparnya pasti menangis dalam kamar kosnya, Rajif menunduk dalam ia juga sangat merindukan Nadya

"Setiap malem mbak Nad nangisin kamu mas, dia kangen banget tapi dia marah banget setiap malem mbak Nadya ga pernah bisa tidur... pasti nangis dulu sampe kecapekan baru ketiduran" Hati Rajif rasanya terhimpit oleh sebuah batu besar

"Mbak Nadya susah makan mas... harus aku marahin dulu atau aku ancam kasih tau mas dulu baru dia mau makan setiap pagi mbak Nadya muntah sampe lemes di kamar mandi aku ga tega" Air mata Salsa tumpah dan memeluk Rajif mengingat bagaimana susahnya ada di posisi Nadya







Bersambung...












Unspoken WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang