29

4.1K 267 29
                                    







"Mas.. Anaknya di taruh aja" Nadya mengingatkan Rajif yang terus saja menggendong si kecil Djiwa

"Gapapa mumpung saya masih cuti" Jawab Rajif memainkan tangan mungil anaknya

"Nanti dia jadi kebiasaan di gendong terus, kasian Umi nanti" Pasalnya recovery Nadya setelah melahirkan tidaklah se cepat yang ia kira ini sudah hari ke 2 usai melahirkan putri cantik Diandra Djiwa Sutirto dan kondisi tubuhnya tak jauh berbeda dengan kemarin

Nadya telah di perbolehkan pulang dari rumah sakit dan tentu saja sementara mereka akan tinggal di kediaman orang tua Rajif seperti yang telah di bicarakan sebelumnya

"Engga... Anak Abi pinter ya" Rajif menciumi pipi Djiwa dan menimang tubuh mungil itu

"Ini kalo di bilangin istrinya bener malah jawab mulu" Almira dari arah belakang memukul punggung Rajif pelan agar meletakan Djiwa kembali ke tempat tidurnya

"Jemur aja anaknya mas mumpung masih pagi" Nadya kembali mengingatkan Rajif, kali ini di turuti oleh Rajif bapak satu anak itu mengeluarkan stroller dan meletakkan sang buah hati di sana untuk berjemur

"Ya kamu geseran Mas, kalo kamu tutupi gitu ya namanya Mas yang berjemur" Kali ini Salsa yang turut gemas dengan tingkah protective kakak laki lakinya itu

"Kasian tau Djiwa kepanasan" Jawab Rajif tetap berdiri di hadapan Djiwa untuk menghalangi matahari dari putri kecilnya

"Mbak Naaaadddd... Kelakuan suamimu Mbak Astagfirullah" Salsa heboh melihat kelakuan Rajif yang di luar nalar itu

Nadya hanya dapat menggelengkan kepala tak tau harus bagaimana lagi memberi tau pada suaminya bahwa hal hal yang ia lakukan nyatanya sangat berlebihan untuk putri mereka

"Abah yang jagain... Sana kamu bantuin istrimu apa sana" Akhirnya Ayah Rajif turun tangan saking gemasnya pada tingkah Rajif

Mau tak mau Rajif meninggalkan si kecil Djiwa bersama dengan sang kakek menikmati mandi matahari pagi mereka untuk memasuki kamar mencari istrinya

"Bantuin apa dek? " Tanya Rajif melihat Nadya melipat bedong dan baju baju kecil Djiwa, Rajif memeluknya dari belakang dan meletakan dagunya di pundak sang istri

"Mas tuh... Jangan gangguin anaknya mulu" Nadya menegur dengan suara pelan agar suaminya tidak merasa tersinggung bagaimanapun juga Nadya menyadari kehadiran si kecil Djiwa tentu menjadi pusat perhatian seluruh keluarga terutama sang suami

"Saya ga gangguin, kan lagi bantuin kamu jaga Djiwa" Astagaa... Bapak dua hari itu sangat polos

"Iya tau... Makasih ya udah di bantuin" Nadya memutar tubuhnya menghadap sang suami, mengalungkan kedua tangannya di leher Rajif

"Tapi... Kalo Djiwa keseringan di gendong nanti malah jadi rewel kalo di taruh tempat tidur alhasil kita kita yang jagain ini jadi harus pegang dia terus 24/7 ga baik buat Djiwa juga... Trus ya matahari pagi itu bagus banget loh buat Djiwa mas... Mas juga pasti sudah tau kalau matahari pagi itu sangat di butuhkan baby new born kayak Djiwa" Tangan kanan Nadya turun mengelus dada suaminya

"Nifas 40 hari lama banget ya Allah" Nadya tertawa saat Rajif meletakkan keningnya di kening Nadya dan berbisik pelan

"Djiwaaaaa.... Liat nih Abi sama Ami mau bikin dedek nih! " Teriak Salsa heboh saat melewati kamar Rajif yang pintunya terbuka lebar

"Diam kau jomblo" Rajif mengatai adiknya tanpa berganti posisi sama sekali dan tak menghiraukan wajah sang istri yang semerah kepiting rebus

"Udah ah sana, Mas mandi dulu gih belom mandi dari pagi Mas itu" Nadya meminta suaminya menjauh hanya agar ia selamat dari godaan adik iparnya yang jahil

"Mandiin dong" Rajif mengedipkan sebelah matanya pada sang istri di hadiahi pukulan keras di lengan kanannya

Menjelang malam hari saat Rajif tengah menunaikan sholat magribnya di dalam kamar, mendadak tidur si kecil terganggu dan mulai menangis

"Sabar ya nak... Abi sedikit lagi selesai sholatnya sabar ya" Nadya memberinya asi dalam botol tangis Djiwa malah semakin kencang hingga akhirnya Nadya memutuskan untuk mengangkat Djiwa dalam gendongannya dan membawanya keluar kamar agar sang suami tak terganggu

"Mbak Nad... Makan dulu, Djiwa biar sama Uti sini" Nadya memberikan Djiwa pada gendongan sang mertua namun bayi itu kembali menangis kencang tak mau berpindah gendongan alhasil Nadya makan sembari tetap menggendong si kecil  Djiwa

"Sini sama Abi" Sudah hampir satu tahun pernikahan mereka dan Nadya tetap terpesona pada saat melihat sang suami usai menunaikan ibadahnya masih dengan baju koko lengkap mengenakan sarung dan songkok di kepalanya benar benar tampan

Rajif mengambil alih putri kecilnya dan seketika bayi berusia dua hari itu diam sangat nyaman dalam gendongan sang ayah

"Mas mau makan dulu? " Tanya Nadya usai bisa menguasai dirinya

"Nanti aja gantian kamu makan dulu dek" Rajif membawa si kecil pergi dari sana agar Nadya bisa meneruskan kembali makan

Nadya melanjutkan makan dengan tenang sembari sedikit berbincang dan mendengar nasehat nasehat dari sang mertua yang jauh lebih berpengalaman mengurus bayi dari pada dirinya

"Mbak Nad ada alergi ga? " Tanya Salsa yang sedari tadi juga ada di sana

"Ga ada sih apa aja makan kok aku" Jawab Nadya meminum susu juga asi booster nya

"Kan katanya ya mbak... Kalo orangtuanya ada alergi itu nurun ke baby bener ga sih? " Tanya Salsa lagi

"Betul tapi ga 100% sih jadi kalo misal baby tiba tiba punya alergi ya belum tentu faktor keturunan juga sebenernya kan banyak faktor faktor lain juga" Sedikit penjelasan Nadya

"Dek... Sholat magrib dulu sana" Almira mengusir putri bungsunya agar bisa berbicara berdua dengan sang menantu

"Mbak Nad kalau ada apa apa cerita Umi ya... Umi selalu ingatkan biasanya Ain itu datang dari mana saja nak jadi menurut Umi tempat ter aman kalau Mbak Nad sama Mamas mau cerita ya ke Abah sama Umi jangan sungkan" Almira begitu menyayangi Nadya seperti putrinya sendiri bagaimanapun juga tali takdir di antara mereka memang terikat kuat

Sejak usia muda Nadya di tinggalkan oleh sang ayah namun ayah Nadya menyelamatkan nyawa suaminya, belum lagi nasib malang wanita cantik itu juga membawanya menjadi menantu yang luar biasa baik bagi Almira sekeluarga

"Pasti Mi... Nanti Umi jangan capek capek dengerin Nadya cerewet ya" Nadya juga sangat bersyukur memiliki mertua sebaik Abah dan Uminya yang tak pernah membeda bedakan anak kandung dan menantu

Nadya menyadari tak ada suara tangis si kecil Djiwa maupun sang suami membuatnya penasaran dan menyusul Rajif ke kamar, pemandangan di hadapannya benar benar menyejukkan hati hingga tanpa sadar mata Nadya sedikit berair

Bagaimana tidak sang suami tengah membaca kitab suci Al-Quran dengan  meletakkan putri kecil mereka di atas bantal khusus bayi di samping sajadah yang ia kenakan

Bayi kecil itu tampak sangat nyaman bahkan tanpa di gendong ia bisa melanjutkan tidurnya tanpa terusik sedikitpun












Bersambung...












Unspoken WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang