22

4.2K 239 19
                                    

Rajif merebahkan kepalanya di paha sang istri saat melihat Nadya sibuk dengan telefon genggamnya di atas tempat tidur menghadapkan wajahnya pada perut buncit Nadya

"Baby... Hari ini happy ga nak? Baik sekali hari ini baby ga buat Ami kerepotan" Kata Rajif menggosokkan hidungnya di perut Nadya

"Astagfirullah Mas geli tau" Ucap Nadya menyingkirkan kepala Rajif dari pangkuannya namun pria keras kepala itu kembali meletakan kepalanya dalam pangkuan sang istri

"Sibuk apa sih dek suaminya sampe dianggurin" Ucap Rajif penasaran

"Ga ada cuman lagi belanja online aja nih" Nadya menunjukan telefon genggamnya pada Rajif

"Gimana tadi sama ibu ibu? Seru ga? " Tanya Rajif memulai obrolan

"Seru lah... Orang kita gibahin bapak bapak" Nadya meletakan ponselnya dan membelai rambut tebal sang suami

"Oh ya? Wahh pantesan tadi saya cegukan" Ucap Rajif membuat Nadya tersenyum

"Mas suka main kuda ya? " Tanya Nadya balik

"Sukaa.. Kuda kudaan juga suka" Puukkk!!! Nadya memukul pelan pipi suaminya bercanda

"Jangan ngomong aneh aneh ih mana tadi ngomong depan mbak Rinjani sama mbak Bella malu tau, kebiasaan mulutnya ini" Omel Nadya

"Itu kan tadi dek Astagfirullah dendamnya ampe sekarang, Baby liat Ami mu... Barusan KDRT ke Abi itu bad ya baby ga boleh tiru" Nadya tertawa tingkah Rajif selalu ada ada saja

"Mas kerja sama bapak menyenangkan ya?" Tanya Nadya, seluruh anak dan menantu yang diundang Bapak Prabowo Subiyanto dalam acara ramah tamah hari ini memang diminta menginap semalam dengan alasan agar rumah menjadi lebih ramai dengan keberadaan para menantu dan cucu cucu beliau walau hanya satu hari menginap

"Seru sih ketemu banyak orang orang hebat, belajar dari orang hebat juga itu luar biasa" Rajif mengelus perut Nadya ia masih saja terkagum kagum pada perut bulat itu di tambah dengan gerakan gerakan kecil yang mulai terasa di tangannya

"Yang mas pernah cerita dulu itu... Duluuu banget itu, Renata ya?" Gerakan tangan Rajif diatas perutnya terhenti dengan begitu tanpa jawaban sekalipun Nadya sudah paham

"Saya sudah biasa aja sama Renata" Jawab Rajif setelah berhasil menguasai dirinya kembali

"Tapi bukan berarti Mas cinta sama aku juga kan? " Mendadak Nadya menyesali ucapannya ia takut seandainya jawaban Rajif tak sesuai yang ia harapkan akan kembali menggores luka dalam hatinya

Rajif kembali duduk menghadap sang istri, menggenggam kedua tangan ibu hamil itu dan mengelusnya pelan

"Pertengkaran kita beberapa waktu lalu benar benar menyadarkan saya Nad, bahwa Allah sudah terlalu baik pada bajingan ini dengan mengembalikan wanita yang paling mengerti saya lengkap dengan kehadiran buah hati diantara kita jadi saya tidak berani meminta apapun lagi" Rajif menatap lamat lamat mata Nadya ia tau pikiran wanita yang tengah mengandung darah dagingnya itu penuh dengan berbagai pikiran dan asumsi tentangnya

"Lalu lagi lagi Allah buat saya malu, bertemu dengan Renata tak ada lagi berdebar di dada saya... Walau saya belum bisa menjanjikan kamu apa apa saya tetap berharap kamu mau menunggu saya sedikit lagi Nadya, kita akan punya keluarga yang kita inginkan saya janji" Tak ada yang Nadya inginkan lagi selain hati suaminya, jika kalian berfikir cinta bertepuk sebelah tangan sudah menyakitkan maka kalian bisa membayangkan se sakit apa pernikahan Nadya selama ini

Mengharap hati yang tak pernah menatapnya sama sekali walau ia temui setiap hari, mengharap cinta dari seorang suami yang tanpa segan mengatakan bahwa cintanya berlabuh pada wanita lain apakah kalian bisa membayangkan hal itu? Betapa menyiksanya tempat Nadya pulang

Mata Nadya berkaca kaca entah laki laki ini yang terlalu pandai bicara atau hatinya yang terlalu naif berulah, lagi lagi Nadya percaya... Kalimat yang diucapkan suaminya ia amini dalam hati dan ia bawa dalam setiap sujudnya

"Mau peluk aja" Nadya merangsek masuk dalam pelukan sang suami dan menghirup dalam dalam aroma tubuh yang selalu ia suka itu

"Baby cewek mas" Ucap Nadya dalam pelukan Rajif

"Alhamdulillah... Dia bakal secantik Aminya berarti" Rajif mencium puncak kepala Nadya beberapa kali

"Lalu dia mungkin di permainkan laki laki gara gara kelakuan Abinya" Walau nada bicara Nadya sarat akan gurauan tetap saja menohok di telinga Rajif

"Saya labrak cowonya, minjem pasukan Pak Indra se Batalyon... Berani sekali main main sama anaknya Rajif cucunya Presiden" Rajif mengalihkan pembicaraan tak ingin Nadya terus menerus larut dalam pemikirannya

"Eh atau kita jodohin sama Arsen aja apa ya?" Nadya mencubit perut suaminya

"Istighfar anak belum lahir mau di jodohin, kalo ternyata yang main main Arsen emang mas berani lawan pasukannya Pak Indra segitu banyak?" Tanya Nadya ikut melantur

"Hmmm... Nanti minjem Paspampres deh" Rajif tertawa pada obrolan random mereka

"Masih jam segini dek, mau istirahat atau mau gabung ke depan? Temen temen yang lain lagi bakar bakar jagung kayaknya" Ucap Rajif melihat jarum jam baru menunjukan pukul 8 malam

"Mau ikut ke depan aja deh, belum ngantuk" Nadya kembali bersemangat ikut bergabung bersama teman teman yang lain

Acara seperti ini membuat Nadya bersemangat rasanya sudah sangat lama ia tak merasakan kehangatan dalam damainya persahabatan seperti ini

"Pakai jaket yang tebal dulu dek, jilbabnya ganti juga" Titah Rajif pada sang istri mengambil pakaian Nadya di dalam koper yang mereka bawa

"Ini nih pake ini aja di luar dingin banget" Rajif memberikan jaketnya untuk Nadya kenakan

"Jaket aku sendiri aja mas... Pake ini nanti aku kayak anak ayam" Ucap Nadya mendapat decakan dari sang suami mau tak mau ia harus menurut walau kebesaran di tubuhnya

Memasuki area halaman yang sedikit temaram Rajif memegang tangan Nadya agar tidak terjatuh karna pencahayaan yang kurang

"Gandengan mulu mau nyebrang ente" Ucap Deril menjahili Rajif dan Nadya

"Diem lu" Rajif tak menghiraukan Deril

"Ini mana yang hamil? Mamas Artis atau istri Mamas Artis? Depe perut so besar dang" Ucap Rendi turut menjadikan Rajif bulan bulanan dan membuat tawa Nadya terdengar

"Iya nih Ren, saya hamil 5 bulan ini kamu so 9 bulan to? " Perdebatan diantara mereka meramaikan suasana malam itu

Malam minggu yang penuh kehangatan dalam keluarga besar Hambalang di penuhi dengan tawa dan nyanyian membuat Nadya sejenak melupakan setiap suara berisik dalam kepalanya





Bersambung...





Oke stop ya hari ini triple update udah, next belum tau mau update bisa kapan lagi doain aja ya 💕 semangattt besok senin 😒




Unspoken WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang