"Mas... Minggu depan aku boleh ikut seminar 3 hari di Bandung ya, biar nanti kalau mau kerja lagi enak aku ilmunya ga ketinggalan" Mohon Nadya pada sang suami yang tengah meletakan kepala dalam pangkuannya sembari bermain game online di telefon genggam miliknya itu
"Memang masih mau kerja lagi? " Tanya Rajif melirik sang istri sekilas
"Iya... Boleh kan? " Tanya Nadya tak sabaran
"Boleh sayang asal kerjaan kamu itu sifatnya refreshing biar kamu ga suntuk di rumah di tambah juga kamu bisa bantu orang lain ya aku pasti bolehin, tapi begitu pekerjaannya berubah jadi toxic kamu ga happy kerjanya kamu terbebani lah apa segala macem udah mending ga usah kerja" Jelas Rajif lagi
"Siap bos" Nadya memberi hormat pada suaminya
"Trus nanti baby sama siapa? " Tanya Rajif lagi
"Hmmm aku ga mungkin bawa baby ke rumah sakit, jadi udah jelas pake suster cuman aku juga ga tenang kalo ninggalin baby sama suster doang kalo misal nitip sama Umi gimana mas? Tetep suster yang urus nanti Umi ngawasin susternya aja gitu" Ucap Nadya sambil menyisir rambut ikal sang suami dengan jari jarinya
"Nanti kita ngomong sama Umi, nanti mampir sebentar sekalian ya" Rajif menghadapkan wajahnya pada perut bulat Nadya dan menciuminya gemas usia kandungan sang istri telah memasuki bulan ke 7 dan akan segera menginjak bulan ke 8 dalam beberapa hari ke depan membuat ruang gerak sang istri kian terbatas
"Tapi kalau misal Umi ga mau ya gapapa sebenernya mas, kan aku bisa buka praktek aja di rumah nanti tinggal ngurus ijinnya sama beli alat alat kalau ada uang" Terang Nadya lagi, Rajif benar benar merasa bersyukur di karuniai istri se pengertian Nadya Andi Rifai
"Ini kita jadi jalan jam berapa? " Tanya Nadya, mereka akan pergi berbelanja kebutuhan bayi pertama mereka
"Oh astagfirullah saya lupa gara gara main game nih, ganti baju bentar dek" Rajif segera bangkit melihat sang istri yang dari tadi sudah siap dengan gamis panjang berwarna hitam dengan motif abstrak juga kerudung panjangnya berwarna moca tampak sangat cocok di tubuh berisi Nadya
*****
Se sampainya di salah satu mall di Jakarta, Rajif dan Nadya berjalan ke salah satu departemen store untuk membeli baju baju bayi mereka
Dari pada Nadya justru sang suami yang terlihat lebih bersemangat membolak balik baju baju bayi yang di display di toko tersebut, Rajif memilih warna warna pastel seperti ungu, kuning, hijau juga merah muda lantaran Nadya tak setuju bayi mereka mengenakan terlalu banyak warna putih dengan alasan akan cepat kotor
"Mas liat deh ini ya? Lucu ini" Nadya mengangkat sebuah baju pesta dengan lengan spaghetti di bagian pundak berwarna merah terang terlihat sangat menggemaskan
"Yang lain aja dek, itu auratnya kemana mana baby" Abi yang sangat posesif
"Tapi kan belum baliq gapapa lah mas" Nadya cemberut ia sudah membayangkan betapa menggemaskannya bayi mereka nanti mengenakan baju yang ia pegang
"Enggak enggak ga boleh nanti kebiasaan kalo udah gede, balikin pilih yang lain aja dek" Nadya mengembalikan baju itu walau ia kesal
Setelah di rasa cukup membeli baju bayi mereka berpindah ke toko lain untuk mencari perlengkapan yang belum di beli seperti botol susu, stroller, alas ganti dan lain lain
Saat melewati sebuah toko yang menjual pakaian dalam wanita Rajif menghentikan langkahnya dan mencolek sang istri di sebelahnya
"Beli yang itu aja di patung dek, gemesin itu" Ucap Rajif menunjuk sebuah pakaian kurang bahan memiliki warna sama sama merah terang yang di pajang di bagian depan toko itu
"Kayak bukan suami aku yang ngomong ya" Wajah Nadya sudah merah padam, ia berjalan mendahului suaminya
"Jangan cepet cepet jalannya dong, tadi katanya mau beli baju kan itu tadi juga baju loh dek" Rajif belum berhenti menggoda istrinya namun tak di tanggapi oleh Nadya, dara cantik itu kepalang malu oleh tingkah random suaminya
Selama berjalan kesana kemari di mall tersebut Rajif kerap di mintai foto bersama oleh beberapa wanita yang mengenal Rajif lantaran ke viralannya pada masa kampanye lalu, tentu saja keduanya tak merasa keberatan
"Aduh mbak minggir dong" Perut besar Nadya tersikut oleh salah seorang penggemar hingga tubuh ibu hamil itu sedikit tak seimbang beruntung dengan cepat salah seorang penggemar yang lain menangkap tubuh Nadya agar tak sampai jatuh ke lantai
Pemandangan tersebut tentu mengejutkan Rajif, ia bahkan sempat menahan nafasnya sesaat melihat Nadya hampir saja jatuh kejadian tersebut tak dapat di biarkan
"Udah dulu semuanya maaf ya istri saya ini, lagi hamil kasian... Udah dulu ya" Mereka semua bahkan belum sempat berfoto baru mengatur posisi saja Nadya hampir celaka bagaimana mungkin sesi foto itu di teruskan?
"Mbak istrinya mas Rajif? Emang mas Rajif sudah menikah? " Tanya salah seorang dari penggemar itu
"Iya saya sudah menikah" Rajif tak bisa berbasa basi ia segera menggandeng tangan sang istri dan pergi dari sana
"Sabar mas... Aku gapapa kok" Nadya mengelus lengan suaminya
"Ya tapi tadi itu hampir aja, kalo kamu kenapa napa gimana? Enak aja main nyuruh istri saya minggir minggir" Rajif masih menggerutu bahkan sampai di dalam mobil sekalipun
"Mending besok besok ga usah di ladenin aja semuanya toh saya bukan artis juga bener pak Indra hidup damai kalo kita ga terkenal dan cari cari ketenaran" Rupanya pria itu kesal sekali dengan peristiwa yang baru saja terjadi
"Sudahh... Mereka ga sengaja" Nadya berusaha meredakan amarah sang suami
"Ga bisa gitu dong dek... Untung tadi sebelah kamu masih ada orang kalo enggak gimana? Kamu jatuh trus kenapa napa gimana? Enteng banget mereka" Rajif mulai menjalankan mobilnya walau ia tetap kesal sedangkan Nadya memilih memainkan telefon genggam Rajif yang berada di tangannya karna handphone miliknya sudah kehabisan daya sejak tadi
Kejadian itu benar benar baru saja terjadi kurang dari 1 jam lalu mungkin, namun sudah ada beberapa akun yang menandai Rajif di salah satu platform sosial medianya
Awalnya Nadya acuh tak acuh hingga ia penasaran dengan banyaknya komentar di sana
'Oh pasti hamil duluan makanya mamas ga bikin resepsi'
'Oh istrinya gendut ya makanya ga pernah di posting'
'Beda jauh banget sama staff bapak yang ono ya'
'Beneran udah nikah? '
'Siapa aja yang denger mamas bilang itu istrinya? '
'Ngebet banget jadi mantu presiden, uppsssss'
Pernikahan mereka tak seperti pernikahan lainnya yang disiapkan dengan matang, di tunggu tunggu dan penuh bahagia serta gegap gempita
Pernikahan mereka memang sangat terburu buru, penuh air mata dan kepasrahan bahkan setelah membaca komentar komentar itu Nadya jadi teringat awal pernikahan mereka dulu saat masing masing dari mereka berdua sama sama sudah tak punya energi untuk membantah perintah orang tua, saat itu hanya sorot mata putus asa di mata Rajif yang benar benar Nadya ingat
Lantas bagaimana bisa ia lancang meminta hati dari prianya?
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Word
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...