"Dek.. Kalo perutnya sakit lagi bilang ya" Ucap Rajif di samping Nadya yang menghadap dinding membelakanginya
"Sakit" Cicit Nadya dengan suara kecil
"Nanti kalau sakit bilang" Rajif mengulangi perkataannya
"Iya ini sakit, udah mas keluar aja dari pada aku emosi" Suara Nadya mulai meninggi merasakan mulas di perutnya di tambah Rajif yang selalu memancing emosi entah mengapa suaminya itu tampak sangat mengesalkan
"Mas... Mas udah keluar aja" Ucap Abah Rajif melerai putra dan menantunya itu, begitu sampai di rumah sakit dan hasil pemeriksaan dokter keluar Rajif segera menelepon keluarganya untuk memberi informasi bahwa Nadya akan melahirkan dalam waktu dekat membuat calon kakek, nenek dan tante itu segera bergegas ke rumah sakit
Rajif bangkit dari sofa berniat menikmati vape nya di luar ruangan namun lagi lagi yang ia lakukan nampak salah di mata sang istri
"Mau kemana? Kok keluar beneran sih" Nadya mulai merengek melihat Rajif yang sangat santai
"Trus mau apa? Sini sini... peluk mau ga? " Rajif menarik nafas dan menghembuskannya beberapa kali mencoba mengerti kondisi sang istri yang tengah berjuang untuk putri kecil mereka
Rajif membantu Nadya duduk memeluk wanita itu dan sedikit memijat di bagian belakang pinggangnya yang menurut dokter dapat mempercepat proses persalinannya serta dapat mengurangi sedikit rasa sakit
"Ngobrol yuk biar ga tegang dek" Rajif mencium puncak kepala Nadya
"Apa? " Tanya wanita itu
"Baby mau di kasih nama siapa ya? Kita belum bikin namanya loh" Rajif meletakkan kepalanya di pundak Nadya mengelus punggung kecil istrinya
"Aku ngikut mas aja" Ucap Nadya yang terus saja menggenggam erat sisi baju yang di kenakan sang suami, menurut pemeriksaan dokter persalinan Nadya termasuk cepat karna kisaran jam 8 malam tadi masih pembukaan 3 saat awal di bawa ke rumah sakit namun saat ini pukul 11 malam telah memasuki pembukaan 8 yang artinya dalam hitungan jam merela akan dapat berjumpa dengan si kecil
"Saya belum kepikiran namanya tapi ga mau kalau namanya susah susah kayak anak sekarang, maunya yang simple aja nanti saya pikirin lagi" Bisik Rajif agar tak terdengar keluarganya biarlah menjadi kejutan untuk mereka nanti
"Aku lagi ga bisa mikir " Nadya menjawab pendek pendek karna sibuk mengatur nafasnya
"Saya pengennya nama yang menggambarkan kisah kita banget gitu dek, yang bener bener bisa ngasih dia tanda gitu... Apa ya?" Tanya Rajif lagi dengan senyum yang tak luntur dari wajah teduhnya
"Aku lagi ga mau mikir ya" Nadya turut tersenyum ia merasa bersyukur bahwa buah hatinya nanti telah di nanti banyak orang, di rayakan oleh seluruh anggota keluarga dan ia juga selalu berharap bahwa si kecil akan dapat memenangkan banyak hati dari orang orang sekitar yang menyayanginya
"Nanti pengen bikin nama yang sepasang biar adeknya nanti cowok trus namanya sepasang gitu kan lucu" Ucap Rajif lagi menggoda istrinya untuk mencairkan suasana mendapat pukulan pelan Nadya di punggungnya membuat pria itu tertawa
Sang istri masih berjuang merasakan gelombang cinta dari anak pertama mereka namun sang suami justru sudah memikirkan anak ke dua
Dua puluh menit berlalu Nadya dan Rajif telah memasuki ruang bersalin lantaran kondisi ibu dan bayi yang normal juga stabil maka dokter menganjurkan Nadya untuk dapat melahirkan secara normal tentu saja ia setuju walau sang suami keberatan dengan alasan tak ingin istrinya terlalu lama menahan sakitnya
Rajif menggenggam erat tangan sang istri membiarkan lengannya menjadi sasaran Nadya melampiaskan rasa sakit yang dirasakan, ia terus saja merapalkan seluruh doa yang ia bisa berharap kelancaran dan kesempurnaan bagi kelahiran putri pertama mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Word
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...