34

1.9K 58 2
                                    


°°°

Deril terlihat melamun saat di ruang kantor. Sedari tadi deril selalu kepikiran adiknya. Suara ponsel yang berdering membuat deril langsung tersadar dari lamunan nya.

Kania calling you

Deril berdecak ketika mengetahui siapa yang menelfon. Deril pun langsung mengangkatnya.

📞: "hallo, sayang, Kamu lagi di mana?"

📞: "kantor." Jawab deril datar.

📞: "oh, aku ke situ ya, boleh kan?"

📞: "ga usah."

📞: "kenapa? Aku gak bakal ganggu kamu
kok, aku cuma mau nemenin kamu."

📞: "gak perlu."

📞: "kamu knapa sih selalu cuek sama aku,
Padahal aku pacar kamu, Selama satu tahun lebih kita pacaran, Kamu gak pernah romantis dikit gitu ke aku."

📞: "ya kalo kamu ga suka sama sifat aku,
Kita putus aja, Gampang kan."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Deril langsung mematikan telfonnya. Deril sangat muak dengan Kania.

Beberapa detik kemudian ponsel deril berdering lagi. Melihat nama kania tertera di layar ponselnya, deril langsung menolak panggilan tersebut dan langsung mengaktifkan mode pesawat.

°°°

Oliv terlihat sedang di kantin sendirian. Jus jeruk yang sudah ia pesan hanya ia aduk-aduk.

"Knapa perlakuan arhan ke adara selalu lembut ya, Giliran ngomong sama gue cuek banget. Apa jangan-jangan mereka pacaran. Ck, Semoga aja mereka ga pacaran deh. Kayaknya gue udah mulai jatuh cinta sama arhan. Arhan Bener-bener perfact banget. Gimanapun caranya, gue harus selalu perhatian ke dia, biar lama-lama dia luluh sama gue." Guman Oliv sembari tersenyum.

Tidak lama kemudian oliv melihat adara datang dan duduk di meja kantin yang kosong, Tatapan adara terlihat kosong.

"Itu Adara kenapa? Kok kaya lagi bad mood gitu." Gumam oliv.

Tidak lama kemudian arhan datang dan duduk di samping adara.

"Ck, Tuh kan. Pasti arhan selalu sama Adara." Ucap Oliv sedikit kesal.

-

"Gue lagi pengen sendiri." Ucap Adara datar tanpa menoleh ke arah arhan.

"Cerita dulu, Knapa kamu diemin aku kaya gini?" Ucap Arhan.

"..."

"Ra, pliss. Kalo aku salah, ngomong langsung, Jangan diemin aku."

"Pergi." Saut adara.

"Aku ga bakal pergi sebelum kamu cerita."

Adara langsung berdiri dari tempat duduknya, saat adara ingin pergi, arhan pun langsung menggenggam tangannya. Pada saat itu juga, bagas dan vino datang.

"Han, Yok latian basket." Ucap vino.

Adara pun langsung melepas genggaman dari tangan arhan. Setelah itu adara langsung pergi.

"Ra!" Teriak arhan.

Adara tidak memperdulikan teriakan tersebut. Arhan pun langsung membuang nafas berat.

"Knapa? Lagi Ada masalah?" Tanya bagas.

Arhan langsung kembali duduk dengan lesu. "Dari tadi dia diemin gue."

Bagas dan vino pun juga ikut duduk.

"Kok bisa?" Tanya bagas.

"Kayaknya dia cemburu gara-gara kemaren ngeliat gue lagi berdua sama oliv." Ucap Arhan.

"Kok bisa lo berduaan sama si oliv? Eh Tapi kalo adara beneran cemburu, berarti adara udah mulai suka dong sama lo." Ucap vino.

"Gue juga sebenernya bingung sama sikap adara. Dia selalu kaya cemburu setiap ngeliat Oliv ngedeketin gue, Tapi sampe sekarang dia belom ngasih jawaban yang jelas tentang prasaannya." Ucap Arhan.

Bagas mengerutkan dahinya. "Maksud lo? lo udah nembak Adara? Tapi adara belom ngasih jawaban, gitu?"

Arhan hanya mengangguk dengan tatapan kosong.

Bagas menepuk-nepuk pundak arhan sembari terkekeh. "Semenjak kapan lo jadi galau kaya gini? Tampang sangar lo jadi ketutup tau gak, haha."

Vino yang mendengar ucapan bagas juga ikut tertawa. Arhan pun hanya menatap tajam ke arah kedua temannya.

"Ada dua kemungkinan kenapa adara belom ngasih jawaban ke lo." Ucap bagas.

Arhan langsung menatap bagas. "apa?"

"yang pertama, bisa aja adara belom bisa jawab karena mungkin sebenernya dia tuh juga jatuh cinta sama lo, tapi mungkin ada sesuatu yang perlu di pertimbangin dulu sama Adara."

"Terus yang kedua?" Tanya vino.

"Ya yang kedua, mungkin adara ga ada prasaan apa-apa sama lo, tapi dia gak enak aja mau nolak, jadi ya adara lebih milih buat gak langsung jawab dulu, gitu." Jelas bagas.

"Tapi adara selalu keliatan ga suka setiap kali ada cewe yang ngedeketin gue." Saut arhan.

Bagas terkekeh. "Ya lo jangan pd dulu, Siapa tau dia lagi ada masalah sama kakaknya, nah terus dia jadi bad mood, Kan lo tau sendiri mood adara suka berubah-ubah."

"Udah kaya psikolog aja lo, Gue Jadi gak semangat gara-gara denger omongan lo." Ucap Arhan.

Bagas terkekeh. "Ya jangan terlalu percaya sama omongan gue, gue kan cuma nebak."

"Ck, Terserah lo deh." Saut arhan.

Arhan langsung beranjak dari duduknya, setelah itu ia langsung pergi.

"Eh, Mau kemana lo! Ayo latihan basket!" Teriak bagas.

Namun arhan tetap pergi.

"Yaudah lah, kita aja yang latihan, lagiankan arhan udah jago, ngapain juga dia latihan segala." Ucap vino.

"Yaudah, yok."

Bagas dan vino pun langsung pergi untuk latihan basket.

°°°

Saat ini adara terlihat sedang membaca novel di dalam kelas. Oliv pun datang dan langsung duduk di samping Adara karna kebetulan fara sedang keluar.

"Hei, ra."

Adara langsung menoleh ke arah oliv, setelah itu adara kembali menatap buku novelnya.

"Em, gue mau nanya, boleh?"

"Apa." Ucap Adara tanpa menoleh.

"Lo tuh pacaran sama arhan ga sih?"

Adara langsung kembali menatap oliv. "emang kenapa."

"Ya ga papa, gue cuma pengen tau aja, Lo ga pacaran sama arhan kan?"

Adara hanya menggeleng. Oliv pun langsung tersenyum girang.

"Lo beneran ga ada hubungan apa-apa sama arhan?"

"Enggak, Kenapa? Lo suka sama dia?" Tanya adara datar.

Oliv mengangguk sembari tersenyum. "Iya, kayaknya gue mulai suka deh sama arhan."

Adara pun langsung kembali menatap novelnya.

"Yaudah deh, ra. gue cuma mau nanya itu doang, thanks ya."

Adara hanya mengangguk. Setelah itu Oliv pun langsung pergi. Adara langsung membuang nafas berat. Benar yang di bilang fara, jika dirinya tidak segera memberi jawaban tentang prasaan nya ke arhan, bisa-bisa nanti ada orang lain yang membuat arhan nyaman.


BERSAMBUNG

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang