Bab 28 (Akhir?)

291 30 0
                                    

"ini tempat nya Om?" Ragu Shasa.

"Kalok di map sih iya Sha" ucap Ollan kembali mengecek alamat di handphone nya.

"Tapi kok saya ragu ya, Nayla ada disini"

"Om juga ragu Sha, tapi kalok enggak kita cek enggak tau juga"

Saat Ollan hendak maju mengecek tempat itu, Shasa tiba-tiba menarik tangan Ollan.

"Kenapa Sha" kaget Ollan.

"Bantar Om, kek nya itu Davin Om. Iya Om itu Davin" Ollan kembali menengok kepada 4 orang yang berdiri tak jauh dari pintu tempat boling.

"Bukan cuma Davin, 3 orang itu yang mukulin saya waktu itu" ucap Shasa mengingat ke 3 orang yang sedang bersama Davin.

"Bantar Sha, kalok gitu Om coba telfon Ayah kamu dulu-"

Saat hendak menelfon Ferrel, tiba-tiba terdengar teriakan seorang gadis dari dalam tempat boling itu.

"Aaaaa..."

"Om itu suara nya Nayla" ucap Shasa saat ia hendak mengeluarkan handphone nya tangan nya tak sengaja menyenggol sebuah tong disamping nya.

Tong itu menciptakan suara yang cukup nyaring, mengundang atensi Davin dan 3 orang lain nya.

"SIAPA ITU" teriak pria berbadan besar.

"Waduh, kabur Sha" titah Ollan.

"WOY JANGAN KABUR KALIAN!" Teriak pria berbadan besar itu lalu mengejar Shasa dan Ollan.

"Mencar Sha" titah Ollan, lalu berlari ke arah lain.

Pria tadi masih mengejar Ollan, beruntung nya pria tadi tak melihat Shasa yang bersembunyi diantar tumpukan tong.

"Sekarang gua harus apa coba, kalok gua diem disini nanti juga bakal ketauan. Tapi kalok pindah juga riskan" Shasa menggaruk kepala nya frustasi.

"Gua coba chat Ayah aja kalik ya"

"Aduh kenapa pakek acara hilang sinyal segala sih" decak Shasa.

"Ngapain lu disini? Mau nyelametin Nayla?" Ucap Davin yang tiba-tiba berdiri di belakang Shasa.

Davin langsung mengarahkan pukulan ke arah Shasa, untung nya Shasa berhasil menghindar.

"Mau sok jadi pahlawan tenyata" ucap Davin dengan remeh.

"Ck! Sebener nya apa sih yang lu mau dari Nayla?!"

"Banyak, tapi yang paling penting badan nya" jawab Davin singkat.

Shasa menatap tajam Davin, tangan nya mulai terkepal.

"Kenapa lu enggak terima sini maju" tantang Davin.

~~//~~

Ting...

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kagum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang