Esok hari nya sesuai dengan janji Fritzy ke Moreen hari ini mereka akan bertemu. Dan hari ini juga Fritzy akan menerima hati Moreen, setelah pertimbangan dan pemikiran nya mengenai perasaan nya ke Moreen akir nya Fritzy memutuskan untuk menerima nya.
"Ehem~ ada yang mau confess ni" goda Lily dari ambang pintu kamar Fritzy.
"Akir nya di terima juga" lanjut nya lalu berjalan mendekati sang Adik.
"Biar gak kalah sama Kak Lily" jawab Fritzy sambil menyisir rambut nya.
"Pft-" Lily di buat terkekeh mendengar penuturan Fritzy.
"Iya sih, berarti anak nya Ayah tinggal 1 ni yang HTS" ucap santai Lily, entah dari mana tiba-tiba sebuah boneka terbang mengenai nya.
"Aduh!" Pekik nya lalu mengambil boneka itu.
"Apa ya, kok saya merasa tersindir" ucap Shasa yang berdiri di ambang pintu dengan melipat ke 2 tangan nya di depan dada.
Ternyata boneka tadi Shasa yang melempar. "Hehe kan fakta Kak ✌🏻" ucap Lily membuat Shasa memutar mata nya malas.
"Sabar kalik lagi proses" ucap Shasa.
"Proses mulu, perasaan kemaren jalan di taman udah kek orang pacaran" cibir Fritzy tanpa memandang Kakak nya, pasal nya saat ini ia sedang fokus mengaplikasikan make up tipis di wajah nya.
"Ya-"
"Apa ragu? Kek nya Kak Shasa bukan ragu deh tapi pengen maruk" potong Lily.
"Maksud?"
"Ya ragu antara ambil Nayla atau Lan-" ucapan Lily terhenti kala Shasa menarik kerah baju nya seakan mengajak berkelahi.
"Kalian kalok mau baku hantam di luar aja jangan di kamar gua!" Tegur Fritzy memandang tajam ke 2 Kakak nya.
"Hehe denger tu ✌🏻 damai kita bercanda doang. Tapi bener kan?" Belum juga Shasa membalas ucapan Lily ia sudah mendengar sang Bunda berteriak memanggil nya.
"Tu Kakak di panggil Bunda, mending Kakak turun deh samperin sana" ucap Lily membuat Shasa mau tak mau membiarkan Lily saat ini.
"Padahal fakta tapi ngelak banget tu anak" gumang Lily kala Shasa sudah pergi menemui Bunda nya.
"Ya nama nya juga nama nya Kak, kalok kata aku sih biarin aja dulu" timpa Fritzy lalu beranjak menuju kamar mandi nya untuk ganti baju.
"Rumit ya" monolog Lily lalu keluar dari kamar Fritzy tak lupa ia juga menutup pintu kamar nya.
...
Jam menunjukan pukul 14.40 Fritzy sudah siap, ia langsung bergegas menemui Pak Tio agar mengantar nya ketaman.
Tak butuh waktu lama Fritzy sudah tiba di taman 5 menit lebih awal.
"Saya izin pamit dulu ya neng" pamit Pak Tio yang di angguki kepala oleh Fritzy.
Sepergi nya Pak Tio Fritzy langsung mencari bangku kosong guna menunggu Moreen. Tepat pada jam 15.02 dari kejauhan Fritzy melihat Moreen yang berlari kecil ke arah nya.
"Maaf ya Zy, kamu udah lama?" Tanya Moreen sambil mengatur nafas nya.
"Santai aja Mor sini duduk dulu" ucap Fritzy sambil menepuk bangku kosong di samping nya.
"Ni minum dulu" ucap Fritzy sambil menyerahkan minum yang ia bawa.
"Makasih" terima Moreen.
Hening kembali datang Fritzy juga tak langsung membuka pembicaraan, mereka saling diam menikmati sore yang cerah. Dari yang awal nya taman itu sepi perlahan mulai ramai akan anak-anak, Fritzy masih juga diam. Tiba-tiba tangan nya menggenggam erat tangan Moreen yang bebas di samping nya, jelas hal itu membuat Moreen tersentak.