TIGA PULUH SATU

102 5 2
                                    

"Nolak?"

Husain

_

_

_

Husain melihat ke arah jihan dan agam
"Gimana jawaban miya"

"Maaf sen miya nolak"agam melihat ke arah husain

"Nolak?"husain terdiam cukup lama mendengar perkataan agam

"Menurutku miya hanya butuh waktu mungkin dia masih syok waktu ke jadian kemarin, kamu jangan nyerah sen aku tau miya kayak gimana"jihan menenangkan husain yang terpaku atas jawaban miya

Husain hanya mengangguk menyandarkan bahu nya ke kursi memejamkan mata Rasanya sesak di dada wanita yang ia cintai menolak nya

"Yang sabar sen, jodoh gak akan kemana"agam menepuk bahu husain supaya kuat menghadapi kenyataan

"Assalamualaikum gamm" suara teriakan laki laki dari luar rumah

"Kayak suara haikal?"agam berdiri untuk membuka pintu

"Haikal?"agam melihat haikal yang tersengah seperti di kejar seseorang

"Ko ada di sini?"

"Ada istri mu?"nafas haikal tersengah tanpa menjawab pertanyaan agam

Tiiiiiiit tiiiiiit

Miya membuka mata rasanya sangat berat miya meraba sekita mencari benda pipih
Mata miya terpakasa terbuka karna cahaya handpone terlihat pukul 13.00 dan telepone dari jihan

"Iya jihan ada apa?"miya mengucek matanya yang terasa berat

"Miy? Kamu di mana?"

Bukan suara jihan tapi rasanya ia kenal dengan suara itu
'Haikal?'

"A-aku di rumah"miya sedikit kaget bukan suara jihan yang ada di telepone

"Kunci pintu jangan ada yang keluar!"terdengar suara haikal yang hawatir

"Emang nya ada apa?"miya ikut hawatir mendengar perkataan haikal

"Adik kamu ada kan di rumah"haikal terus memberikan pertanyaan

"Adik aku? Adik aku lagi keluar,ko kamu bisa tau adik aku?"miya bingung mendenagr perkataan haikal selama ini ia tak pernah cerita ke haikal.tentang adik nya

"Telepon sekarang adik kamu!! Dia dalam bahaya!!"

"Emang ada apa?"miya semakin hawatir mendengar perkataan haikal tentang dena

"A-ayah aku namanya azzam dia ingin ngebunuh kalian"

'Azzam? Bukanya nama ayah'sedetik kemudian miya mengerti maksud haikal dan berlari keluar kamar terlihat televisi yang menyala

"DENAAAA!!"miya berteriak mencari sosok dena di seluruh ruangan

"DENAAAA!!"miya kwmbali berteriak dada nya sesak takut terjadi sesuatu

"Ada apa? Ko teriak teriak?"nia melihat miya hawatir

"Dena kamana bu?"miya segera bertanya keberadaan dena

"Dena belum pulang dari pagi, emang nya ada apa?"nia mengerutkan dahi bingung dengan miya

"Astagfirullah"

"Dikabarkan terdapat nya seorang wanita berumur 19 tahun meninggal dalam mobil taksi usai ke tabrak kereta api yang sedang melaju, kondisi mobil hancur meledak di area temapat kejadian"suara seorang wartaman dari televisi

Deg

"Tak tau apa motif dari wanita umur 19 tahun itu, terdapat buku yang sudah terbakar dan bunga mawar putih di jok belakang dengan tulisan "teruntuk ka miya" teruntuk yang bersangkutan tolong ke kantor polisi secepat nya"

Tubuh miya bergetar dada nya sangat sesak ketika mendengar wartawan itu berbicara di televisi

"De-dena"mata miya lurus melihat televisi yeng menapilkan evakuasi seorang perempuan yang sangat mirip dengan dena

Nia menutup mulut tak percaya yang ia lihat di televisi

"DENAAAAA"Miya berteriak wajahnya memerah rasa sesak di dada terus bertambah setiap detik

"Denaaaa"air mata lolos mengenai pipinya isakan tangis terdengar jelas dari miya

Nia langsung memeluk dena "yang sabar sayang"

Miya terus berteriak memangil dena dengan tamgisan yang terputus

"Dena bude..."badan miya terasa sangat lemas bahkan tak.mampu menompang tubuh nya sendiri

"Sayang sayang"nia hampir terjatuh menahan tubuh miya yang lemas jatuh

"Denaaa"lirih miya dengan isakan tangis mata nya setengah tertutup rasa pusing di kepala langsung
Menyearng kepalanya

"Sayang yang sabarrr"nia menepuk pipi miya mata miya yang tertutup

"Dena"mata miya terasan sangat berat

Rasanya ia tak percaya mendengar adik nya di nyatakan meinggal dengan ke adaan teragis

"Denn"rasanyeri terus bertambah setiap detiknya setelah itu semuanya gelap

🖇🖇🖇🖇

Zahra melihat berita televisi rasanya hatinya sesak melihat dena di evakuasi dengan luka bakar yang serius

"Kenapa aku sedih? Seharusnya aku senang"zahra mengusap air mata, lalu tersrnyum bahagia

Zahra menelepone polisi sambil tersenyum walau hatinya sesak

"Pak saya ada bukti......"

 STORY MIYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang