MIYA AZZAHRA seorang perempuan yang mengagumi peria yang menuntun hijrah nya yang bernama HUSAIN SIDIK
latar kehidupan mereka berdua sangat berbeda
miya sejak kecil orang tuanya sudah bercerai tidak ada namanya ke harmonisan di dalam keluarga
berba...
Tak lama pintu ruangan itu terbuka menapilkan miya yang tersenyum "Dena-"
Mata miya membulat bukan dena yang ia temui tapi
"Miftah?"
"Hai"miftah terdenyum melihat miya
"Hai ko kamu di sini?"miya melihat sekilas buket yang ada di tanganya
"Congratsss miy"miftah memberikan buket yang ada ditanganya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Makasihhh, eh tau dari mana aku sidang sekarang?"miya menerima hadiah dari haikal Sambil tersenyum tak enak
"Aku tanyain ke ayah ku"miftah terkekeh sambil menggaruk kepala walupun tidak gatal
"Ayah?"miya mengerutkan dahi bingung
"Saya"suara laki laki dari belakang miya
"Yah"haikal melambai ke arah lelaki yang di belakang miya
Miya melihat ke arah suara "Pak devan? Ayah kamu?"
Miftah mengangguk semangat
Pak devan yang mesidangi miya beliau memang dosen di kuliah ini pantas saja miftah tau sidang miya orang yang ngesidangin miya ayah miftah
"Kaka........."teriak dena dari jauhseraya berlari ke arah miya
"Kaka udah keluar congratssss"napas dena tersengah seraya menyodorkan coklat silver queen ke arah miya
"Makasihhhhhhhh"miya memeluk adik nya itu
"Sama sama"dena membalas pelukan erat
Dena melihat ke arah devan dan miftah 'Bukanya cowo tadi yang bawa buket?'
Miya melepaskan pelukan mengerti tatapan dena ke arah miftah dan devan
"Ini temen kaka namanya miftah dan yang di sebelah nya ayah miftah pak devan"miya memeperkenalkan satu persatu
"Nama saya dena adik ka miya"dena tersenyum ke arah lelaki yang ada di depan nya
"Miy?"mifath melihat ke arah miya
"Ada apa?"balas miya seraya menatap miftah
"Saya mau taaruf sama kamu apa boleh?"miftah menundukan pandangannya tak berani melihat ke arah miya
"Taaruf?"miya tercengang begitu juga dengan dena sedangkan devan hanya tersenyum melihat anaknya berani melamar wanita yang selalu ia ceritakan ke padanya