TIGA PULUH EMPAT

68 3 2
                                    

~aku nerima kamu husain~

Miya

_

_

_


Miya memakan nasi goreng has nia tapi bedanya tak ada lagi dena di samping miya

"Miy?"nia melihat ke arah miya yang menatap kursi dena

"Iya bude?"miya melihat ke arah nia yang menatap nya dalam

"Udah hampir satu bulan loh dena pergi, kamu masih gak ihlas?"nia hanya menatap dalam miya

"Aku udah ihlas ko bude, tapi.... rasanya masih sakit kalo keinget dena"miya menatap ke bawah hatinya selalu sakit mengingat dena

"Sayang sedih boleh tapi jangan berlarut larut ke sian dena di sana ngeliat kamu tiap malem nagisss terus, gak ke sian ama dena?"nia mgusap tangan miya

"Ta-tapi bude rasanya gak adil kenapa dena harus meninggal secara teragis, itu juga sama ayah, padahal kan aku yang ngebesarin dena, ayah ama bunda gak pernah tuh ngejenguk kita berdua"miya menutup muka nya yang basah rasanya tak adil

"Sayang, bude ngerti banget perasaan kamu tapi... ini udah takdir kita harus menerimanya allah gak mungkin memberi ujian kepada hambanya melebihi kemampuanya"

"Berperasangka baik ama allah yakin bahwa ini yang terbaik bagi kamu dan dena ok"nia mengusap pipi miya supaya tenang

Miya mengangguk menenangkan dirinya sendiri danberusaha ihlas apa yang sudah terjadi

"Dan satu lagi kamu mau nerima husain?"

Pertanyaan nia membuat miya terpaku ia bingung jawaban apa yang harus di sampaikan sama bude

"Bude miya bingung"miya mematap ke arah zahra

"Kesian husain bagaimana pun keluarganya juga ingin dapet ke pastian"nia melahap makanan yang ada di meja

"Sebenarnya umi miya suka sama husain tapi.. miya takut ke ulang lagi semuanya nanti ada korban lagi gimana? Miya gak mau bahagia di atas penderitaan orang lain"miya kembali melihat ke bawah tak berani melihat ke arah nia

"Sayang... bude tau miya itu udah siap secara mental maupun pisik untuk menikah, kenapa kamu hawatir akan masa depan? Bukan kah sudah ada yang mengatur? Tugas kamu hanya terus memperbaiki diri"

"Kata siapa kamu bahagia di atas penderitaan orang lain? Itu bukan penderitaan tapi itu kesalahan mereka kita gak bisa menannggung ke salahan orang lain ke kiat itu keputusan mereka"

Miya mengangguk mantap mendengar perkataan nia rasanya selama ini nia bukan lagi sebagai bibi tapi terasa sepeti bunda yang tak pernah ia dapatkan dari zahra

"Aku akan nerima husain bude"miya tersenyum mengambil handpone yang ada di samping nya

Jihan

Jihan?

Iya miya?

Minta tolong
Ke husain aku nerima husain  sebagai
Imamku dam suamiku

Beneran miya?
Selamattt miya cantikuuuu

Miya tersenyum bahagia walaupun hatinya sedikit sakit tak ada dena di samping nya

"Semoga pilihan  kamu adalah jodoh kamu di dunia maupun ahirat"nia tersenyum lega melihat miya yang bahagia

"Amiiiin"

Ting ting

Miya kembali melihat handpone

Jihan

Miya kata husain
Lusa boleh ke rumah kamu?
Soal nya orang tua husain gak bisa lama
Lama di bandung karna pesantren
Di medan

Gak papa tapi kamu lusa ke sini ya!

Siap bos
Lusa aku ama bang
Agam dateng!!

Miya terkekeh melihat chat dari jihan
"Bude keluarga husain lusa dateng ke sini"

"Iya gak papa"

🖇🖇🖇🖇

"Ini handpone saya"zahra menyodorkan handpone ke arah seorang peria

Peria itu mengambil handpone yang di sodorkan zahra di tangan nya sudah ada segepok uang

"Ingat di saat paling bahagia!!"zahra menegaskan kata kata nya di kata terakhir.

Peria itu tersenyum melihat zahra
"Apa kamu yakin memberi harta ini kepada ku semuanya?"

"Saya gak akan rugi sama sekali, tugas mu mudah hanya menuruti apa kata perintah saya"zahra menatap tajam ke arah peria itu

"Siap bos"pria itu tersenyum melihat segepok uang dan aset tanah yang akan menjadi milik nya

Zahra berjalan pergi dari gang gelap itu
Rasa puas terlihat dari matanya tentang apa yang ia lakukan

"Kamu harus menanggung semua nya nia"zahra tersenyum puas

 STORY MIYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang