01

18.8K 755 2
                                    


Jaemin berjalan lemas ke arah kamar, pemuda manis itu baru saja pulang sekolah setelah pelajaran terakhir adalah matematika.

Huh, Jaemin mau bilang ke guru yang buat jadwal pelajaran kelas dia. Kenapa matematika harus ada di jam pelajaran terakhir yang jelas-jelas jam terakhir itu sangat amat menguras tenaga? Kenapa gak jam pelajaran pertama aja karena otak belum tercemar sama pelajaran lainnya.

Meski sama-sama pusing.

Yaudah lah!

Pemuda manis itu memilih memejamkan matanya.

tok tok tok.

"Nana, jangan lupa makan. Papa mau ke luar nanti pulang nya agak malam sama ayah." Suara di luar terdengar, itu suara sang papa.

"Oke pa, hati-hati." Jawab Jaemin, sedikit berteriak. Tak ada jawaban, artinya sang papa sudah pergi.

Pemuda manis itu memejamkan matanya, tak lama tertidur. Menghiraukan ucapan sang papa untuk makan, karena sungguh ia sangat amat pusing dan ingin tidur secepatnya!

...

"eunggg~" Jaemin menggeliat dalam tidurnya, pemuda itu membuka mata perlahan dan menatap sekeliling ruangan.

Tunggu!

Ini bukan kamarnya, dari warna chat nya aja beda kok!

Ini bukan kamarnya, terus ini kamar siapa?

Nggak mungkin, kan. Kalau Jaemin di culik habis itu di sekap di kamar ini? Yang sayang nya Jaemin suka sekali dengan warna juga barang-barang yang ada di dalamnya.

Bentar, kenapa malah kesini?

Anjir.

Pemuda manis itu buru-buru beranjak dari kasur dan sedikit meringis saat kakinya sangat sakit, Jaemin buru-buru menatap kaki nya lalu memekik keras.

Darah!

Jaemin takut darah, sungguh. Di kaki nya terdapat darah, cukup banyak.

Tapi, kok bisa? Perasaan Jaemin gak ada luka sedikitpun kok!

Dia juga gak jatuh atau apapun itu!

Brak

"Tuan muda, anda tak apa?" Jaemin tersentak saat beberapa orang berjalan mendekat kearahnya.

"Takut hiks..." Isak Jaemin, tentu membuat beberapa orang itu diam.

"Takut darah hiks.. Papa Nana takut huwaaaaaaa!" Tangisan Jaemin pecah, tentu membuat beberapa orang saling berpandangan dan kelabakan sendiri.

"Ada apa ini?" Suara berat terdengar, beberapa orang itu melangkah mundur.

Ada pria tampan di depannya, sangat tampan tapi wajahnya sangat datar! Pria itu juga memiliki kulit pucat.

"Tadi tuan muda berteriak, tuan. Tuan muda juga menangis karena takut dengan darah." Ucap salah satu nya, pria itu mendekat kearah Jaemin.

"Cepat panggil dokter Kim." Titah pria tampan itu saat melihat Jaemin.

Pria tampan tadi membawa Jaemin dalam gendongannya menuju kasur, Jaemin masih terisak kecil meski kagum dengan wajah bak dewa pria tampan di depannya.

transmigrasi nana [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang