14

6.6K 469 37
                                    


Minjae dengan di bantu salah satu maid keluar dari ruang bawah tangan, kepala pemuda manis itu tertunduk dengan ringisan yang terus keluar dari bibirnya.

Keinginan Jaemin di kabulkan, meski Sehun dan Jaehyun menolak dengan keras tapi melihat wajah memelas Jaemin membuat keduanya luluh.

Sehun dan Jaehyun menatap pemuda manis itu malas, begitu dengan Siwon yang kini memfokuskan dirinya pada si bungsu.

"Berterima kasih pada Jaemin." Ucap Jaehyun, Minjae dengan pelan mendongakkan wajahnya yang penuh dengan air mata.

"Untuk apa?" Jawab Minjae, pemuda manis itu menatap Jaemin dengan pandangan tajam.

"Karena adikku kau bisa keluar dari sana, berterima kasihlah." Kata Jaehyun, tatapan Minjae pada Jaemin yang tengah fokus memakan puding di gendongan sang ayah membuat Jaehyun menggeram.

"Dia hanya sedang memainkan drama murahannya itu." Sinis Minjae.

Sehun mendekat, tangannya terangkat menampar pipi Minjae. Membuat wajah pemuda manis itu tertoleh ke samping, ringisan dan tangisan kembali terdengar.

"Bawa dia pergi." Titah Sehun, membuat maid membungkuk sebelum melangkah meninggalkan mereka.

Jaemin mendengar suara tamparan itu terkejut, menatap Sehun dengan tatapan takut. Pemuda manis itu memeluk tubuh Siwon erat, seolah dirinya benar-benar takut.

Siwon berjalan meninggalkan mereka, tak memikirkan soal Minjae. Biarkan Sehun yang mengurus, akan lebih baik jika pemuda itu pulang ke rumah orang tuanya.

Siwon mengusap punggung Jaemin yang terus mengatakan takut, pria tampan itu membawa Jaemin untuk duduk di sofa.

Menenangkan Jaemin, bahkan puding yang pemuda manis itu makan terjatuh.

"Jangan pukul nana hiks.. sakit"

"Tidak ada yang memukul mu, berhenti menangis."

Tangisan Jaemin semakin kencang, Siwon menghela nafas. Kembali beranjak, meminta maid untuk membuatkan Jaemin susu.

Pria itu menimang Jaemin layaknya bayi, berjalan ke sana kemari menunggu susu yang maid buatkan selesai.

"Tuan." Siwon menoleh, mengambil botol susu yang maid berikan.

"Berhenti menangis, minumlah."

Jaemin diam meski isakan kecil masih terdengar, pemuda itu memasukan dot dalam mulutnya dengan botol susu yang Siwon pegang.

Di rasa Jaemin tenang, pria itu kembali duduk di sofa dengan tv yang menyala.

Membalikkan tubuh Jaemin agar menghadap tv yang menayangkan kartun.

Jaemin asik menonton, begitu dengan Siwon yang mau tak mau ikut menonton.

"Nana."

Pemuda manis itu menoleh, mendapatkan Sehun yang mendekat kearahnya. Jaemin beringsut takut memeluk Siwon, melihat Sehun membuatnya takut.

"Mau bobo." Ucap Jaemin.

Siwon beranjak, hendak berjalan menuju kamar namun anak sulungnya itu menghentikan langkahnya.

Membawa Jaemin dalam gendongannya meski sang adik menolak, bahkan menangis keras. Namun tak Sehun hiraukan, karena saat mulut itu tersumpal dot maka tangisan Jaemin akan berhenti.

Semudah itu, membuat Sehun tak perlu memikirkan banyak cara agar Jaemin diam.

Melangkah menuju kamarnya, tangan pria itu mengusap punggung Jaemin. Membuat pemuda manis yang lelah menangis itu menatap sekitar dengan tatapan sayu, mengantuk.

transmigrasi nana [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang