Kini ruang rawat Jaemin hanya ada pemuda manis itu dan Jeno, sedangkan kedua kakak mereka berada di luar untuk membeli makanan."Kamu cari aku?" Tanya Jaemin, menatap Jeno yang sejak tadi diam.
"Iya."
"Kenapa Jen?"
"Wajah kamu gak asing." Jawab Jeno.
"Mungkin kita pernah bertemu sebelumnya." Kata Jaemin, pemuda tampan itu pasti sudah bertemu dengan tubuh ini sebelumnya, kan?
"Bukan itu."
"Lalu?" Jeno menghela nafas pelan.
"Sulit untuk dijelaskan."
"Coba jelaskan lebih dulu, mungkin aku akan mengerti."
Jeno menatap Jaemin yang juga menatapnya kemudian menggeleng.
"Kamu akan tau nanti." Jaemin menatap Jeno bingung, ditambah saat tangan pemuda tampan itu terulur mengusap surainya.
"Aneh."
Jeno dengar, tapi memilih diam.
...
Jaemin sudah di perbolehkan pulang, pemuda manis itu kini tengah berbaring di ranjang dengan memainkan ponsel.
Membiarkan Jaehyun mencari barang yang pria itu butuhkan untuk di buang.
"Dimana lagi?" Tanya Jaehyun, ditangannya terdapat satu botol obat penenang yang masih terisi banyak.
Jaemin mendongak kemudian menggeleng, jujur Jaemin tak tau dimana Choi Jaemin menaruh botol obat itu.
Ada gila-gilanya nih orang, batin Jaemin.
Jaehyun menghela nafas, pria tampan itu kemudian keluar dari kamar Jaemin untuk membuang botol itu.
Jaemin hanya membiarkan, lagipula Jaemin tak pernah meminumnya.
Bosan dengan ponsel yang ia pegang, pemuda manis itu menatap langit-langit kamar dan memikirkan ucapan Jeno kemarin.
Jaemin akan tau nanti, nanti itu kapan? Batin Jaemin.
Pemuda manis itu berusaha mengingat apa dirinya pernah bertemu dengan Jeno sebelumnya, namun Jaemin kemudian menggeleng tak tahu.
Sungguh!
Menghela nafas kasar, pemuda manis itu turun dari ranjang. Berlari kecil keluar kamar menuju pintu utama, tentu membuat bodyguard yang menjaga di depan kamarnya panik melihat Jaemin berlari.
"Tuan muda." Jaemin tak menghiraukan, bahkan menuruni tangga dengan cepat hingga berada di tangga terakhir Jaemin merasakan jika tubuhnya akan terjatuh tapi salah satu bodyguard menahan tubuhnya.
"Anda baik-baik saja tuan muda?" Jaemin mengangguk, melepas tangan pria itu kemudian kembali berlari menuju pintu utama, bahkan tak sadar jika Sehun menatapnya sejak tadi.
"Haechan!" Pekik Jaemin, pemuda manis itu memeluk tubuh Haechan. Entah kenapa, padahal kemarin udah ketemu ya.
"Aduh lepas, sesak tau." Ucap Haechan, Jaemin hanya tersenyum.
"Ayo masuk!" Haechan mengangguk, pasrah saat Jaemin menarik tangannya entah kemana.
"Pilih yang kamu mau." Ucap Jaemin, mengajak Haechan masuk ke minimarket yang ada di rumah.
"Hah?"
"Hah?"
"Kok ikutan hah, sih? Ini beneran?" Jaemin mengangguk.
"Iya, ayo kamu pilih sesuka kamu. Gratisss."
Sungguh, Haechan tak percaya melihatnya.
"Tunggu apalagi, let's gooooo!"
Yaudah lah, kapan lagi ke minimarket gratis.
Kedua pemuda manis itu asik memilih cemilan yang mereka suka, minuman juga beberapa mie instan. Mereka mau mukbang, stttt jangan bilang siapa-siapa.
"Nanti sisanya biar bibi yang bawa, kita harus cepet amanin mie instan biar gak ketauan." Bisik Jaemin, Haechan mengangguk.
"Tapi takut, sedikit."
"Ada aku, ayo!"
Mereka berjalan cepat menuju kamar Jaemin dengan membawa satu paper bag besar berisi kesukaan mereka, namun suara Sehun saat mereka hendak masuk ke kamar membuat keduanya menghentikan langkah dengan jantung berdetak kencang.
Mampus, batin keduanya.
"Haechan."
"Iya?"
"Apa Jongin ada di rumah?" Tanya Sehun.
Jaemin dan Haechan saling berpandangan, padahal udah degdegan tapi nanyanya cuma gitu doang.
Doang ceunah.
Haechan mengangguk, Sehun juga. Pria itu kemudian berlalu meninggalkan keduanya.
Keduanya menghela nafas lega.
"Ayo!"
...
Niat Haechan cuma main ke rumah Jaemin, tapi karena sedikit paksaan dari Jaemin ia jadi menginap.
Jongin yang mengantarkan pakaiannya, sekarang mereka tengah makan malam bersama.
Terlihat jika Jongin dan Siwon tampak akrab, karena mereka beberapa kali mengobrol.
Setelah selesai keduanya memilih ke kamar, untuk menonton film sementara yang lain tengah mengobrol di ruang tamu.
Cukup lama sebelum Jongin pamit.
Pria manis itu akan pulang dengan supir, tapi Siwon mengatakan untuk Sehun saja yang mengantarkan.
Jongin awalnya menolak, takut merepotkan. Tapi akhirnya setuju karena dipaksa, ya begitulah keluarga ini.
"Kakak hati-hati dijalan." Ucap Haechan dan Jaemin, Jongin mengangguk.
"Abang." Panggil Jaemin.
"Ya?"
"Nana mau titip makanan, boleh? Apa aja." Sehun mengangguk.
"Oke terima kasih! Abang hati-hati dijalan." Jaemin dan Haechan berjalan menuju kamar meninggalkan Sehun dan Jongin yang kini berjalan menuju mobil.
...
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi nana [✓]
FanfictionHuang Jaemin, pemuda manis yang tak sengaja tertidur setelah pulang sekolah tiba-tiba saja bangun di dalam kamar yang tak Jaemin tau milik siapa. [⚠️ Mengandung unsur bxb/BL]