♬
♬'Siapa... Mungkinkah?' -Jo.
'Atau...
Jo perlahan menggeser pintu ruangan tersebut menampilkan pemandangan seorang pemuda yang tengah memainkan piano yang sudah lama tak terpakai itu.
Ia berjalan mendekat. Seseorang yang sebelumnya memakai seragam sekolah putih kini berganti menjadi kemeja merah muda karena ilusinya. "Siapa... Apakah kau?"
Harua, ia tersenyum masih dengan memainkan piano itu tanpa merasa terusik atas kehadiran Jo.
Jo semakin berjalan mendekat. Membuang tas selempangnya ke lantai dengan kasar lalu berjalan lebih cepat mendekati Harua.
Ia menarik kerah kemeja pemuda yang lebih pendek darinya membuat sang empu reflek berdiri dan terangkat sedikit karena ulah Jo yang menyudutkan Harua dengan piano.
Nafasnya terengah karena terkejut. "Aku bertanya, siapa kau sebenarnya" Marah Jo yang masih mencengkram kerah kemeja Harua.
"Ya? Eh, Tunggu sebentar" Pinta Harua yang mengira jika Jo salah paham terhadap dirinya -Mengira jika orang di depannya marah karena Harua adalah orang luar.
"Bagaimana kau bisa memainkan piano terkutuk ini?!" Tanya Jo yang tersulut amarah.
"Eh, kau salah. Aku bukan orang luar" Jelas Harua tak mau di tuduh.
"Mulai besok..." Ucapannya di potong oleh Jo.
"Diam. Jika aku melihatmu bermain piano di sini lagi...
... Kau akan mati" Peringat Jo penuh tekanan.
"Tolong lepaskan baju ku" Pinta Harua yang kesusahan untuk berdiri tegap.
Jo mendorong Harua sebelum melepaskan cengkramannya. "Enyahlah" Suruhnya datar.
Harua diam masih berusaha mengolah kata yang baru saja Jo utarakan.
"Aku bilang PERGI!!" Tekan Jo membuat sang empu terjingkat.
Harua langsung mengambil tas miliknya dan pergi berlalu meninggalkan Jo di ruang itu sendirian.
Setalah Harua pergi, Jo menarik tutup piano dan menutupnya seperti semula dengan kasar hingga membaut suara nyaring terdengar.
Brak!
♪
EJ terjingkat kaget. Ia perlahan membuka matanya yang tertutup dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Ia menengok ke belakang (bagian sampingnya), dimana kursi Jo berada. "Dia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal" Keluh EJ yang melihat jika kursi Jo sudah kosong.
♪
"Sial, jam berapa ini? Kenapa kau baru datang?" Umpat Paman Deichi ketika melihat ponakannya yang baru keluar dari gerbang sekolah."Kenapa lama sekali? Apa yang telah terjadi?"
"Tidak apa-apa" Jawab Jo singkat dan langsung memasuki mobil merah milik Pamannya.
"Sangat hambar" Keluh sang Paman kepada Jo yang sangat datar.
Paman Deichi memasuki mobilnya. "Apa yang kau lakukan besok malam? Apakah kau bisa datang ke toko?" Tanyanya kepada sang keponakan.
"Memang ada apa?" Tanya Jo balik.
"Ya. Besok adalah hari ulang tahun keponakanku tersayang. Aku mengundangmu untuk makan malam. Bagaimana, kau mau 'kan?" Mohon Paman Deichi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐏𝐢𝐚𝐧𝐨 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐬 | 𝐉𝐨𝐑𝐮𝐚
FanfictionAsakura Jo kehilangan keinginan untuk hidup setelah kematian kakak laki-lakinya, yang merupakan seorang pianis jazz jenius. Bagi Jo, murid pindahan Shigeta Harua benar-benar tamu tak diundang. Harua telah memainkan musik jazz yang mengingatkan Jo pa...