♬
♬Juju kini berada di lapangan basket indoor. duduk di atas kursi penonton dengan kepala yang tertidur di kursi belakangnya yang posisinya lebih tinggi dari kursi yang ia duduki.
Ia memainkan bola basket di depan wajahnya dan lempar bola tersebut hingga mengambang di atas wajah lalu menagkapnya kembali. Seperti itu terus menerus tanpa memikirkan kakak kelasnya yang tengah bermain gunting batu kertas.
Merasa bosan dengan apa yang ia lakukan, Juju membenarkan posisi duduknya hingga pandangannya tanpa sengaja menangkap sosok Nicholas di depan pintu masuk.
Juju meletakkan bola basket yang ia mainkan lalu berdiri menghampiri seniornya. "Senior, aku pulang dulu ya" Pamitnya lalu berjalan melewati Nicholas tanpa menatapnya ataupun pergi menyapa.
Nicholas menatap kepergian Juju.
"Hei, Nicholas!" Panggil salah satu orang yang berdiri bersama teman-temannya.
"Kau datang tepat waktu. Kemari 'lah" Suruhnya membuat sang empu datang mendekat.
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ🖤⃝🤍ﮩ٨ـﮩﮩ٨ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Jo duduk di kursi dekat piano sambil menatap Harua yang duduk di kursi piano.
"Aku tiba-tiba tak tahu harus memainkan apa" Ujarnya gugup sembari mengelus-elus pahanya yang terbalut celana.
"Mainkan satu lagu saja" Ucap Jo agar Harua tak menara gugup.
Harua perlahan meletakkan jari-jemarinya di atas piano dan mulai menekannya sesuai irama.
"Tunggu" Ucapan Jo mempu menghentikan permainan pianonya. Ia menoleh dan menatap Jo penuh tanya.
"Ada apa?" Jo berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Harua.
"Tutup matamu" Suruh Jo yang tentunya membuat tanda tanya besar muncul di benaknya.
"Apa?"
"Tutup matamu"
"Kenapa tiba-tiba sekali?" Jo diam menatap Harua tanpa arti membuat sang empu mengalah dan memejamkan mata.
Saat itu pula, Jo berjalan ke arah belakang Harua dan mengambil satu tangannya untuk ia taruh di atas piano. Namun pergerakannya membuat Harua kaget dan berakhir, ia membuka mata.
"Apa yang kau lakukan?"
"Jangan buka matamu" Perintah Jo sembari menutup mata Harua dengan satu tangannya.
Ia menaruh kedua tangan Harua ke atas piano dengan satu tangan lain dan memerintah Harua agar mulai bermain.
"Sekarang, cobalah"
"Aku tak bisa melihat apapun. Bagaimana aku bisa memainkannya?" Tutur Harua tak habis pikir dengan tingkah dan pemikiran manusia di sampingnya.
"Coba mainkan dulu" Perintahnya yang akhirnya di turuti.
Perlahan suara piano yang bernada terdengar memenuhi ruang latihan.
Jo juga melepas tangannya dari mata Harua dan membiarkan sang empu fokus pada permainannya.
Saat Harua asyik pada permainannya, Jo mendekatkan wajahnya di samping wajah Harua dan menatap setiap pergeralan jari lelaki di sampingnya.
Ia menoleh dan menatap Harua yang sedang tersenyum menikmati permainan pianonya. Seketika senyuman indah juga terbit di wajah Jo.
Ia menjauhkan wajahnya dan berdiri di samping piano dengan satu tangan yang menumpu di piano.
Harua perlahan membuka matanya ketika musik piano yang ia mainkan berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐏𝐢𝐚𝐧𝐨 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐬 | 𝐉𝐨𝐑𝐮𝐚
FanfictionAsakura Jo kehilangan keinginan untuk hidup setelah kematian kakak laki-lakinya, yang merupakan seorang pianis jazz jenius. Bagi Jo, murid pindahan Shigeta Harua benar-benar tamu tak diundang. Harua telah memainkan musik jazz yang mengingatkan Jo pa...