♬
♬Di depan pintu masuk kanti, Harua dan EJ berjalan keluar dari dalam sama dengan EJ yang meregangkan ototnya.
"Aku kenya" Ucapnya sambil berhenti dan berdiri di depan kantin dengan punggung yang bersandar pada tiang penyangga.
"Ya. Oh, aku suka sosis hamnya" Timbal Harua.
"Sosis ham memang yang terenak" Sahut EJ menanggapi.
"Kau belum menemukan anggota tim mu bukan?" Tanya yang lebih tinggi berniat memberi tawaran.
Harua tersenyum "Ya" Jawabnya.
"Kau ingin bergabung denganku?" Tawarnya.
"Denganmu? Bagaimana dengan Jo?"
EJ berdecak. "Aku akan mencoba membujuknya"
"Jika dia tidak mau, kita akan mencari orang lain" Lanjutnya meyakinkan Harua.
"Kenapa dia belum datang ke sekolah?" Herannya yang baru ingat jika ia tidak melihat Jo di kelas ataupun di halaman sekolah.
EJ melihat jam tangannya. Saat itu, Nicholas berjalan dari gedung sekolah ke gedung kantin yang terletak bersebelahan membuat Harua menatap Seniornya kaget lalu bersembunyi di balik tubuh tinggi EJ.
"Apa yang kau takutkan? Dia sudah pergi" Ucap EJ ketika Nicholas hanya melewati keduanya dengan tatapan biasa.
"Ku pikir dia akan mengatakan sesuatu kepada ku" Ungkapnya yang sudah kembali ke posisi awal.
"Syukurlah" Leganya.
"Kembali 'lah ke kelas. Aku akan menemui temanku"
"Baik" EJ berjalan kembali memasuki kantin. Sedangkan Harua menuruti ucapan EJ untuk kembali ke dalam kelas.
Namun langkahnya berhenti ketika melihat Jo berjalan tidak jauh dari tempat ia berdiri.
Jo berjalan menunduk dengan satu tangan yang memengangi pangkal hidung.
'Minta maaf 'lah kepada Jo. Aku tau dia membantu mu. Aku takut kau akan di rundung oleh Nicholas' seketika ucapan EJ tergiang kembali di otaknya.
Pada akhirnya, Harua membuntuti Jo hingga menuju wastafel yang ada di lapangan sekolah.
Di sana, Jo tengah membasuh mukanya berkali-kali seperti orang yang frustasi.
"Hei" Panggil Harua pelan membuat Jo menoleh ke belalang lalu membalikkan tubuhnya ketika melihat Harua yang berdiri di sana.
"Kau berangkat?"
"Ya" Kawab Jo singkat.
"Kemarin... Itu... " Harua menjeda ucapannya hingga Jo berucap.
"Ikut aku"
"Apa?"
"Ikut aku" Ulangnya lalu berjalan mendahului sang empu yang masih kebingungan.
Jo membawa Harua ke ruang latihan piano. Ia membuka pintu dan masuk terlebih dahulu. "Kenapa kau membawa ku kemari?" Tanya Harua yang berhenti di delan pintu.
"Masuklah" Suruhnya.
"Kau akan memukul ku?" Tanya Harua was-was.
Helaan nafas keluar dari belah bibirnya. "Kenapa aku harus memukul mu?" Tanya Jo dengan suara pelan.
Keduanya berjalan mendekati piano. "Mari kita mulai" Ucap Jo sambil menatap piano di depannya.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐏𝐢𝐚𝐧𝐨 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐬 | 𝐉𝐨𝐑𝐮𝐚
FanfictionAsakura Jo kehilangan keinginan untuk hidup setelah kematian kakak laki-lakinya, yang merupakan seorang pianis jazz jenius. Bagi Jo, murid pindahan Shigeta Harua benar-benar tamu tak diundang. Harua telah memainkan musik jazz yang mengingatkan Jo pa...