SEMBILAN BELAS

7.2K 675 39
                                    


Cahaya bulan purnama yang begitu terang. Sinarnya memasuki sela kamar Theana. Butiran cahaya putih berubah menjadi wujud seseorang.

"Psst!"

Sosok yang terbentuk dari cahaya tadi berusaha membangunkan Theana dari tidurnya.

"Psst, ssst! Hei, kau bangun lah!"

Theana membuka matanya. Dengan perasaan kesal menatap ke sumber suara dan dia terkejut melihat sosok dengan rupa persis seperti Galahan.

"Anda! Kenapa Anda di sini?!" Theana langsung waspada.

Sosok itu menghela napas. Kemudian wujud Galahan hilang, berubah menjadi bola cahaya putih kecil.

"Kita ini sama."

"Apanya sama? Anda jahat ingin membunuh saya dulu!"

"Si iblis itu pasti sudah cerita bukan? Jika kau mati sebelum delapan belas tahun. Maka mereka akan mati dan tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan di tempat ini."

Seketika Theana ingat kejadian itu. Otaknya mencerna maksud Galahan.

"Aku membencimu sebagai seorang anak haram hanya alibi."

"Anda meracuni saya untuk menggagalkan rencana mereka? Lalu kenapa Anda tahu tentang saya? Maksudnya tentang aturan itu. Seharusnya hanya saya dan Baal saja."

"Karena aku adalah jiwa suci. Kau juga. Aku di sini untuk membantumu selamat. Agar jiwa suci itu bisa bebas dari penjara ini dan bereinkarnasi."

Theana terduduk di tepi ranjang. Sekarang semuanya menjadi jelas. Kenapa saudara Galahan tidak dendam.

"Galahan adalah identitas sementara. Kematian Galahan adalah sesuatu yang sudah dibaca oleh saudaraku di dunia ini. Jadi, tak ada dendam karena aku membuatnya paham tujuanku. Tetapi, kau tahu—" cahaya itu menjeda kalimatnya. Dia mendekati Theana.

"Aku membuat dia tidak memiliki dendam saat aku mati. Karena dia tahu alasannya. Tapi, saat dia berpikir tentang apa alasan itu, dia tidak akan tahu."

Netra Theana menampakkan kekaguman dan keterkejutan rencana sosok jiwa suci itu.

"Jangan terkejut. Aku tahu aku memang luar biasa."

Gadis itu mencebik. "Lalu? Apa kau ke sini untuk memberitahu ini saja?"

Jiwa suci menjelaskan kepada Theana. "Kau adalah jiwa suci yang cukup kuat. Memiliki level yang mirip denganku. Tetapi, karena kekuatan iblis kekuatan itu terkontaminasi. Tetapi, beruntung kau memiliki kekuatan suci yang luar biasa. Sehingga itu bukan gangguan tetapi menimbulkan tunas baru yang indah. Selama ini kekuatan itu berkembang tanpa kau sadari. Kau menekan kekuatan itu dengan baik. Jadi, kembangkan dan sembunyikan. Tunjukkan pada mereka saat waktunya tiba."

***

Seperti halnya mereka. Theana menjadi orang yang memasang wajah palsu. Kembali menjadi Theana yang tidak tahu 'apa-apa'. Menjadi Theana ceria yang penuh kasih sayang.

"Maafkan saya karena terakhir kali saya marah dan mengusir kalian." Theana yang ada di meja makan menundukkan kepalanya. Memasang wajah sedih dan menyesal.

Tangan Jeremy menepuk bahu Theana. "Tidak masalah."

Biasanya Theana tidak akan merasa jijik seperti sekarang. Biasanya dia akan merasakan kehangatan keluarga. Tapi kini seluruh tubuhnya merinding.

Tatap Theana tertuju pada Teressa yang terlihat santai menyantap makanan. Belakangan gadis itu lebih sering berada di istana. Sejak kejadian Theana yang hampir mati.

Mendadak papan kaca. Yang menurut Baal adalah aturan di dunia yang dibuatnya itu muncul.  Menyuruh Theana membuat keributan. Tetapi, beruntungnya dia yang bisa menghindari keharusan dari perintah itu sebab dia memiliki kekuatan itu.

Meskipun begitu—

"Ah! Maaf, saya tidak sengaja." Theana melemparkan steaknya ke arah Jeremy. Pakaian pemuda itu langsung kotor karena steak.

"Saya akan membersihkan." Theana bergerak untuk mengambil kain kecil guna membersihkan noda itu. Tapi, dia dengan sengaja menyentuh mangkuk sup dan menjatuhkannya. Sehingga pakaian Jeremy semakin kotor.

Jeremy langsung berdiri dan terlihat kesal. "Maaf, saya minta maaf, Yang Mulia."

Dari kejauhan. Teressa menatap Jeremy yang amarahnya sudah menggunung. Gadis itu memberikan instruksi untuk menahan amarah itu.

"Aku akan membersihkannya sendiri."

Theana dengan kepala tertunduk tersenyum puas.

'Membuat keributan, bukan harus meninggikan suara. Dengan cara ini, mempertahankan citra, memberikan mereka pelajaran, dan melakukan perintah misi. Semua bisa dilakukan dengan baik,' batin Theana.

***

"Jadi, bagaimana wajah Jeremy itu? Apa kau lihat?" Jiwa suci dengan wujud Galahan bertanya pada Theana.

Keduanya duduk di bawah pohon mangga. Menikmati waktu istirahat Theana usai berlatih.

"Ya, pastinya kesal. Jika kau ada di sana itu akan sangat menarik, Van."

Van, adalah nama panggilan Theana untuk jiwa suci itu. Sebab tidak nyaman Theana memanggilnya dengan sebutan 'jiwa suci' atau 'galahan'. Theana akhirnya memutuskan memanggilnya seperti itu. Sebab, kata Van. Dia belum dilahirkan kembali. Dia hanya jiwa tanpa nama.

"Apakah kau ingin keluar Theana?"

"Jika keluar aku harus melewati gerbang. Itu sulit. Mereka tidak mengizinkanku pergi dengan mudah," tutur Theana.

"Kau sudah kuat, kenapa ragu?"

Seketika Theana terdiam. Benar. Theana bisa menggunakan sihir teleportasi.

Gadis itu berlari menuju kamarnya. Dia memasuki kamar dan mengganti pakaian dengan pakaian sederhana yang dia miliki dan jubah hitam. Kemudian, membentuk lingkaran sihir teleportasi. Tidak tahu kapan Theana mempelajari ini dengan spesifik. Tapi, hal ini langsung bisa diingat dan dipahami dalam sekejap.

***

Theana dengan Van sudah berada di pasar. Berjalan sembari menikmati suasana. Tiba-tiba suara bisikan warga membuat Theana terdiam.

"Ah, aku dengan putri haram itu kemarin membuat ulah lagi."

"Iya, dia meracuni diri sendiri untuk mendapatkan apa yang dia mau. Sangat menyeramkan."

"Bahkan terakhir kali dia membunuh ajudan kaisar. Padahal masih muda."

"Bibit penjahat tidak mengenal usia," balas yang satunya.

"Tapi belakangan dia sering menyakiti pelayannya kalau melakukan kesalahan."

"Astaga. Kenapa kaisar masih bisa memberikan tempat kepada anak seperti itu ya?"

Theana melirik ke arah Van yang sudah menatapnya daritadi. "Kau ingin aku keluar untuk mengetahui ini?"

Van tersenyum. "Setidaknya kau harus tahu bagaimana mereka bertindak di luar sini."

TBC

Oh iya, minal aidzin wal Faidzin yaa. Selamat hari lebaran bagi yang merayakan.

Gimana THR-nya? Banyak? Atau udah ga dapet THR lagi karena udah besar? Haha.

Kemarin di rumah masak apa? Opor? Rendang? Atau SOP buntut?

LIVE AS THE EMPEROR'S DAUGHTER [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang