Kenyataan tentang keluarga kekaisaran ternyata lebih buruk dari yang ada. Theana duduk di perbukitan bersama dengan Van. Menatap langit malam yang penuh bintang."Ah, aku jadi semakin semangat menggagalkan keinginan mereka hidup di dunia ini." Theana berbaring di atas rerumputan.
"Ya, jika rencana itu berhasil. Maka kau akan bisa bebas dan bereinkarnasi."
Tiba-tiba angin kencang berembus. Terlihat sosok Baal yang muncul dengan wajah marah. "Pantas aku merasakan bau tak sedap. Ternyata itu kau!"
Van yang melihat hadir Baal hanya mengedik bahu. Kemudian, menatap Theana. "Cepatlah menjadi kuat." Lantas Van menghilang.
Tersisa Baal yang semula dalam wujud menyeramkan berubah menjadi sosok baru yang tampan.
"Wajah siapa lagi itu?" tanya Theana yang paham kelakuan iblis itu.
"Aku membuatnya. Kau suka?"
"Ya, lumayan untuk dilihat," balas Theana. Gadis itu kembali menatap langit.
Mereka diam untuk beberapa saat. "Mereka sangat gila."
"Kau baru sadar? Manusia itu memang serakah."
"Tapi iblis juga jauh lebih buruk."
"Hah?! Apa-apaan kau ini! Jika aku mau kau bisa mati sekarang."
Theana hanya melirik sekilas. "Aku tahu kau tidak akan mau melakukan itu. Aku hanya satu jiwa. Ditambah aku adalah jiwa suci yang jika kau melahapku. Itu bukan membuat puas tapi membuatmu kian lemah."
"Pasti bajingan itu yang memberi tahu," tebak Baal.
Baal menghela napas. Dia mengusap rambutnya. Kemudian, ikut berbaring. "Aku membawamu dengan penuh kepuasan saat itu. Namun, saat aku sadar jika kau adalah jiwa suci. Aku tahu itu akan merugikanku. Makanya sejak awal aku merencanakan semua ini. Memberikanmu sebagain kekuatanku untuk memberikan bayaran atas nama mereka."
"Namun, melihat perkembanganmu yang dengan mudah masuk ke dalam jebakan, menggerakkanku untuk membuktikan semuanya."
Theana berdecak. "Sejak awal, kedatangan Van sudah kau sadar tapi kau tidak mau menegur, 'kan? Karena tujuan kalian sama."
Baal tertawa. "Ternyata kau pintar."
***
Waktu berlalu. Dua hari lagi usia Theana delapan belas tahun. Sebuah perayaan besar dilakukan. Theana tengah duduk di sofa. Memilih gaun untuk ulang tahunnya. Tetapi, yang paling heboh adalah Teressa. Dia terus memberikan komentar dan menempel pada Theana.
"Gaun yang biru tadi terlihat cantik." Teressa memutuskan.
Theana melihat gaun biru yang mewah dan penuh permata. "Tidak." Theana menyerahkan katalog pada desainer. "Berikan saja gaun ringan yang terbuat dari kain sutera. Baju dengan warna putih tidak perlu permata. Cukup gunakan mutiara saja di bagian pinggang. Buat gaun ini seringan mungkin. Karena mungkin saat perayaan aku akan banyak bergerak."
Theana melirik ke arah Teressa dan tersenyum sinis.
"Tapi kenapa putih? Itu tidak berwarna." Teressa menggandeng Theana. Dia seolah tidak ingin Theana tampil sederhana.
"Tenang saja. Nanti saat perayaan. Akan ada warna merah yang indah di gaunku," sarkas Theana.
***
Pedang sihir cahaya adalah senjata tingkat atas yang Theana miliki usai latihan keras selama beberapa waktu belakangan. Pedang yang akan digunakan untuk membunuh semua jiwa serakah penuh dendam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVE AS THE EMPEROR'S DAUGHTER [SELESAI]
FantasyAnak dua belas tahun itu menatap pria dengan pakaian bagus yang terus menatapnya. Semua anak di panti asuhan menatap kagum. Bahkan mengerumuni orang itu seperti semut gila. Sedangkan gadis berambut pirang pucat bernetra merah muda di sudut ruangan h...