"Who allowed you to touch my wife? "
Soal Tuanie dingin dengan wajah mendatar ."Kau! " Aira menunding jari kearah Tuanie .
"Kau tak tahu ke perempuan ni dah kotor? Hm?"
Aira tersenyum sinis apabila melihat perubahan wajah Tuanie.
"Dia! " Ditunding pula jari kearah Darin.
"Pernah kena rogol ! Kau nak lagi ke dekat perempuan ni? Orang lain dah rasa sebelum kau rasa. " Sengaja Aira berpeluk tubuh sendiri. Tuanie hanya memandang Aira dengan wajah kosong.
Pak!
"Hang ! Kalau hang nak caqi gaduh dengan cucu aku, lebih baik hang beqambuih . " Suara Nek Pah masih lagi di kawal .
"Nenek nak back up budak ni buat apa? Dah lah dia pernah kena -"
"Ya! Memang dia di rogol tapi dia tak mintak semua tu. Hang sapa nak ungkit kisah tu. Hah!? " Membahang Nek Pah apabila kisah hitam cucu kesayangannya itu diungkit dari mulut puaka.
"Saya pun cucu nenek juga, sepatutnya nenek back up saya juga! " Aira menjerit seperti di rasuk sebelum bertindak melempang sekali lagi wajah mulus bersih Darin.
Pak!
Kini giliran Aira pula merasakkan sakit ditampar oleh Nek Pah.
Syahira hanya memandang kosong wajah Aira dari tepi. Keras kejung dia disitu. Tak pernah pula dia nampak Nek Pah marah sehingga menaikkan tangan kepada cucu - cucu nya .
"Cucu aku tak macam kau! Aku tak ada cucu macam kau. "
Serius saja percakapan Nek Pah. Darin yang merasakan suasana tegang itu terus rasa ingin melarikan diri.
Belum sempat dia ingin bangun...
"Argh ... sakit... " Semua orang melihat Darin yang mengerut kening menahan sakit.
"Kenapa ni sweetness? " Terus Tuanie mencangkung disebelah isterinya yang meringis kesakitan . Bawah perut isterinya ditekan apabila Darin menekan ditempat sama.
"Allah ! Darin mengandung tak bagi tahu nenek kenapa? " Dilihat celah kaki Darin berdarah dan ber air.
Darin tidak menghiraukan soalan yang dituju kepadanya, sakit yang di alami mendahului segalanya. Dicengkam erat baju melayu Tuanie .
"Call kecemasan cepat! " Arah Nek Pah kepada Husna yang baru sahaja masuk kedalam ruangan dapur itu.
Peluh yang merencik keluar diseluruh wajah Darin di lap lembut dengan tangan besar Tuanie.
"Don't cry sweetness ." Tuanie melihat air jernih ditubir mata isterinya.
"Sakit ..."
"I know . Shh... simpan tenaga sayang.I'm here , always for you. "
_______________________________________
" Saya minta maaf, kandungan Puan Darin tidak dapat diselamatkan. " Kata doktor yang bernama Firas. Misi yang bernama Batrisya pula membuka pintu untuk Tuanie, Nek Pah, Datin Sri Syamimi dan Dato Tufgie .
Dilihat Darin menekup wajahnya dengan selimut hospital Romazie. Dia tahu bahawa wanita itu sedang menangis kerana terdapat kesan air mata dia selimut itu.
"Mama, papa , nek ..."
Faham dengan kehendak Tuanie, mereka bertiga keluar dari VVIP room itu.
"Sayang... "
"Don't touch me! "
" Sweetness... "
" Please... don't touch me! " Amaran keras diberi kepada Tuanie.
Dicuba membuka selimut itu dari wajah Darin.
"I said, don't touch me and leave me alone! "
Tuanie yang merasakan dirinya tercabar merentap kuat selimut itu.Darin yang terkejut dengan hal itu kembali merembeskan air matanya.
"Shh... sayang kenapa ni? "
Dipeluk tubuh kecil itu, memyumbang kekuatan untuk permaisuri hatinya.
" I can't be a good mother, I can't take care of my child." Ditekup wajahnya kedalam dada bidang Tuanie.
" This is not your fault, this is all God's provision, dear. God knows when is the right time for us to have a child dear. Please, sweetness, don't be like this. I can't bear to see you so sad." Dielus lembut rambut wanita itu.
"Sayang, boleh tak abang nak mintak something? "
"Hm?"
"Rambut sweetness memang lembut, halus dan sebagainya. Tapi boleh tak kalau abang minta supaya rambut ni hanya untuk tatapan abang? Mahkota sayang hanya untuk abang. Boleh? "
Ditarik senyuman nipis untuk suaminya, dia pun sudah lama ingin menutupi rambutnya. Tetapi apakan daya, manusia hanya bercakap tetapi tidak berbuat.