Beda Perasaan!

1.2K 119 51
                                    

"Ihhh... Nyebelin deh, By!" Seru Bianca menyingkirkan tangan Rian yang menutup matanya dari belakang. Rian terkekeh. Menggoda Bianca cukup menggemaskan.

Dia menaruh bekal dari Shera ke hadapan Bianca.

"Nasi goreng omelet... Cobain deh... Tapi maaf udah aku makan setengah... Tapi ini enak beneran..." Ucap Rian mengangsurkan nasi goreng yang tampak menarik ke arah Bianca.

"Maaauuu... Dari siapa?" Tanya Bianca menyuapkan nasi goreng yang membuatnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rian tersenyum, dia tak mungkin mengatakan dari Shera, kecuali ingin melihat kedua gadis itu bertengkar hebat.

"Mama..." Jawab Rian bohong.

"Besok buatin lagi ya... Pleaseee... Tapi jangan bilang aku yang minta... Soalnya kan Mama kamu gak suka sama aku..." Ucap Bianca memperlihatkan kesedihannya.

"Maaf ya... Aku yakin suatu saat Mama pasti suka sama kamu kok.. Maaf aku cukup pengecut buat perjuangin hubungan kita..." Balas Rian sembari mengusap tangan Bianca lembut. Gadis itu merubah mimik wajahnya.

"Gak papa kok... Selama kita bareng-bareng... Aku udah cukup bahagia kok..." Balas Bianca dengan wajah menggemaskan yang dibuat-buat.

Di sisi pojok kantin, Shera yang sedang duduk bersama teman-temannya. Sejenak terpaku, ia melihat bekal yang ia berikan kepada Rian sedang dinikmati oleh Bianca.

"Sialan! Untung aja gue gak masak sendiri... Malah dikasih makan ke ratu uler!" Ujar Shera lirih.

Dia butuh kopi untuk meredam kekesalannya. Bagaimana pun, Rian bukan lelaki yang bisa menghargai pemberiannya. Harusnya laki-laki itu membiarkan Pras menerimanya. Bukan malah mengalihkan kepada Bianca-pacarnya.

"Gue ngopi dulu..." Ucap Shera kepada  Kinand dan beberapa teman kost Kinand.

"Okay... Eh, tapi ntar jadi kan kita bakar-bakar di kosan gue..." Tanya Kinand.

"Jadi lah... Gass gue mah! Kepala gue mau meledak! Butuh makanan enak dan pedes..." Balas Shera terkekeh. Matanya masih terkunci pada setiap gerakan manis Rian kepada Bianca. Shera mengumpat melihat Bianca menikmati makanannya.

"Gue racun juga lama-lama!"

Brukk... Byurrrr...

"Sorry... Gue gak sengaja! Maafin gue ya..." Seru Shera panik melihat seseorang yang tak sengaja ia tabrak, kaki dan sebagian bajunya basah kena tumpahan es teh dari tangannya.

"Udah santai aja... Udah loe gak perlu minta maaf kok..." Ucap lelaki itu santai. Shera mendongak mendengar suara yang mengalun lembut di telinganya.

"Ghandi?!" Serunya kaget. Sedangkan lelaki dihadapannya hanya tersenyum saja.

"Eh! Bentar... Gue tetep musti ganti es teh loe..." Ujar Shera tak mengindahkan peringatan Ghandi yang ingin menolaknya. Ghandi yang dingin tetiba terkekeh.

"Lucu!" Ujarnya.

"Ini... Sorry gue beliin yang botolan aja ya..." Ucap Shera mengangsurkan botol teh kemasan ke arah Ghandi.

"Thanks... Loe gak perlu repot-repot padahal.. Oh iya, Kita belum kenalan dengan baik kan..." Ujar Ghandi lembut. Shera malu-malu mengangguk.

Gadis itu tidak terbiasa di perlakuan manis oleh laki-laki selain Sean yang sudah dianggapnya teman.

"Gue Ghandi anak FSIP. .. Kalau loe?"

"Em... Shera Khanza FKIP..." Jawab Shera pasti.

"Senang kenalan sama loe..."

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang