Baper, Loe?!

1.2K 139 61
                                    

"Mau itu gak?" Tawar Rian menunjuk jajaran penjual jajajan khas Bandung setelah selesai memarkikan kendaraannya.

"Maukkk..." Jawab Shera menampilkan wajah mupengnya. Rian terkekeh menerima helm Shera.

"Mau beli yang mana dulu?" Tanya Rian.

"Beli minuman dulu, kali ya..." Jawab Shera yang sudah berjalan sedikit berlari ke arah penjual aneka minuman.

"Gak usah buru-buru kali..." Ujar Rian menertawakan sisi lain seorang Shera.

"Buruan... Mau es tehnya satu ya, Kak..." Ucap Shera.

"Saya satu juga deh, Mbak... Loe gak pesen matcha, Sher?" Tanya Rian.

"Ck. Minuman kek kencing kucing kok pada sukak sih?!" Balas Shera berdecak.

"Loe beneran gak suka, matcha?! Bukannya itu kesukaan para kaum hawa?! Bahkan kalau ada seblak rasa matcha aja pasti pada beli..."

"Enggak suka! Dan gak bakalan suka! Bianca kali yang suka matcha! Jadi gak usah samain gue sama pacar kesayangan loe itu..." Jawab Shera diplomatis.

Rian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Em... Bisa gak, untuk sore ini aja... Kita nikmatin berdua tanpa ada orang lain..." Ucap Rian.

"Template banget sih, kata-katanya, dasar buaya!" Maki Shera sembari menerima es tehnya. Sedangkan Rian hanya bisa tersenyum, mulai terbiasa mendengar cacian Shera.

"Mau beli apa lagi?" Tawar Rian.

"Em... Mau banyak... Mau nyobain semua yang ada di sini... Boleh ya... Rian, pleaseee..." Ucap Shera yang tampak memohon ke arah Rian.

"Nanti kalau gak habis gimana, Shera?" Rian mencoba mengingatkan.

"Ya udah deh, gausah..." Balas Shera sembari menggembungkan pipinya lalu wajahnya berubah murung. Rian mendadak bingung, dia tidak terbiasa menghadapi Shera dengan mode feminim seperti ini. Rasanya gak cocok melihat Shera yang biasa bar-bar tetiba tampak menggemaskan.

"Ya udah... Boleh..." Ucap Rian yang mendadak luluh. Shera membulatkan kedua matanya sembari berseru senang.

"Beneran?! Gak bohong, kan?! Loe mau bantuin makan, kan?!" Cecar Shera penuh semangat. Rian menatap bahagia melihat sisi lain seorang Shera. Lalu keduanya sibuk membagi tugas membeli berbagai makanan sesuai keinginan Shera.

****

Acara akikah putra Tiara berjalan lancar. Keluarga Rian tampak bahagia menyambut para tamu undangan.  Para tamu undangan juga tampak ramah menyapa Shera yang dikenalkan oleh kedua orang tua Rian sebagai tunangan putranya itu.

"Kalau yang ini auranya bagus, udah paling bener sama Rian... Jangan di lepas ya, Rian..." Tante Rian berujar. Rian tampak seolah menegaskan hubungannya dengan Shera. Lelaki itu mengambil tangan Shera, mengenggamnya hangat sembari tersenyum.

Shera tampak berjengit, namun mati-matian berusaha menahan diri untuk tidak berteriak memaki Rian.

"Wah... Kalian udah cocok banget loh... Kapan di halalin? Jangan lupa undangannya ya..." Berbagai ucapan dan doa juga terlontar dari para tamu undangan.

Shera hanya tersenyum menanggapi ucapan-ucapan mereka.

Rian tampak enggan melepaskan genggaman hangat tangan Shera, meskipun para tamu undangan sudah sepi.

"Awss..." Rian meringis merasakan kuku tajam Shera menembus kulit tangannya.

"Ga usah modus, deh loe!" Ucap Shera menyentak genggaman tangannya.  Rian gantian menatap tajam tak percaya.

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang