Bodo A-mat!

1.6K 156 86
                                        

"Sher... Suka musik apa?" Tanya Rian mencoba memecah keheningan di balik kemudinya. Pasalnya sudah setengah jam sejak keberangkatannya, mereka saling diam.

Shera mengabaikan keberadaan Rian. Gadis itu masih setengah kesal dengan Rian. Pasalnya lelaki itu datang terlalu pagi untuk menjemput Shera.

Jika bukan karena Tante Mutia-Mama Rian. Shera akan menolak mentah-mentah ajakan lelaki itu pagi ini.

"Mau mampir Indoapril dulu, gak? Loe suka cemilan apa? Suka es krim atau chiki-chikian?" Rian masih belum menyerah untuk merayu Shera.

Shera hanya menoleh sekilas, lalu mencebik tak jelas dan kembali fokus dengan gawai ditangannya. Tangan satunya sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Sher... Gue berhenti di indoapril ya..." Ijin Rian sembari memarkirkan kendaraan roda empatnya.

Shera mengikuti Rian yang turun dari mobil. Berjalan ke arah lain di antara rak-rak indoapril.

"Iya, By... Aku gak akan lama-lama kok di Bandung... Maaf ya, ini acara keluarga... Aku gak mungkin gak hadir. Papa Mama juga udah di sana dari kemarin..."

Shera memberhentikan langkahnya, dia memutar badannya. Enggan melewati Rian yang sedang sibuk menjelaskan kepada Bianca di seberang.

"Udah ini aja, Mbak... Berapa?" Tanya Shera.

"Bentar Mbak..." Ucap petugas kasir.

"It's on me... Udah jadiin satu sama yang ini ya Mbak..." Tiba-tiba Rian datang menginterupsi.

"Sok kaya, Loe!" Balas Shera sebal. Gadis itu buru-buru mengangsurkan uang lima puluh ribuan. Petugas kasir hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum sumbang ke arah Rian yang cengo dengan dompet yang masih menggantung di udara.

"Makasih Mbak... Bye!" Ucap Shera sembari melewati Rian dan memutuskan kembali ke dalam mobil terlebih dulu.

Gadis itu meraih earpod dan menyumpal kedua telinganya. Membiarkan Rian ikut menutup pintu dan mendudukan kembali dirinya.

"Sher... Masih marah?" Tanya Rian. Shera dengan earpodnya benar-benar tidak mendengarkan pertanyaan Rian. Dia kini sibuk menggulir gawainya dan sesekali tertawa dengan video random yang ia temukan disana.

"Nonton apasih?" Tanya Rian mencondongkan badannya ke arah Shera. Gadis itu mencebik, dan mengubah posisi duduknya, ia tak ingin membiarkan Rian ikut menikmati tontonannya.

Rian menghela napas kasar. Berurusan dengan Shera benar-benar tak semudah merayu Bianca.

Gadis itu keras kepala!

Pemarah dan terlalu sulit untuk dihadapinya.

Perjalanan kembali hening, hanya sesekali diisi suara tawa Shera. Rian menatap jalanan dengan sedikit bosan. Jika biasanya Bianca akan sibuk mengomentari benda-benda sekitar. Shera lebih memilih sibuk dengan dunianya.

Sebuah panggilan dari Bianca muncul di layar dasbord mobil Rian, yang tertangkap sekilas oleh mata Shera.

Rian buru-buru menepikan mobilnya lalu menghubungkan kembali dengan panggilan dari kekasihnya. Shera mengecilkan suara audio dari ponselnya. Kali ini, ia ingin mencuri dengar panggilan dari Bianca.

"Iya... Cewek itu saudara aku, By... Kamu kan tau, aku gak pernah selingkuh dari kamu... Kalau aku mau... Udah pasti aku terima tawaran Bonyok buat tunangan sama perempuan lain, By..." Jelas Rian yang tampak gusar di balik kemudinya. Dia sesekali mengacak rambutnya.

Shera tertawa sumbang.

Bulshit! Makinya dalam hati.

Shera berjanji dia tidak akan pernah luluh dengan ucapan Rian sampai kapanpun.

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang