Di Bayar, Tunai!!

1.3K 153 55
                                    

"Kenapa pagi banget sih, Mah..." Keluh Rian yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya. Setelah perdebatannya dengan Shera semalaman, Rian baru bisa memejamkan matanya pada pukul satu pagi.

"Shera itu tanggung jawab kamu, Rian... Dia ada PTS di jam pertama.... Buruan bangun, mandi sholat subuh langsung berangkat balik ke Jakarta..." Terang Mamanya sembari menyibak selimut putranya.

"Ck. Nyusahin aja, sih!" Keluhnya kesal. Rian mengambil gawainya yang menunjukkan pukul 04.00.

Rian pikir dia akan menikmati weekendnya dengan tenang, namun rupanya rencananya hanya serupa wacana belaka, yang dihancurkan oleh Mamanya di tengah malam menjelang subuh.

"Bangun atau Mama siram air dingin!" Ancam Mamanya.

"Iya.. Iya Mama yang cantik..." Jawab Rian yang langsung berdiri tegak.

"Nah! Gitu dong... Kan gak bikin Mama darah tinggi..." Tambah Mamanya terkekeh.

Dengan setengah nyawanya yang terkumpul, Rian menarik handuknya lalu melangkah ke arah kamar mandi.

"Kuliah apaan sih, Sabtu masih masuk juga!" Keluh Rian membanting pintu kamar mandi diikuti suara omelan Mamanya.

***

Shera sudah tampak rapi dengan paduan celana jeans dengan kemeja loose-fit ditambah jilbab warna senada dengan kemejanya. Gadis itu kini sudah siap untuk kembali pulang ke Jakarta.

"Shera pulang dulu ya, Oma... Om, Tante.. Kak..." Pamit Shera menyalami satu persatu anggota keluarga Rian.

"Yah... Cilla bakal nangis nih ketinggal ontinya..." Ujar Tiara menyambut tangan Shera.

"Sorry ya Kak gak bisa nungguin Cilla bangun..." Jawab Shera tak enak.

"Santai aja... Besok kalau aku ke Jakarta jangan lupa kamu main ke rumah.. Nanti kita shooping bareng.. Cilla pasti seneng banget hehe..." Ucap Tiara menenangkan.

"Asyiappp Kak..." Jawab Shera sembari membentuk sikap hormat yang mendapat kekehan dari keluarga Rian.

"Ck. Buruan! Gue masih ngantuk nih!" Rian yang sudah standby di depan kemudinya terdengar sedikit berteriak ke arah Shera.

"Hish! Udah Mama bilangin gak usah marah-marah ke Shera... Masih aja dilakuin!" Kini Mamanya yang tampak menasehati.

"Gak papa Tante... Maaf Shera yang udah ngerepotin..."

"Gak usah sungkan sayang... Kamu gak ngrepotin kok.. Udah hati-hati di jalan.. Kalau Rian nakal, cubit aja atau laporin langsung ke Tante sama Om... Biar kita jewer kupingnya..." Ujar Mama Rian membuat Shera terkekeh. Lalu melambaikan tangannya saat sudah berhasil mendudukan diri di samping Rian.

"Ck. Lebay loe!" Ujar Rian lirih.

"Apaan sih?!" Ujar Shera penasaran karena menangkap Rian yang sibuk mencebik di balik kemudinya.

Rian mendiamkan Shera, lelaki itu masih setengah kesal dengan gadis di sampingnya itu sejak obrolannya semalam. Dia tak membuka obrolan apapun dengan Shera sepanjang perjalanan. Membuat gadis itu setengah mati terenggut rasa bosan.

Tetiba sebuah panggilan masuk muncul di gawai Shera. Gadis itu buru-buru menyentuh ikon tanda panggilan terhubung.

"Iya... Gue balik pagi..." Jawab Shera sembari memainkan kuku cantiknya.

"Loe sama siapa sekarang?" Tanya seseorang di seberang. Karena kini Shera menyengaja me-loudspeaker panggilannya, jadi Rian dapat dengan gamblang mendengar percakapan keduanya.

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang