Saatnya Balas Dendam!

1.2K 128 31
                                    

"Dah... Sampai sini aja, Pak. Bapak buruan balik... Makasih..." Ucap Shera buru-buru turun dari kendaraan roda dua itu.

Ia menatap jam di pergelangan tangannya yang telah menunjukkan pukul 23.00. Sebuah waktu yang tepat untuk mengubah diri menjadi seorang Cinderella.

Shera menyeringai, menatap kendaraan roda empat yang menjadi saksi dirinya di buang di tengah jalan, kini terparkir di halaman rumahnya.

Dia mulai berjalan gontai, mengubah mimik wajahnya-sedih.

Sepertinya mengerjai Rian malam ini akan terdengar Seru!

Klik....

"Shera home..." Ucap Shera dengan suara dikecilkan dan menampilkan wajah lelahnya. Tangannya terampil seolah mengelap keringat ghoib di wajahnya.

"Ya ampuuun... Kamu kemana aja, sayang?!" Mama Papanya, juga kedua orang tua Rian tampak berseru heboh menyambut kehadiran Shera.

Shera menampilkan wajah sok innocent-nya ke hadapan orang-orang.

Sorry All... I was being dramatic! Batinnya.

Rian mendengus kesal menatap kehebohan kedua orang tua mereka.

"Kamu kenapa gak bisa dihubungi?! Mama Papa khawatir! Apalagi lihat story WA kamu..." Mamanya menyambut heboh.

"Bilang ke Tante, kenapa Rian bisa turunin kamu di jalan?! Kamu gak usah takut... Jujur sama Tante..." Mama Rian tak kalah heboh meminta penjelasan Shera.

Shera melirik Rian yang mengacak rambutnya frustasi. Dia menarik sudut bibirnya-mengejek. Sedangkan Rian sudah mati-matian menahan emosinya.

Rian tahu, Shera tidak bodoh!

Dibandingkan mengabari dalam sebuah story WA. Bukankah sisa batre di hapenya bisa untuk mengabari temannya untuk menjemputnya. Atau minimal mencegat taxi yang lewat tanpa perlu berdrama.

Sedangkan Shera tetiba menutup wajahnya dengan kedua belah tangan, mendadak tergugu.

Ah! Lebih tepatnya pura-pura tergugu!

Bahkan air mata sialannya itu enggan lolos dari kelopak matanya.

Tapi siapa perduli, kali ini kedua orang tua mereka sedang berganti mengomeli Rian-putranya.

Mampus gak loe! Batin Shera riang.

"Cup.. Cup.. Cup... Untung kamu bisa pulang dengan selamat, sayang..." Usap lembut tangan Mama Rian di bahunya, mencoba menenangkan.

"Lain kali batre HPnya di cass dulu ya..." Peringat Mamanya.

Rian kesal setengah mati, melihat drama Shera dan keluarganya.

Sepertinya tidak akan ada yang berpihak padanya kali ini.

"Jawab jujur, Rian! Kenapa kamu turunin Shera malam-malam! Dia perempuan... Kalau seandainya terjadi sesuatu yang berbahaya gimana? Kamu mau tanggung jawab?! Ha!!" Bentak Papanya murka.

"Tapi kan masih selamat, Pa..." Jawab Rian enteng.

"Masih bisa bantah, lagi! Mulai besok pagi dan seterusnya, kamu harus antar jemput Shera. Papa gak mau tau!"

"Kok gitu, Pa! Gak bisa dong... Rian punya kesibukan dan itu ga hanya tentang Shera doang..."

"Kesibukan kamu apa?! Main bareng temen kamu?! Atau pacaran sama cewek itu?! Baru di suruh antar sampai rumah aja, kamu malah membahayakan tunangan kamu, dan milih jemput cewek itu... Papa kecewa sama kamu, Rian!" Omel Papanya panjang lebar.

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang