Buaya, Lu!

1.4K 148 96
                                    

"Rian sikampret!
Bisa-bisanya dia belain kecebong daun...
Tapi kan dia kesayangannya
Arrghhh
Sebel... Sebel... Sebel!!"

Shera meremat, meremas, menusuk-nusuk boneka ditangannya dengan brutal di atas ranjang kostan Kinand.

"Sssh... Awh... Pelan-pelan Kinand..." Rengek Shera, kala tetiba merasakan adanya gerakan tangan Kinand di sisi wajahnya yang memar.

"Halah... tadi aja sok jagoan di depan Bianca! Giliran diobatin nangeesss..." Ejek Kinand.

"Harga diri lah, bozt..." Jawab Shera lagi. Mendengar ucapan Shera, Kinand menyengaja menekan memar itu.

"Awsss... Sakit..." Seru Shera, membuat Kinand terkekeh.

"Dah... Dingin kan... Kalau besok belum ilang loe tutupin pake foundation aja..." Tambah Kinand.

"Thanks ya... Ntar gue coba deh..." Jawab Shera yang menjatuhkan dirinya di atas kasur milik Kinand.

Shera menggulir gawainya untuk menghibur diri. Namun tetiba layar gawainya tampak bergetar ke sekian kali oleh beberapa panggilan yang  menampilkan nama Rian disana.

Diikuti sebuah pesan masuk ke dalam gawainya.

Loe kemana aja? Gue cari di kampus gak ada. Buruan sherlock... Gue jemput sekarang...

"Dih!! Bulshit!!!" Umpat Shera, sembari melempar boneka di pelukannya sembarangan.

****

Di sisi lain Bianca masih duduk tersedu dalam pelukan Rian.

"Kamu... Hiks... Percaya aku kan, By... Aku gak mungkin jahatin cewek itu duluan..."

"Iya... Tenang... Aku percaya kamu kok... Sampai kapanpun..." Ucapnya menenangkan.

Lalu setelah berhasil mengantar kekasihnya sampai di depan rumahnya, Rian memutuskan kembali ke kampus. Ia menatap gawainya yang belum ada tanda-tanda balasan pesan dari Shera.

Dengan sedikit gusar, Rian membawa langkahnya masuk ke dalam basecampnya. Namun, sebelum langkahnya penuh, suara Pras berhasil menghentikan dirinya.

"Loe gila! Gue tau... Loe emang sayang banget sama Bianca! Tapi loe gak bisa main ngejudge Shera kayak tadi!"

"Loe apa-apaan sih! Bukan urusan loe!" Balas Rian kesal. Tangannya masih terampil menekan gawainya berulang kali menghubungi Shera.

"Loe harus minta maaf sama Shera! Kalau perlu loe cari dia sekarang juga!"

"Ck. Gausah sok perduli!" Jawab Rian mulai hilang kesabaran.

"Haha! Loe bakal kehilangan Shera kali ini..." Ucap Pras sembari menyodorkan gawainya yang sedang menampilkan video Bianca menampar Shera.

"Oh, Shit!" Umpatnya sambil merebut gawai dari tangan Pras.

"Hapus gak?!" Seru Rian.

Pras mencibir.

"Kalaupun video ini dihapus berkali-kali, gak akan bisa menghapus memori Shera!"

Rian terburu-buru meninggalkan basecampnya. Pikirannya berkecamuk. Wajar saja Shera enggan membalas pesan-pesannya.

Dia akui kali ini telah membuat kesalahan besar pada gadis itu.

Disisi lain, Shera berhasil masuk ke dalam rumahnya. Dia sedikit terburu-buru menaiki anak tangga menuju kamarnya.

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang