Beneran Putus?!

1.6K 157 96
                                    

"Aku mau kita putus..." Ucap Bianca dalam panggilannya. Rian membeku sejenak. Impuls di otaknya mengolah lambat. Pernyataan Bianca seolah menampar dirinya.

Padahal dia hanya berbicara kepada Pras pagi ini. Mengapa semesta mengabulkan secepat itu?!

"Kasih aku alasan, By... Kenapa tiba-tiba?!" Ucap Rian dengan suara bergetar. Kakinya terasa layuh. Dia kini mencoba menyandarkan tubuhnya pada sisi ranjangnya. Dia masih butuh waktu untuk menerima kenyataan ini.

Benar dia ingin memperjuangkan hubungannya dengan Shera. Benar dia pasti akan memutuskan hubungannya dengan Bianca.

Tapi apakah dua tahun yang Rian perjuangkan tak ada artinya bagi Bianca?

Mengapa semudah itu gadisnya mengajak putus?!

"By... Kasih aku satu alasan... Pleaseee..." Ucap Rian penuh harap.

"Kita... Kita harus ketemu... Kamu pasti lagi ngigo kan?! Kamu lagi mau bercandain aku kan?" Ucap Rian mengacak rambutnya frustasi.

"Rian... Aku udah lelah nungguin kepastian dari kamu... Kita kayaknya emang gak cocok! Kamu terlalu baik buat aku..." Ucap Bianca yang berhasil membungkam Rian seketika.

"Dan... Makasih untuk dua tahunnya..." Tutup Bianca. Rian tertawa sumbang. Tatapannya kosong menatap layar gawainya.

Apakah semudah itu Bianca membuang dirinya?!

Bagaimana mungkin Bianca bahkan tidak bertanya keadaannya?

Apakah Bianca merasa sesedih dirinya?!

Tidak! Bianca pasti berada di bawah pengaruh seseorang.

Tapi... Apakah Shera?!

Ah! Bisa saja. Bukankah itu yang ia katakan saat di Bandung.

Rian terduduk meluruh bersama ratusan pikiran dan bayangan yang membelenggunya. Dia berusaha menghubungi kembali kekasihnya.

Rian mengirimkan berbagai pesan. Meminta alasan dari Bianca. Namun pesan-pesannya tampak tidak terbaca. Dia baru menyadari.

Bianca telah memblokir kontaknya.

****

"Jangan gila loe!!" Pras merebut sekotak rokok dari tangan Rian. Pasalnya sudah sejak sejam yang lalu. Lelaki itu memilih kabur ke kostan Pras.

"Loe gak tau posisi gue! Loe gak pernah jadi gue!!" Keluh Rian dengan frustasi.

"Gue bilang ambil keputusan saat kepala loe dingin!" Ucap Pras ke arah Rian yang masih sibuk menangisi kekasihnya.

"Bianca yang minta putus! Dia buang gue, Pras... Apa dia gak mikirin perasaan gue... Bahkan gue masih berusaha perjuangin dia saat gue udah ngikat Shera sebagai tunangan gue..." Terang Rian yang kembali menghirup nikotin sebanyak-banyaknya.

"Bangsul loe!!" Maki Pras kesal mendengar curahan hati Rian.

"Loe secara gak langsung udah nyakitin Bianca dan Shera. Tapi loe dengan sok alimnya bilang perjuangin Bianca dan gak bisa lepasin Shera! Loe pikir dengan kelakuan loe yang sok baik bakal nyelamatin dua perempuan itu?! Loe salah besar! Loe cuma sedang narik mereka buat masuk jurang terdalam..." Caci Pras panjang lebar.

Rian terdiam tak mampu membalas cacian Pras. Karena semua ucapannya tak ada yang bisa di salahkan.

"Okay... Sekarang loe tenangin dulu diri loe... Tapi asal loe tau... Mungkin putusnya loe sama Bianca adalah berkat doa-doa orang tua loe!!" Tutup Pras.

WEDDING IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang