Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Haii semuanya! Gimana kabarnya, gimana harinya? Semoga selalu baik ya,
Kalian siap untuk membaca bab ini? Karna ceritanya bakalan nguras air mata kalian, jadi pastikan siapkan tisu ya?
JANGAN LUPA BINTANGMU SEMANGATKU GUYS JANGAN LUPA DI TEKAN TOMBOL BINTANGNYAA DI SHARE CERITA SAYA KE TEMAN-TEMAN YA BIAR PADA IKUTAN BACA DAN RAMEIN JUGA CERITA SAYA 🙏
TYPO BERTEBARAN ‼️
HAPPY READING 🌼
Tau apa kamu tentang aku?
Kamu hanya tau jahatku bukan rasa sakit ku.
•[Haikala Vena Maheswara]
Kala, melangkahkan kaki ke dalam kelas, sorot mata mereka seakan-akan tidak senang dengan kehadirannya. Pemuda itu hanya menghela nafas panjang, dia sudah terbiasa dengan tatapan itu, jujur kala benci pergi ke sekolah ini dia terus di perlakukan layaknya manusia yang tidak punya perasaan.
Kala hanya menundukkan kepalanya dan berjalan menuju tempat duduk di paling belakang dekat dengan jendela. Saat dirinya ingin duduk tiba-tiba Arthan menuangkan minuman ke baju kala, sehingga seragam pemuda itu basah kuyup.
"Duh, maaf ya sengaja." Ujarnya sembari tersenyum, kemudian gelak tawa terdengar di kelas itu, namun tak berlangsung lama karena guru telah datang.
"Selamat pagi semuanya, harap duduk di bangku masing-masing." Ucap guru tersebut. Saat dia mulai mengajar sang guru melihat kala yang basah kuyup entah apa yang terjadi dengan muridnya itu.
"Kala, kenapa seragam sekolah kamu basah?" Tanya sang guru yang bernama bu Gentari
"Tadi Arthan menyiram saya dengan minumannya Bu" ujar kala dan berharap Bu Gentari menegur Arthan. Namun ternyata salah buktinya Bu Gentari malah menyalahkan
Kala. padahal itu disini yan salah adalah Arthan.
"Wah ternyata berani juga Lo, than ngga mau kasih dia pelajaran?" Ujar Salah seorang yang tak sabar melihat Arthan menyiksa dan memukuli kala, pasti akan sangat menyenangkan.
"Benar Than, makin ngelunjak lama-lama itu kala!" Lanjut salah satu teman sebangku Arthan
Bu Gentari menghela nafasnya, "ya sudah kamu, bersihkan diri dulu di kamar mandi setelah itu kembali ke kelas" ujar Bu Gentari
Yang kini mulai menerangkan pelajaran Bahasa Indonesia.
"Ikut gue Berengsek!" Arthan kemudian menarik paksa Lengan kala dengan erat hingga kala meringis Kesakitan.
"Bu, saya mau anterin kala ke toilet dia takut sendirian soalnya." Izin Arthan yang langsung diangguki Bu Gentari
Arthan kemudian menyeret kala Keluar dari kelas dan membawa pemuda itu ke toilet, sesampainya di sana Arthan kemudian memukul dan menyiram Seluruh tubuh kala."mau cari mati hah! Kenapa tadi ngadu sama Bu Gentari kalo gua nyiram lo?!"
Kala hanya diam tidak mau membalas, jika ia melawan maka sudah di pastikan Arthan akan mengadu ke kantor kepala sekolah lalu meminta beasiswa milik kala di cabut." M-maaf" ujar dengan nada lirih padahal dia tau bahwa yang salah adalah Arthan bukan kala.
Arthan mencengkram kerah baju kala, "Lo itu cuman anak dari keluarga berantakan, ngga ada guna Lo ngadu kek gitu. Apalagi bunda mu itu ngga peduli sama Lo. Kasian Banget si mungkin bundamu nyesel ngelahirin orang ngga berguna kayak kamu. Oh iya? Kemarin gua liat Bundamu jalan sama cowok, anaknya kayak gini ternyata orang tua lo jalang ya ?!" Ujarnya yang mana itu membuat kala menatap tajam Arthan dan memukul wajah Arthan.
Bugh!
"Kamu ngga tau sama masalah keluarga ku ngga usah sok-sokan tau deh than. Kamu ngga ngerasain keluarga yang berantakan, ngga ngerasain setiap pulang sekolah langsung kerja, ngga ngerasain hidup tanpa ayah, ngga ngerasain di apresiasi sama bunda sedikit pun ngga pernah,ngga nerasain di marahin dan di salahin tanpa alasan padahal bukan salahku, ngga ngerasain tiap hari di pukul karna nilai dan peringkat anjlok. Kamu ngga ngerasain kan?!" Ujar Kala dengan mata yang merah menahan tangis.
Arthan yang mendengarkan itu hanya diam, mulutnya Kelu ingin mengucapkan sesuatu.
"Kamu ngga ngerasain semua itu karena kamu dari keluarga yang sempurna dan bahagia, ngga perlu mikirin soal apa-apa karna orang tua kamu pengertian sama kamu. ngga kayak aku berantakan yang setiap harinya di bully sama kamu habis-habisan dan hampir gila. Kamu ngga ngerasain than" lanjutnya yang kini suaranya terdengar bergetar akibat menahan air Matanya yang ingin jatuh.
Kala kemudian berdiri dan pergi dari toilet, dan berjalan mempedulikan Arthan yang hanya diam saja bak patung. "Kamu ngga ngerasain itu than kamu beruntung atas segalanya, sedangkan aku? Aku berantakan disini dan selalu nahan diri buat ngga mati di tangan sendiri." Ujar kala lalu pergi dari sana
Arthan mengepalkan tangannya kuat, "sial, kenapa gue hah!" Arthan memukul dinding toilet itu "seharusnya gua ngga ngomong gitu tadi."
Kala berjalan cepat sembari mengusap air matanya yang kini berjatuhan di pipi pemuda itu. Dan tak sadar dia menubruk tubuh seseorang.
"M-maaf aku ngga sengaja"ujar kala
"Loh kala kamu Kenapa? ini kenapa luka, ayo ke uks dulu obatin ini." Ujar Aruna yang kini panik melihat lebam di wajah kala
Kala mendongakkan kepalanya"Aruna...tapi ini masih jam pelajaran, memang ngga papa?"
Aruna kemudian menggelengkan kepalanya, "ngga papa, hari ini gurunya ngga masuk. Jadi jam kosong"
Untuk pertama kalinya ada seseorang yang menolongnya, bahkan kala juga sangat senang karena memiliki teman sebaik Aruna." Terimakasih na, udah mau bantuin aku"
"Sama-sama kala, kita kan teman jadi harus saling membantu, dan selalu ada satu sama lain." Balas Aruna dan memapah kala ke uks.
"Tuhan....jadi seperti ini rasanya memiliki seorang teman? Terimakasih karena telah mengirimkan teman sebaik Aruna.."
•••••
Sore itu langit sudah mulai sudah mulai berwarna orange, namun Adira baru menginjakkan kakinya di pemakaman mendiang suaminya, Dikta.
Kamu tahu? Hal pertama yang di saksikan Adira adalah sosok putra pertamanya, Haikala yang sedang berlutut dihadapan makam sang ayah sambil meletakkan bunga Lily putih.
Haikala menghela nafasnya perlahan, lalu mengelus nisan sang ayah. "Kala harap ayah bahagia disana. Jangan kayak kala" ujar kala sembari mengelus terus nisan yang bertuliskan"Adikta Maheswara".
"Ayah memang mengajarkan segala hal sama kala, tapi ayah lupa satu hal." Kala menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan, "ayah lupa mengajarkan kala bagaimana caranya hidup tanpa ayah"
Nafas Adira tecekat dan hatinya hancur Ketika ia tidak sengaja mendengar ucapan menyakitkan dari kala barusan.
Air mata seorang Adira Felicia Damaris turun begitu saja. "K-kala....Maafkan bunda sayang." Ujarnya dengan nafas yang masih tercekat dan menutup mulutnya agar Isak tangis nya tidak terdengar.
"Mas....aku minta maaf karena tidak bisa menjaga putra kita dengan baik. Bukannya memberi mereka kebahagiaan, justru aku malah membuat luka untuk mereka....maaf aku belum bisa menerimanya." Batin Adira
Hidup itu...memang ngga bisa kita genggam dan ngga bisa kita kendali.
Tapi, dunia tahu kamu kuat, maka hanya kamu yang bisa mengendalikan diri kamu untuk selalu berjalan meski pundak kamu sudah tidak dapat menopang banyaknya masalah lagi.
TBC
Haiii gimana untuk bab ini? Apakah seru? Pastinya seru donggg yaa. Di share sebanyak-banyaknya ke teman-teman dan jangan lupa BINTANGMU SEMANGATKU GUYS.
Okee see you next time para pembaca sekalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOGJA SENJA KAMU & KENANGAN
General FictionHATI-HATI TYPO BERTEBARAN ‼️ Start: 10 Januari 2024 End:- Bukan tokoh utama dalam alur kehidupanku, namun akan saya jadikan pemeran utama dalam sastra ciptaan saya. •••• "Semua insan memiliki samudera kesedihan masing masing. Dari atas sana memang...