Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Halo semuanya, bagaimana kabarnya? Baik? Alhamdulillah....maaf ya jarang update karena masih sibuk.
Yuk tanpa menunggu lama lagi cus langsung baca aja.
Ambil baiknya buang buruknya.
HAPPY READING 🌼
"Jaga selagi ada. Rawat selagi sempat.
Karena beberapa yang hilang: tidak pernah pulang. Dan beberapa yang pergi; tidak pernah kembali."
•[Haikala Vena Maheswara]
Haikala tidak punya tempat tujuan.
Tidak pernah ada tempat yang cukup mampu ia jadikan rumah untuk berlindung. Tidak pernah ada tempat pula yang cukup berkenan hati menampung. Haikala luntang lantung.
Satu-satunya tempat yang bisa ia datangi hanya tempat ini, tempat yang kini ia jadikan tempat peristirahatan saat kendati keraguan masih cukup merongrong di dalam hati. Tempat yang sudah lama tidak pernah Haikala datangi sejak sang ayah pergi. Tempat di mana sebuah rumah pohon terbengkalai masih berdiri kokoh di atas bukit. Tempat yang biasa haikala, Sabiru, dan Arthan datangi tiap kali merasa sedih pula.
Juga, tempat di mana Haikala dan aruna resmi berteman.
"Kalau kita pacaran sekarang, cinta monyet nggak ya disebutnya?"
Haikala masih ingat bagaimana aruna yang tertawa kecil saat mereka sedang duduk bersandar pada batang pohon besar di bawah rumah pohon. Haikala masih ingat senyuman Aruna yang khas, senyuman yang pernah begitu ia sukai.
" Mungkin kalau pacarnya sambil manjat pohon, baru disebut cinta monyet kali ya?"
Haikala hanya tertawa. "Kamu... gak mau naik ke rumah pohon?"
Aruna menggelengkan kepalanya. "Takut."
"Jadi monyet?"
Aruna tertawa. "Takut aja. Tinggi, nanti jatuh, nanti kalau kenapa-napa, nggak bisa sama kamu lagi." Aruna tersenyum. "Kamu sendiri? Kenapa nggak mau naik?"
"Takut juga."
"Kenapa?"
Haikala hanya tersenyum kecil. "Banyak kenangan pahitnya, Na." Haikala kemudian menoleh padanya,memandangnya. "Cukup jatuh ke aruna aja deh, jatuh ke tanah jangan."
"Dih, dangdut banget, hahaha."
Kalau dipikir-pikir, tempat ini menjelma begitu banyak kenangan yang masih tersimpan di ingatan. Kenangan itu pula yang membuat Haikala tidak berani datang. Karena biasanya, Arthan akan lebih sering berada di sini dan haikala tidak pernah ingin mengganggu kenyamanannya sama sekali.
Ditambah lagi, sang ayah memperkenalkan tempat ini pada Haikala. Sementara haikala memperkenalkan tempat ini pada Aruna dan juga Arthan dan Sabiru sebelumnya. Arthan pasti akan semakin marah padanya bila haikala ada di sana.
Walau sebetulnya, haikala tidak benar-benar tahu tempat ini dari Aruna. Justru, Haikala sudah tahu tempat ini dari lama sebelum Haikala mengenal Sabiru dan Arthan. Sejak Ayahnya menghadiahkan rumah pohon ini untuknya dan kanala beberapa tahun yang lalu. Namun berakhir tidak pernah lagi ia datangi sejak Haikala membuat kanala celaka dan terluka.
Aruna yang pada akhirnya membuat haikala berani menginjakkan kaki lagi ke sini. Aruna juga yang pada akhirnya membuat haikala tidak pernah lagi mendatangi tempat ini. Namun kini, haikala tidak punya tempat tujuan lagi. Lalu Haikala juga tidak begitu sanggup berjalan ke sana ke mari dengan kondisinya yang tengah kacau balau begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOGJA SENJA KAMU & KENANGAN
Narrativa generaleHATI-HATI TYPO BERTEBARAN ‼️ Start: 10 Januari 2024 End:- Bukan tokoh utama dalam alur kehidupanku, namun akan saya jadikan pemeran utama dalam sastra ciptaan saya. •••• "Semua insan memiliki samudera kesedihan masing masing. Dari atas sana memang...