BAB 12| PERJALANAN

1.8K 199 22
                                    

Perumahan yang mereka tempati hampir berubah menjadi reruntuhan akibat gempa. Jeritan dan ratapan tangis terdengar di mana-mana, bahkan teriakan orang-orang yang meminta pertolongan bersahutan, mengundang para zombie ke asal suara.

Jack menatap semua itu dengan tatapan dingin. Baginya yang telah hidup dalam dua kehidupan, Jack sebenarnya tidak lagi mempunyai rasa 'simpati' pada orang-orang itu. Di kehidupan sebelumnya, dia mengalami banyak penghianatan dari orang-orang yang dia bantu.

"Mas, apa enggak sebaiknya kita nolong mereka?" tanya Raya dengan khawatir menatap orang-orang yang melambai-lambaikan tangan mereka ke arah mobil.

"Biarin aja, sebentar lagi pasti militer bakalan ngirim tim untuk mengevakuasi korban," jawab Jack dengan acuh.

Raya tetap merasa gelisah, hati nuraninya merasa bersalah dengan orang-orang di luar yang mereka tinggalkan. "Tapi ada juga monster, mereka pasti enggak akan bisa bertahan," ujar Raya lagi.

"Ay," panggil Jack dengan suara pelan. "Kamu enggak bisa bersimpati dan percaya sama semua orang." Termasuk aku.

Jalanan terlihat ramai, bukan hanya Jack yang memutuskan untuk keluar dari kota, akan tetapi juga beberapa orang lainnya. Mereka sudah menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan kota tempat mereka tinggal, itulah sebabnya banyak yang memutuskan untuk pergi ke kota tetangga yang mungkin saja lebih aman.

Tanpa mereka tahu bahwa wabah dan gempa yang terjadi bukan hanya di kota mereka, akan tetapi terjadi di seluruh belahan dunia.

Suasana hening di dalam mobil, di beberapa tempat mereka terjebak kemacetan karena padatnya arus lalulintas sedangkan tidak ada polisi yang menjaga dan mengatur.

TID! TID!

Entah siapa yang pertama kali menekan klakson, mobil-mobil di sekitarnya juga ikut membunyikan klakson mobil mereka.

"Sialan!" Jack mengutuk, merasa bahwa orang-orang itu sangatlah bodoh.

Membunyikan klakson bersahut-sahutan seperti itu hanya akan mengundang zombie ke arah mereka.

"Kita harus puter balik, cari jalan lain," ujar Andri melihat banyak zombie yang tadinya hanya diam di kejauhan tiba-tiba menoleh dan berjalan ke arah mereka dengan mulut yang mengeluarkan air liur berdarah. "Kalau kita tetep di sini, kita bakalan terjebak."

"Mas..." Raya tidak bisa untuk tidak panik. Apalagi saat satu Zombie yang tiba-tiba datang dan menarik seorang anak kecil keluar dari mobil tepat di depan mereka.

Mobil keluarga itu mungkin sengaja membuka jendelanya karena pengap, namun mereka tidak menyangka jika itu menjadi bumerang.

"AHHH!"

"ANAK SAYA! ANAK SAYA!"

TID! TID! TID!

"AHHHH!"

Teriakan terdengar diiringi dengan bunyi klakson yang tidak sabaran. Raya memejamkan mata saat melihat anak yang di seret keluar dari mobil tadi di gigit hingga separuh pinggangnya terputus. Dia mendekap Ryan dalam pelukannya dengan erat, bulu kuduknya merinding mendengar jeritan memilukan dari anak itu sebelum akhirnya diam tidak bersuara.

"Tutup gordennya!" titah Jack.

Raya buru-buru menutup gorden jendela.

Suasana menjadi sangat kacau. Andri segera memutar kemudi, dia menabrak banyak zombie yang mendekat hingga akhirnya mereka keluar dari suasana kacau itu.

"Minum, Ay!" Jack menyodorkan sebotol air mineral pada istrinya.

Raya menerima air mineral itu dengan tangan gemetar, masih terbayang-bayang seorang anak yang di gigit dengan kejam oleh zombie tadi hingga kulit pinggangnya robek. Raya meminum airnya, lalu dia menghapus air mata di sudut matanya.

Ada banyak jalan pintas untuk menuju kota tetangga, namun tentu saja bukan jalanan yang mudah dilalui. Mereka harus melewati jembatan dan hutan hingga akhirnya mereka akan tiba.

Raya membuka ponselnya karena dia penasaran dengan apa yang terjadi dengan dunia luar. Membuka media sosial, dia melihat banyak postingan vidio, foto, hingga status dan komentar-komentar orang-orang tentang wabah zombie yang terjadi.

@hklz123
Ini pasti kerjaan elit global yang pengen meriset dunia!

@bjhbb45
Kapan bantuan datang? Pemerintah ke mana sih? Jangan bilang mereka kabur?!

@Llly444
Bapak gue tiba-tiba ngamuk, mamah di gigit. Mereka jadi kaya zombie yang makan otak orang. Gue sembunyi di bawah kasur sama adek gue. Tolong.

@Maemnh012
Aku di gigit, apa aku juga bakal jadi kaya monster di luar?

Membuka salah satu vidio amatir yang menunjukan seorang gadis remaja di gigit oleh zombie, Raya membaca puluhan ribu orang yang berkomentar, membagikan keadaan mereka setelah gempa. Bahkan ada orang-orang dari luar negeri yang membagikan hal sama.

Perjalanan terasa sangat lama dan menegangkan, apalagi ketika hari mulai gelap dan mobil harus melewati jalanan yang disekelilingnya adalah hutan. Susana terasa sangat hening, suara jangkrik, burung, suara-suara yang biasanya terdengar di kala malam di tengah hutan, sekarang menghilang.

Ryan menangis, mungkin karena anak itu lapar setelah seharian tertidur. Raya melihat Jack bangkit dari kursi depan, berjalan ke bagian belakang mobil. Raya tidak tahu apa yang Jack lakukan, tetapi sekarang dia baru melihat dengan jelas mobil hang mereka tempati.

Ada empat kursi yang bisa dijadikan tempat tidur, di bagian belakang mobil, terdapat sebuah sekat. Ada kulkas kecil, rak yang tergantung di atas dan meja dengan laci. Bahkan ada kompor dan sebuah lemari yang ukurannya cukup besar.

Raya terperangah, dia tidak tahu di mana Jack mendapatkan mobil seperti itu. Jack yang sibuk di bagian belakang lalu berjalan ke arah Raya, duduk di seberang istrinya. Pria itu memegang sebuah mangkuk di satu tangannya dan piring di tangannya yang lain. Di mangkuk kecil, ada ikan salmon matang yang di hancurkan dengan taburan sedikit kecap asin, sedangkan di piring besar ada ikan salmon bakar utuh dan nasi yang masih mengepul.

"Kamu dapat ini dari mana?" tanya Raya.

"Makan, biar aku yang suapi Ryan." Jack mengambil alih Ryan dalam pelukan Raya, anak itu masih menangis, pipi tembam nya memerah.

Menerima piring yang Jack berikan, Raya tahu jika mungkin Jack sama sekali tidak berniat menjawabnya. Dia melihat makanan yang dia pegang, lalu fokus menyantapnya tanpa bertanya lagi.

Jack memberi Ryan makan, menyuapinya secara perlahan. Anak itu makan dengan lahap hingga ikan di dalam mangkuk tandas. Begitu juga dengan milik Raya. Jack tidak lupa memberikan keduanya air.

Setelah selesai makan, mobil masih harus melewati hutan. Jack dan Andri bertukar posisi, Jack menyetir sedangkan Andri pergi ke belakang, membuat makanan untuk dirinya sendiri.

Gemrisik daun terdengar di tengah malam, Andri dan Raya tertidur, mengistirahatkan tubuh mereka. Jack yang menyetir melirik ke luar jendela mobil, dia melajukan mobilnya dengan cepat karena merasa ada yang tidak beres dengan hutan. Meski pun zombie di hutan hampir tidak ada, Jack sama sekali tidak lupa bahwa selain zombie, ada juga tanaman bermutasi.

Dan hutan penuh dengan berbagai tanaman.

JACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang