BAB 02| RUANG DAN KEMAMPUAN

8.8K 888 42
                                    

Setelah virus zombie pecah, manusia ikut berevolusi, banyak manusia yang membangkitkan kekuatan mereka . Sama seperti halnya para zombie yang mampu di bunuh hanya dengan menggunakan pisau dapur, kekuatan manusia juga masih sangat lemah di awal-awal. Manusia adalah makhluk yang akan terus belajar hingga pada akhirnya mereka menemukan sebuah rahasia bahwa inti kristal yang terdapat dalam otak zombie mampu menaikan level kekuatan mereka. Tentu saja dari semakin kuatnya manusia, para zombie juga ikut berevolusi menjadi semakin kuat.

Di kehidupan sebelumnya, Jack bahkan pernah bertarung dengan dua zombie level Sembilan yang memiliki perilaku layaknya manusia. Hanya saja zombie dengan level tinggi tidak memiliki belas kasih sama sekali, mereka masih sangat kejam mengikuti naluri. Di kehidupan sebelumnya, Jack memiliki tiga kemampuan menyerang. Api, es dan logam. Serta satu kemampuan pasif yaitu ruang. Itu adalah hal yang sangat beruntung, memiliki empat kekuatan sekaligus dalam tubuhnya, banyak orang yang hanya bangkit dengan satu kekuatan tunggal, banyak juga orang-orang biasa yang tidak memiliki kekuatan.

Jack tidak tau bagaimana dengan tiga kemampuan lainnya tapi kemampuan ruang benar-benar membantunya sekarang. Sama halnya seperti kantung doraemon yang bisa mengeluarkan banyak benda ajaib, kemampuan ruang milik Jack juga bisa menyimpan hal apapun dan tidak memiliki Batasan. Bedanya dengan kantong doraemon adalah ruang milik Jack tidak memiliki bentuk fisik sama sekali, ruang itu hanya akan muncul saat Jack memikirkannya.

Kemampuan ruang adalah salah satu kemampuan yang sangat dicari setelah visur zombie pecah dan manusia sudah tau bagaimana caranya membunuh para zombie. Selain kemampuan ruang, para pemilik kekuatan air juga sangat penting karena masa apocalypse air sudah banyak tercemar oleh virus.

Di kehidupan sebelumnya, ruangnya hanya didedikasikan untuk Novelyn, hanya Novelyn yang mengetahui bahwa dia memiliki ruang. Bahkan Raya, istrinya, tidak pernah dia beritahukan.

''Mas? Kamu belum mandi juga?''

Jack tiba-tiba membuka matanya, dia terlalu fokus memejamkan mata hingga tidak sadar bahwa waktu sudah lewat satu jam kemudian.

''Yaampun! Kamu mau kapan mandinya, sih? Ini sudah siang, loh, Mas. Cepet mandi sana!'' Raya mengomeli suaminya.

Jack menurut, dia buru-buru masuk kedalam kamar mandi karena Jack tau jika selama dua bulan ini dia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

***

Selesai mandi dan berpakaian, Jack Kembali turun kelantai bawah untuk sarapan. Di sana Raya sudah selesai memasak, sedang membereskan peralatan dapur yang berantakan. Jack tersenyum, merasa beruntung karena dia bisa memulai Kembali hidupnya.

''Kamu sarapan dulu, aku mau ngecek Ryan, takutnya dia udah bangun.'' Raya tidak menunggu suaminya menjawab, dia langsung pergi meninggalkan Jack di meja makan.

Gerakan tangan Jack menyuap makanan terhenti, dia tiba-tiba teringat bahwa dirinya memang memiliki seorang anak laki-laki berusia kurang dari satu tahun. Di kehidupan dia sebelumnya, sudah terlalu lama, sepuluh tahun sejak masa apocalypse dimulai dan Jack mulai melupakan segalanya sejak dia Bersama Novelyn. Satu-satunya hal yang Jack ingat bahwa dia meninggalkan istrinya begitu saja atas permintaan Novelyn saat itu.

Jack memakan makannya dengan bisu, dia tiba-tiba memiliki dorongan untuk menangis saat rasa masakan yang khas terasa di lidahnya. Setelah sepuluh tahun, ini adalah pertama kali dia memiliki makanan yang lengkap. Masa apocalypse terlalu mengerikan, para manusia bahkan rela saling membunuh hanya untuk sebungkus mie instan.

***

Jack melajukan mobilnya menyusuri jalanan kota yang ramai dengan para pengendara dan orang-orang yang berlalu-lalang di trotoar jalan. Saling mengobrol, tertawa, hal-hal yang tidak akan lagi terlihat dua bulan kemudian.

Tujuan Jack hari ini adalah sebuah pabrik beras yang berada tidak jauh dari kota tempat dia tinggal. Membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk Jack tiba di sana. Jack memarkikran mobilnya di parkiran yang tersedia di sana, namun sebelum benar-benar tiba di gudang produksi beras ia harus berjalan selama lima menit terlebih dahulu melewati beberapa rumah warga.

''Selamat siang, Pak!'' sapa salah satu pegawai di sana.

Jack mengangguk, Ketika pegawai itu tau jika Jack bermaksud untuk membeli berton-ton beras, dia langsung membawa Jack menemui penanggung jawab pabrik tersebut. Sebelumnya Jack sudah menyewa sebuah gudang kosong di pinggiran kota untuk menampung semua yang dia beli agar tidak dicurigai. Jack membeli dua puluh karung beras terlebih dahulu dan menyuruh mereka untuk mengangkutnya ke alamat gudang yang Jack sewa. Setelah selesai membeli beras, Jack berencana untuk pergi kesebuah bengkel yang dikelola oleh salah satu temannya.

Jarak antara pabrik beras dan bengkel besar itu cukup jauh, membutuhkan waktu hamper dua jam karena kemacetan sebelum akhirnya Jack tiba di sana.

''Jack!'' Teman Jack yang mengelola bengkel tersebut keluar dari dalam ruangan menemui Jack.

''Dri, apa kabar?'' tanya Jack, keduanya berjabat tangan dengan singkat.

''Baik banget. Bisnis bengkel lagi bagus-bagusnya tahun ini,'' Jawab pria Bernama Andri itu, ''Ngomomg-ngomong, ada keperluan apa kamu datang?''

Jack tersenyum, dia meminta Andri untuk berbicara berdua. Andri membawa Jack kedalam ruangannya, mempersilakan Jack untuk duduk di atas sofa kecil itu.

''Jadi?'' tanya Andri yang datang setelah membuatkan Jack segelas kopi saset.

''Saya mau memodifikasi satu mobil, ini cetak birunya.'' Jack menyerahkan sebuah kertas pada Andri.

''Mobilnya sudah bagus, kenapa mau dimodifikasi?'' tanya Andri, menatap Jack dengan heran. Dia membolak-balik cetak biru yang Jack berikan padanya.

''Ada hal penting, dan saran saya kamu juga harus punya satu,'' ujar Jack sambal menyeruput kopinya. Kening pria itu berkerut karena kopi sasetan itu tidak seenak kopi buatan istrinya.

''Penting? Yang seperti apa?''

Jack berdecak, ''Kamu bisa buat yang seperti itu?''

Andri mengangguk-anggukan kepalanya, ''Bisa, tapi yang jelas biayanya akan sangat mahal.''

''Soal uang enggak masalah, saya mau mobil itu selesai kurang dari satu bulan.''

''Satu bulan? Haha, itu gampang.''

Jack mengangguk puas, setelah mengobrol sebentar dengan Andri dia akhirnya pergi dari bengkel untuk ke gudang yang dia sewa. Jack ingin memodifikasi mobilnya menjadi mobil anti peluru dan nyaman untuk dikendarai dalam perjalanan jauh. Dia juga ingin menambahkan ban besar agar bisa melewati gundukan besar.

Cukup lama berkendara, Jack tiba di lokasi gudang yang dia sewa. Ada empat orang yang melakukan pengiriman, semuanya sedang sibuk memindahkan satu-persatu karung beras kedalam gudang.

''Pak, kami sudah memindahkan semuanya,'' ujar salah satu dari mereka, menyerahkan sebuah buku kecil pada Jack, meminta Jack untuk menandatanganinya.

Jack menandatangani buku itu, lalu menyerahkan sisa uang pembayaran pada mereka, ''Terimakasih,'' ucap Jack.

Orang-orang itu berpamitan untuk pergi, Jack masuk kedalam gudang setelah tidak ada siapapun. Melihat deretan karung beras yang bertumpuk di sudut gudang, Jack merasa sedikit lega. Dia berjalan mendekati karung-karung itu, menyentuhnya satu persatu dan wush! Mereka semua menghilang dari sana. Jack keluar dari sana, masih banyak yang harus dia beli sebelum virus zombie yang menyebar di kehidupan sebelumnya benar-benar terjadi.

To be continued.

Jangan lupa vote:)

JACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang