BAB 04| MENGUMPULKAN PERSEDIAAN (2)

8K 807 62
                                    

Selesai membeli obat-obatan, Jack pergi kepusat perbelanjaan lagi. Dia membeli banyak selimut tebal, kipas angin batrai, kompor induksi, pakaian dan sepatu pria dan wanita dari anak-anak hingga dewasa. Pakaian wanita yang Jack beli kebanyakan adalah pakaian simple, tidak ada rok ataupun gaun yang akan mengganggu Ketika mereka berlari. Jack juga Kembali membeli buah-buahan dan makanan cepat saji, minuman soda, jus kemasan hingga air mineral Kembali Jack beli.

Setelah dirasa cukup, Jack berencana pergi ke desa nelayan untuk membeli banyak makanan laut. Di saat virus zombie menyebar nanti, bukan hanya manusia yang bermutasi tapi juga hewan termasuk hewan yang hidup di air. Di kehidupan Jack sebelumnya, Hewan bermutasi memang bisa di makan oleh pengguna kekuatan untuk membantu meningkatkan level kekuatan mereka, tapi tentu saja ada resiko yang harus ditanggung saat memakan hewan-hewan yang sudah terkena virus itu.

Mereka 'sial' setelah memakan hewan bermutasi akan ikut menjadi zombie. Itu adalah hal umum di kehidupan sebelumnya hingga para pengguna kekuatan atau orang biasa akan berhati-hati saat mengonsumsi hewan bermutasi.

Jarak yang cukup jauh Jack tempuh, sekitar tiga jam dari kota asalnya, Jack tiba di desa nelayan. Banyak kapal-kapal ikan yang baru berlabuh, para nelayan yang mengangkut hasil lau mereka untuk dijual serta orang-orang yang bermaksud untuk membeli ikan-ikan itu.

''Saya mau kepiting, ikan salmon, ikan kakap, tuna, udang, cumi, gurita, saya mau semua jenis ikan yang ada di sini, semuanya dalam jumlah besar, ya, Pak,'' ucap Jack pada salah satu nelayan.

Nelayan itu sangat senang karena hasil tangkapannya langsung laku.

''Siap, Pak, siap! Mau buka bisnis, ya, Pak?'' tanya Nelayan itu karena Jack membeli sangat banyak hasil laut.

Jack menjawab iya sambal tersenyum.

Semua jenis ikan yang Jack beli dibawa ke gudang yang sama dengan gudang beras yang tempo hari Jack sewa, dan seperti halnya barang-barang lain, Jack memasukkan semuanya kedalam ruang. Ikan-ikan itu diletakan di dalam beberapa bak besar, jadi Jack tidak perlu khawatir ikan itu akan mati karena tidak ada air di ruangnya. Setelah selesai, Jack Kembali kerumah, ia langsung merebahkan dirinya di atas sofa karena Lelah.

''Kamu udah pulang, Mas.'' Raya datang, melihat suaminya yang berbaring begitu saja di atas sofa. Melihat raut Lelah Jack, Raya sedikit sedih, dia menebak kemungkinan ada masalah di perusahaan hingga Jack berencana menjual saham dan beberapa properti mereka.

''Sayang,'' panggil Jack.

''Papapa!'' Ryan yang berada dalam gendongan Raya mengoceh pada ayahnya.

''Mau aku buatkan kopi?'' tanya Raya.

''Iya, aku haus banget.''

''Kalau gitu pegang Ryan dulu, biar aku buatkan kamu kopi.'' Setelah mengatakan itu, Raya menyerahkan Ryan pada Jack yang masih berbaring di atas sofa. Raya pergi meninggalkan ayah dan anak itu.

Jack menatap putranya yang ngiler hingga tetesannya membasahi pakaian Jack.

''Kenapa liat Papa kaya gitu? Memangnya Papa ayam goreng!'' sungut Jack saat melihat cara Rayn yang menatapnya seperti menatap makanan.

''Nen, Pa! Nen!'' Ryan memukul-mukul dada Jack yang ia duduki.

Jack memegang putranya dengan hati-hati, takut Ryan terjatuh dari atas sofa. Memegang anak kecil yang lembut itu, Jack tiba-tiba teringat perbuatan bejatnya di kehidupan lalu, dia dengan tega membuang darah dagingnya sendiri. Jack ingat bahwa Ryan saat itu berusia kurang lebih dua tahunan.

''Maafin, Papa, Ryan,'' ucap Jack dengan tulus, membaringkan tubuh Ryan dalam pelukannya.

''Uhuhuh!'' Ryan menggeliat tidak mau, anak itu menggigit lengan atas Jack dengan dua gigi kecilnya yang baru saja tumbuh.

Jack tidak merasakan apapun atas gigitan putranya, hingga anak itu merengek dan menangis, Jack enggan melepaskan pelukannya dari Ryan.

''Mas, kok Ryan dibuat nangis, sih.'' Raya datang dengan secangkir kopi, kesal saat mendengar tangisan putra kecilnya.

''Aku cuma meluk, enggak tau kenapa dia nangis.'' Jack membuat alas an untuk dirinya.

''Dia enggak betah kamu peluk kaya gitu,'' ujar Raya, mengambil alih sang putra.

''Makasih,'' ucap Jack sembari mengambil kopi buatan sang istri dan meminumnya.

Raya menganggukkan kepalanya, duduk di samping Jack sambal menenangkan Ryan. Ryan yang terisak menatap sang ayah dengan mata besar, terlihat penasaran pada cangkir yang Jack pegang. Raya mengambil remote di sebelahnya, menghidupkan televisi yang tadinya mati. Segera setelah televisi hidup, sebuah tayangan berita muncul. Raya hendak memindahkan channel nya saat Jack dengan cepat menahan tangan wanita itu.

''... Sebuah penyakit aneh telah muncul baru-baru ini. Banyak orang-orang yang jatuh sakit dengan gejala yang sama dan memiliki ciri kondisi fisik yang sama. Para dokter belum menemukan jenis penyakit yang sedang menjangkit banyak orang. Menteri Kesehatan mengimbau untuk masyarakat Indonesia agar tetap menjaga Kesehatan dan memakai masker bila hendak beraktivitas dan segera pergi kerumah sakit jika memiliki ciri-ciri berikut; Sering terjadi kejang, kulit yang membiru, tubuh mendingin, mual dan jari kuku yang berdarah-''

''Virus baru, ya?'' tanya Raya, ngeri sekaligus heran, ''Kalau enggak salah tetangga di depan rumah kita suaminya juga sakit, tapi enggak tau deh sakit apa.''

Jack terdiam sambil menatap kosong pada tayangan berita tersebut. Bagaimana bisa? Baru beberapa minggu setelah dia terlahir Kembali dan gejala penyakit di kehidupan sebelumnya yang muncul satu bulan sebelum virus zombie benar-benar menyebar telah muncul lebih awal.

Di kehidupan sebelumnya ada juga berita seperti ini. Tapi jelas tidak seawal sekarang.

''Mas, kamu kenapa?'' Raya menatap suaminya yang hanya menatap tv dengan tatapan kosong.

Jack tiba-tiba berdiri mengagetkan Raya, ''Mulai besok jangan keluar rumah,'' ucap Jack sebelum akhirnya melenggang pergi dari sana.

***

Hujan turun sangat deras pada pukul sepuluh malam, suara hujan yang terdengar di iringi oleh suara guntur menggelegar membuat Raya terbangun dari tidurnya. Raya mengusap matanya, melihat Jack yang masih terjaga sambil menatap keluar jendela yang terbuka.

''Kenapa kamu bangun?'' tanya Jack, berjalan menghampiri istrinya di tempat tidur.

''Aku kebangun tadi. Kenapa kamu belum tidur?''

''Yaudah, sekarang tidur lagi. Aku enggak bisa tidur.''

Jack merasa sangat gelisah, ada firasat bahwa hal-hal yang terjadi di kehidupan sekarang akan lebih buruk dari pada kehidupan sebelumnya. Ketika Jack dan Raya sedang berbincang sambil menunggu rasa kantuk datang, ada suara keras yang membuat keduanya saling berpandangan.

''Apa itu? Kenapa kayaknya di luar rame banget.'' Raya turun dari tempat tidur, dengan penasaran melihat dari balik gorden jendela yang menghadap langsung pada rumah tetangga di depan mereka, ''Ada rame-rame, Mas, di rumah depan,'' ujar Raya pada Jack.

Jack juga bangkit berdiri, ikut melihat apa yang terjadi.

''Kebakaran kah? Atau orang yang lagi berantem?'' Raya bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Melihat rumah tetangga depannya di penuhi banyak orang, kening Jack bertaut, dia lalu menatap Raya yang kebingungan.

''Aku ngecek kesana, kamu tunggu di sini jangan ikut-ikutan,'' ujar Jack.

Raya menganggukan kepalanya, ''Jangan lupa bawa payung, di luar lagi hujan.''

To be continued.

Jangan lupa vote:)

JACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang