Di rumah seharian, hanya bermain dengan putranya Ryan yang terlalu rewel karena merasa bosan. Raya juga bosan, dia berkali-kali mengintip situasi di luar rumah melali jendela kaca. Melihat banyaknya orang yang berlalulalang seperti biasa, Raya merasa Jack agak berlebihan untuk tidak menyuruhnya keluar.
Berita tentang kanibalisme itu jelas berada di luar negeri, bahkan jika di negerinya memang ada hal seperti itu seperti yang diberitakan, tidak mungkin semua orang menjadi kanibal, kan? Sebagai seorang ibu-ibu, Raya sangat meragukan keasilan berita tersebut. Bagaimana jika itu adalah berita konspirasi yang diciptakan elit global untuk menutupi skandal yang terjadi.
''Kalau Cuma ke supermarket depan pasti enggak pa-pa, kan, yah?'' tanya Raya pada dirinya sendiri.
Wanita itu menghela nafas, menatap putranya yang sedang bermain. Sudah dua jam setelah Jack pamit pergi, namun pria itu tidak kunjung pulang. Raya bangkit berdiri, sudah membuat keputusan jika dia akan membawa putranya berjalan-jalan. Toh, di luar juga banyak orang.
Raya mengambil hipseat yang dia gunakan untuk menggendong Ryan, mengambil payung dan bergegas keluar dari rumah. Sebelum itu Raya tidak lupa mengunci pintu agar tidak ada orang yang masuk ke dalam rumahnhya.
Jarak supermarket dan kediaman Raya cukup dekat, kurang dari 1 kilometer. Raya hanya perlu berjalan sedikit, lalu ketika tiba di ujung jalan, di sanalah supermarket berada. Dia menghela nafas lega, meski jaraknya cukup dekat, tetap saja rasanya melelahkan jika berjalan sambil menggendong Ryan.
''Selamat datang di supermarket! Selamat berbelanja.'' Suara sistem yang menyambut kedatangan tamu terdengar saat Raya membuka pintu. Rasa sejuk langsung menyegarkan kulit Raya yang memang sedari tadi ke panasan d luar.
''Beli apa, yah~, Ryan mau beli apa, Sayang?'' Raya bertanya pada anaknya.
''Cucucu!'' Anak itu menjawab dengan nada bicara yang belum jelas.
Raya tertawa, menyusuri rak-rak supermarket, dia mengambil dua roti coklat dan vanilla, serta satu buah sosis. Setelah merasa cukup, Raya hendak ke kasir untuk membayar, di sana terdapat empat orang yang sedang mengantri, Raya adalah orang ke lima. Satu menit mengantri, Raya fokus pada putranya ketika suara jeritan memilukan terdengar.
''AKH!''
''HAA!''
''ASTAGA!''
Raya sontak mendongak, melihat tiga orang di depannya berlari menjauh, membuat Raya dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi. Wajah Raya memucat, pupil matanya membelalak, darah mengalir deras ke kepalanya. Untuk sejenak tubuh Raya benar-benar membeku, seolah lupa bagaimana caranya bergerak.
Tiga pelanggan yang menjauh juga menatap horror pada pemandangan di depan mereka. Bagaimana tidak, siapa yang tidak horor saat melihat seseorang yang mengigit kepala pelayan kasir hingga terputuas dari tubuhnya. Darah menyembur seperti air mancur, membasahi meja kasir serta produk-produk yang dipajang di sana. Suara 'krauk' dan suara tegukan terdengar, seolah orang itu sedang memakan makanan paling lezat di dunia dan menegak minuman paling menyegarkan.
Tubuh Raya gemetar, dia menahan nafas, kakinya mundur secara perlahan karena takut menarik perhatian 'orang' yang sedang memakan kepala kasir yang berlumuran darah. Tiga orang lainnya yang menyaksikan juga menahan nafas mereka, keringat tampak mengalir deras. Seorang pria yang berdiri di sebelah Raya buru-buru mengeluarkan ponsel, hendak merekam apa yang terjadi.
''AHHH!'' Seorang wanita yang baru tiba di kasir tiba-tiba menjerit dengan sangat keras, kakinya gemetar lemas, hampir terjatuh jika saja dia tidak berpegangan pada rak supermarket. ''A-APA, KA-KANIBAL! HAAA!''
Mungkin karena jeritannya sangat keras, 'orang' yang memakan kepala manusia itu tiba-tiba menghentikan Gerakan mengunyahnya, kepalanya menoleh 180 derajat, menatap kerumunan para manusia yang sedang menatapnya dengan ngeri.
Sekarang semua orang dapat melihat seperti apa rupa 'manusia' itu. Sekitar matanya tampak membusuk, darah memenuhi wajahnya. Kanibal di depan mereka tiba-tiba tersenyum hingga deretan giginya terlihat. Darah mengalir keluar dari mulutnya, mereka dapat melihat rambut serta daging kulit kepala yang belum selesai di kunyah berada dalam mulut kanibal itu. Tanpa aba-aba, dia melompat , ke arah kerumunan, membuat mereka bubar, berlari pontang-panting mencari tempat berlindung.
Begitu juga Raya, jantungnya berdetak dengan panik ketika berpikir bahwa monster itu mengejarnya. Dia juga bisa melihat bahwa dua orang lainnya tampak terjatuh dan menjadi makanan bagi monster itu. Supermarket cukup luas, Raya tidak tahu ke mana dia harus berlari, dia ingin keluar dari sini, tapi takut karena orang yang memakan manusia itu berada di dekat pintu.
Pada akhirnya, Raya bersembunyi di sebuah gudang yang khusus menyimpan persediaan supermarket. Bukan hanya ada Raya di sana, tetapi ada sepasang suami istri, wanita yang tadi menjerit dan tiga pria dengan satu pria yang merupakan seorang parubaya bertubuh tambun.
Semua orang terengah-engah, wanita yang tadi menjerit bahkan sedang muntah di sudut ruangan.
''Ta-tadi itu apa? Kenapa dia makan orang?'' tanya wanita itu dengan suara gemetar.
''Kanibal, itu pasti kanibal yang lagi rame di berita-berita. Sialan! Kenapa ada kanibal di sini!'' Pria parubaya bertubuh gemuk memaki dengan kesal.
''Kita harus lapor polisi! Dia pasti bakalan di tanggap sama polisi!'' Wanita parubaya yang berdiri di sebelah suaminya juga berkata dengan penuh semangat.
''Tenang semuanya, tenang. Kita masih enggak tau apa orang di luar itu bener-bener manusia atau enggak, bisa aja itu hantu yang makan manusia,'' ucap seorang pria dewasa dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya.
''Mana ada hantu siang-siang begini. Jangan-jangan ini prank acara tv? Apa ada kamera di sini? Apa kita masuk tv?'' Pria lainnya melambai-lambaikan tangan ke pojok-pojok ruangan dengan nada bersemangat.
Kepala Raya pusing, perutnya bergejolak akibat adegan yang dia lihat. Ryan di pelukannya juga merengek dengan gelisah.
Ketika mereka sedang berspekulasi, gedoran pada pintu gudang tiba-tiba terdengar diiringi suara minta tolong.
BRAK! BRAK!
''BUKA! TOLONG BUKA!''
BRAK! BRAK!
''BUKAIN PINTUNYA! ARGHHH!'
Raya tersentak kaget, mundur beberapa Langkah menghindari pintu. Begitu juga dengan semua orang. Suara itu jelas suara seorang wanita yang terdengar sangat nyaring.
''G-gimana ini, kita harus buka pintunya!'' Wanita muda selain Raya menatap pintu dengan ekspresi takut-takut.
''Kamu gila?! Mau mati, hah?!'' Pria gemuk itu menatapnya dengan tajam.
''Tapi gimana kalau ini beneran prank? Orang di luar kru tv yang mau liat siapa yang duluan ke luar?'' pria yang sedari tadi berkata bahwa kejadian ini hanya prank setasiun tv bersikeras.
''Prank-prenk, lo enggak liat gimana orang tadi ngigit penjaga kasir sampe kepalanya putus?'' tanya pria yang bersama istrinya dengan ketus. ''Kalau mau keluar, keluar aja sendiri!''
Pria muda itu ketakutan, dia juga tidak mau keluar sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACK
RandomDi kehidupan sebelumnya, demi seorang wanita, Jack meninggalkan istri dan anak-anaknya di dunia yang sudah tak lagi sama. Mayat busuk, orang-orang serakah dan zombie. Siapa yang tau ternyata wanita itu hanya memanfaatkan kekuatannya? Bertahun-tahun...