Suasana malam yang mencekam diiringi oleh teriakan orang-orang yang mencoba kabur dari kejaran zombie. Namun sayangnya, jalanan di padati oleh mobil-mobil yang berjejeran dan para manusia serta zombie tidak lagi bisa dibedakan karena gelapnya malam.
Jack membawa Raya dan Ryan berlari menyelip lautan manusia yang berbondong-bondong ingin menjadi yang pertama masuk ke dalam kota tetangga.
''AKH!''
Khekhekhek.
''GAH! GAH!''
Bunyi tulang patah, teriakan kesakitan, robekan kulit dari dagingnya, terdengar bersahut-sahutan. Anak-anak yang lepas dari gendongan orang tua mereka terinjak-injak hingga jeroan dalam perut mereka keluar dan menjadi santapan dari para zombie.
''Huaaa..., Mamah! Mamah!''
Tangisan anak-anak membuat Raya merasakan rasa pusing yang luar biasa, saat itu dia berharap bahwa dirinya tuli hingga tidak harus mendengar tangisan memilukan dari seorang anak yang sengaja ditinggalkan ibunya karena merepotkan.
''Ahh! Tolong! Tolong!''
''Anak saya! tolong anak saya! Jangan injak anak saya!''
Adegan itu menjadi sangat kacau, Jack yang berlari terus-menerus membunuh zombie-zombie yang mencoba menerkam mereka.
Riuh dari manusia-manusia itu akhirnya sampai ke telinga para tentara yang berjaga di gerbang perbatasan. Wajah mereka berubah, atasan yang bertanggung jawab langsung memerintahkan para bawahannya untuk menutup gerbang.
''TUTUP GERBANGNYA! JANGAN SAMPAI ADA ZOMBIE YANG MASUK!''
''Baik, Pak!'' seru para tentara.
Orang-orang yang berada di barisan depan juga keluar dari mobil, berbondong-bondong masuk ke dalam gerbang saling mendorong.
"Pak, banyak orang yang berada di luar!" Seorang tentara berbisik pada pemimpinnya.
"Lalu kenapa? Sebentar lagi mereka juga akan menjadi zombie, tidak mungkin kita menunggu sampai zombie-zombie itu masuk ke dalam gerbang!" Manik mata pemimpin itu menatap lurus pada pemandangan kacau di depannya. Dia menghela nafas dengan berat. Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, "Ambil pengeras suara!"
Tentara di sampingnya mengangguk, buru-buru pergi untuk mengambil pengeras suara. Beberapa saat kemudian dia kembali lagi, menyerahkan pengeras suara itu pada pemimpin.
"Siagakan pasukan di dekat gerbang, tembak zombie yang berjalan mendekat!" titah si pemimpin lagi. Dia menatap pengeras suara di tangannya dengan tatapan yang dalam.
"Pak-" tentara di sampingnya menatap ragu pada apa yang akan dilakukan sang pemimpin.
"PERHATIAN UNTUK PARA PENYINTAS DI LUAR GERBANG! SEGERA MENDEKAT KARENA DALAM LIMA MENIT GERBANG AKAN SEGERA DITUTUP! SEKALI LAGI UNTUK PARA PENYINTAS DI HARAPKAN SEGERA MASUK KE DALAM GERBANG KARENA GERBANG AKAN DITUTUP!"
Suara keras itu membuat orang-orang di luar gerbang menjadi panik, para zombie yang sensitif akan suara juga bergegas ke arah gerbang. Para tentara yang berdiri di depan gerbang dengan senjata mereka menembaki setiap Zombie yang mendekat.
Di sisi lain, Jack merasakan nyeri di tangannya. Jack menunduk, melihat zombie seorang anak kecil yang mengigit tangannya dengan mulut berdarah. Jack sama sekali tidak punya waktu untuk berurusan dengan zombie kecil itu. Dia menendang zombie itu hingga tubuh kecilnya terbanting menabrak body mobil. Setelah itu Jack terus membawa Raya menerobos orang-orang yang ingin memasuki gerbang.
Jack mengeluarkan belatinya, menebas setiap zombie yang mendekat dan hendak menyakiti anak serta istrinya. Setengah dari para penyintas berubah menjadi zombie hanya dalam hitungan hitungan menit. Lautan manusia yang memenuhi gerbang kota berubah menjadi lautan zombie hampir setengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JACK
RandomDi kehidupan sebelumnya, demi seorang wanita, Jack meninggalkan istri dan anak-anaknya di dunia yang sudah tak lagi sama. Mayat busuk, orang-orang serakah dan zombie. Siapa yang tau ternyata wanita itu hanya memanfaatkan kekuatannya? Bertahun-tahun...