Episode 7: Aku, Kau dan Kata

106 16 3
                                    

Kita adalah tokoh utama dalam cerita yang telah ditulis. Bermodalkan aku yang mencari jati untuk menyempurnakan diri. Berayun-ayun dalam buaian kalimat indah hanya untuk memanipulasi Keadaan dan menggeser realita. Mungkin kau bisa menggerakan banyak orang dengan kata yang kau lontarkan. Namun tetap saja " kata yang berlandaskan keangkuhan tak akan bisa merenggut kepercayaan. "

Aku tahu engkau lebih dari sekedar kata. Tak terikat oleh waktu, tak temaram oleh keadaan dan tak abadi dalam singgasana. Perjalanan sunyi yang menuntun setiap bait kalimat menuju keheningan. Jangan bohongi dirimu lagi dengan sunyi yang palsu itu, lidah memang tak bertulang tapi " ucapan yang diwakili oleh hati tak akan pernah bisa memanipulasi perasaan."

Segala yang telah dipertaruhkan dalam setiap kata butuh pengorbanan lebih dari sekedar tekad. Warna-warna pekat yang mengisi ruang kosong terus bersuara didalam kepala. Seakan tak ada keheningan didalam rongga-rongga pikiran. Permainan retorika yang tak henti-hentinya berkecamuk membuat ku menjadikan setiap sajaknya adalah ratu yang harus di abadikan.

Semua memang berawal dari sebuah kata. Bahkan tragedi mengerikan yang di ceritakan oleh kalam suci tercipta dari keangkuhan sebuah kata, dengan kalimatnya "aku lebih baik darinya". Tiada yang lebih sadis dari sebuah kata. Namun, tiada yang lebih mulia dari bertutur kata. Perlambatlah kecepatan jalanmu, dan lihatlah sekeliling "bagaimana setiap kata menghidupkan yang hampa dan mematikan yang hidup. "

Dilatasi DiksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang