03.CEMBURU

17 2 0
                                    

.

.

.

•Keesokan harinya

Ara sudah siap dengan acaranya, ia menggunakan dress berwarna pink muda, rambut rambut digerai, dan polesan make up tipis. Sungguh dirinya sangat cantik, bukan?

"Hai, Ra," sapa remaja lelaki dengan melambaikan tangan kepada Ara.

"Halo juga, Zio," sapa balik Ara. Dia adalah Sano Laxino Lazio atau kerap di panggil Zio. Sano berusia 20 tahun, ya seumuran'lah sama Ara.

"Kita akan mengadakan pesta dansa, apakah kau mau menjadi pasanganku untuk dansa?" tanya Zio dengan senyum manisnya. (Akhhh, suangan manis senyumanya sampe pabrik gula tutup ;(. Jujurly lebih gantengan Ayang Mikey ku, sih)

"Emmm ...." Tampaknya Ara berpikir sejenak.
"Ayo dong, Ra," bujuk Zio.

"Boleh, deh," tutur Ara.

"Yaudah, Ayo." Zio menarik pergelangan tangan Ara.
•••••
Raksa juga baru saja sampai di depan kampus IF. Kedatangan membuat para siswa/i menatap ke arah Raksa kagum dengan kegantengannya.

"Halo, Tuan," sapa seorang gadis dengan memegang tangan Raksa. Membuat Raksa menatapnya tajam dan menepis tangan gadis tersebut dengan kasar.

"Menjauhlah dariku," tegas nya dengan dingin.

"Maaf," gadis itu menunduk. Raksa pergi bersama Dev meninggalkan gadis tersebut.

Saat sampai di dalam, Raksa disuguhkan pemandangan yang membuat amarahnya hampir memuncak. Bagaimana tidak marah? Ia melihat gadis yang ia incar dekat dengan pria lain. Apalagi ia melihat gadis itu terlihat bahagia bersamanya.

"Berani sekali gadis itu!" Raksa mengepal tangan kuat.

"Selamat datang Tuan," sapa seorang dosen.

"Matikan musiknya," titahnya dingin.

"Tapi—" ucapannya terpotong.

"Matikan!" Raksa berjalan kearah Ara, kemudian ia menyeretnya dengan paksa.

"Ee-eh! Apa ini?" kaget Ara.

Deg!

Bersambung ••••

𝗔𝗥𝗥𝗘𝗞𝗦𝗔 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang