17.SEKONGKOL

9 1 0
                                    

.

.

.

Brakkhh!

"Mia!" panggil orang itu setelah mengbrak pintu dengan kasar, sontak membuat Mia kaget dan menoleh kearahnya.

"Khai?" tanya Mia kaget. Orang itu mulai mendekat kearah Mia.

"Caiilah, lu ... kalo mau siksa dia ajak-ajak gue napa?!" kesalnya dengan melipat tangannya didad4. Dia adalah Khaira atau kerap di panggil Khai. Khai termasuk teman dekat dengan Mia. Jadi, ia mengetahui semua gerak-gerik yang dilakukan oleh Mia.

"Lu ngagetin gue aja, Khai!" ia menatap tajam ke arah Khai. Tangannya juga tak kunjung ia lepaskan dari leh3r Ara.

"Heheh, sorry-sorry gue sengaja," ceplos Khai. Sedangkan Mia hanya memutar bola mata malasnya.

Ughhhh!

Ara merintih karena sudah tidak kuat akibat cekikat dari Mia. Mie dan Khai menoleh kearahnya dengan kasarnya ia melepas cekikan itu.

Terlihat Ara mengambil nafasnya dengan rakus.

"Ck, gitu aja lemah!" sinisnya.

"Mau lebih ekstra gak, Mi?" tanya Khai dengan senyum penuh Arti.

"Apa?" Mia menaikan alisnya bingung. Sedangkan sang empu tersenyum penuh arti.
••••
•Di sisi lain

"Bagaimana, apa kau sudah menemukannya?" tanya Raksa dengan raut wajahnya yang serius.

"Sudah tuan, nona dibawa di gedung tua yang dekat dengan hutan," jelas Dev. Raksa memang sudah mengetahui bahwa Ara di culik oleh Mia, mengambilnya secara paksa dari Rico.

"Sekarang kita pergi kesana, dalam waktu 5 menit kita sudah sampai!" Raksa bangkit dari duduknya. "Baik, Tuan!" balas Dev, dan mengikuti langkah Raksa.
•••
"Ide Lo bagus jga, dengan begitu gue gak perlu ngotori tangan gue!" ucap Mia dengan tersenyum sinis.

"Sekarang mana pistolnya?" Ya, rencana mereka adalah menembak Ara dengan pistol. Khai menyodorkan pistol itu pada Mia.

"Ja--jangan!" gugup Ara.

"Ucapkan selamat tinggal pada dunia, Ara!" Mia menodongkan pistol itu pada kepala Ara. Sedangkan Ara hanya pasrah dan memejamkan matanya.

Dorrr

Bersambung••••

𝗔𝗥𝗥𝗘𝗞𝗦𝗔 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang