18.PERLAWANAN MIA

9 0 0
                                    

.

.

.

Dorrr
Aaakkhh!

Perempuan itu menjerit kesakitan kala seseorang menembaknya. Kalian tahu siapa perempuan itu? Ya, dia adalah Mia. Mia memegangi tangan yang terkena tembakan dan pistol yang di pegang itu terlempar ke suatu arah. Khai yang melihat itu menghampiri Mia dengan raut wajah Khawatir. Dan juga Ara yang memenjamkan matanya terasa aneh, padahal pelatuk pistol itu sudah dilepaskan tapi kenapa tidak merasakan sakit? Kemudian, ia perlahan membuka matanya, dan ... benar saja dirinya tidak kenapa-napa, tapi yang kenapa-napa adalah Mia.

Mereka kemudian beralih menatap pintu, terlihat Raksa berdiri bersama Dev diambang pintu dengan memegang pistol yang di arahkan ke atas.

"Tu--tuan Raksa? Shhtt," beo Mia, sesekali ia meringis kesakitan.

"Kau sentuh dia, satu nyawamu melayang!" ucap Raksa, Raksa memandang Mia dan Khai dengan sorot mata yang menajam, tatapannya bak elang ingin menerkam mangsanya.

"Cihh, apakah tuan Raksa Xi-Ona Aditama ini takut kehilangan gadis ini? Padahal dari gadis ini tidak ada yang menarik," Khai bangkit dari duduknya dan memegang ujung rambut Ara.

"TURUNKAN TANGAN KOTORMU ITU DARI GADISKU!" bentaknya dengan suara menggelegar di ruangan tersebut.

"Oh, gadisku, ya?" ia tersenyum, sepertinya dirinya sedang meremehkan seorang Raksa sang mafia kejam.

"Bagaimana jika aku menyetuh di bagian ini?" Seringai Khai menunjuk bagian wajah Ara. Dirinya mulai mengelus pipi Ara dan melihat Raksa mulai menggertakan giginya.

Jujur, kesabaran Raksa sekarang hampir habis karena perempuan yang satu ini. Ara menghindar dari elusan lembut dari Khai itu membuat dirinya menatap tajam Ara.

"Le-lepas!" cicit Ara. "Diam!" bentak Khai. Khai dan Mia semakin gil4.

"Lebih baik kalian menyerah, rumah ini sudah kami kepung!" teriak Dev angkat bicara.

"Oh, iya, 'kah? Tapi, sepertinya kalian yang harus berhati-hati, deh!" Mia tersenyum smirk menatap mereka.

Jtrekk!

Mia menjentikkan jarinya sebagai kode, dan munculah beberapa segerombolan preman dengan bertubuh kekar tidak kalah darinya.

"Cihh, nyalimu cuma bayaran ternyata!" Raksa berdecih kearah samping.

"Baiklah, aku akan membuktikan, seberapa hebat orang-orang bayaran kalian.

Glekk!

Mia dan Khai menelan slivanya susah payah. Mereka tau sifat asli yang sebenarnya dari Raksa.

"Hajar!" salah satu dari mereka mengkode untuk menghajar Raksa dan Dev. Raksa dengan lapang dadanya mulai mengajar mereka.

"Hati-hati," lirih Ara lemas.

Bersambung.....

𝗔𝗥𝗥𝗘𝗞𝗦𝗔 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang