Haloo. Vote dan komen ya guys jangan lupa. Follow juga akun ini.
Aku mau tanyak kalian tau cerita ini dari mana? Tiktok? Ig? Atau teman? Atau ketemu aja di wattpad?
Tp apapun itu semoga suka ya. Oh ya jangan bawa cerita orang lain di lapak ini. Itu sama aja kalian gak ngehargain aku.
Selamat membaca!!
༶•┈┈⛧┈♛
Edvan mengambil permen di dalam kantong celana abu-abunya, setelah membuka kemasan tersebut dan memakan permennya, langsung saja ia membuang kemasan permen itu di tong sampah yang ada.
Tangannya di masukkan ke dalam saku. Raut wajah yang datar nan tenang juga mata yang menatap lurus. Edvan tak mempedulikan ocehan para siswi yang duduk di koridor yang sedang mengagumi dirinya. Ia terus saja berjalan, menganggap semua itu hanya angin berlalu.
"Kak Edvan," sapa seseorang gadis yang di duga merupakan junior Edvan.
Yang di panggil hanya melirik lalu pergi begitu saja. Kenapa semua orang sangat caper padanya?
Edvan terus berjalan. Sesekali ia tersenyum ramah dan menyapa dengan lembut pada guru yang lewat. Ia hanya akan bersikap begini pada guru saja. Tidak dengan siswi yang caper padanya. Menurutnya itu hanya kurang kerjaan saja.
"Gue kan udah bilang gak usah deket-deket sama cowok lain! Lo denger gak sih?"
"Tapi dia, kan cuma teman sekelas aku. Lagian aku juga mau kerkom sama dia! "
"Halah! Bohong pasti lo, lo pasti mau gatelkan ke dia! Mana tadi mau megang tangannya lagi,"
"Aku cuma mau bantuin dia buka tutup spidolnya doang kok! Kok kamu jadi marah cuma hal itu doang sih!"
"Ooh, udah berani bentak gue, ya, lo."
Edvan kini sedang berada di koridor kelas ujung. Ia akan pergi ke lapangan indoor dan letaknya itu di bangunan lain.
Namun ia tak sengaja mendengar pertengkaran seorang cowok dan cewek di balik dinding kelas ini. Edvan mencoba mengabaikannya. Namun saat ia mengintip sedikit pertengkaran itu, membuatnya marah. Tangan Edvan terkepal kuat.
Edvan langsung maju menuju dua orang itu, dan langsung menahan tangan si cowok yang mau menampar si cewek. Terlihat cewek itu sangat ketakutan. Bahkan ia menutup mukanya sendiri menggunakan tangannya.
"Heh! Apaan lo ngehalangin gue. Sok keren banget lo!" geram cowok itu langsung menghempaskan tangan Edvan. Panggil saja namanya Joni.
"Perlakuin cewek itu dengan baik. Kalo dia salah tegurin pake nada yang lembut. Gausah pakek tangan. Cewek itu bidadari yang harus dijaga bukan di kasarin sama cowok biadab," ucap Edvan. "Lo cowok atau apa sih? Orang tua lo ada ngedidik cara perlakuin cewek dengan benar gak sih. Banci!" sambung Edvan dengan nada dingin. Namun matanya menyiratkan kemarahan yang besar, tatapannya tajam setajam pedang pertempuran.
Ia tidak suka dengan cara cowok itu menegur pacarnya. Edvan paling benci dengan orang yang suka memukul wanita. Edvan tidak suka melihat orang dengan remehnya memperlakukan wanita dengan seenaknya.
Sebrengsek-brengsek Edvan ia akan melakukan wanita dengan sebaik-baiknya. Ia akan meratukan wanita dan memprioritaskan wanita itu. Itulah yang di ajarkan Shela semasih ia hidup. Pelajaran itu akan di lakukan selalu oleh Edvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAPHIC
Teen FictionEdvances Leygander dan Krayna Auderelia adalah dua orang yang tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan, bertemu untuk menciptakan suatu jalan menuju kebahagiaan. Tentu itu tak mudah. Mereka harus menerima sebuah kenyataan dan rintangan sehin...