Kalian tau gak sih, wp bunat error akhir² ini. Tiap ada apa-apa, ga ada notifnya tua. Kayak notif update, sama vote itu ga muncul. Kesel tau!
Tapi walaupun gitu, vote juga ya
***
"Jamkos gini, aku mau ke perpus aja,"
Seluruh kelas hari ini jamkos, disebabkan guru yang tiba-tiba mengadakan rapat mendadak. Kejadian inilah yang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi semua para murid SMA Tandiska. Mereka bisa melakukan kegiatan apapun dengan bebas, tanpa larangan.
Banyak yang menghabiskan waktu jamkosnya dengan tidur dan bermain game. Di kelas XII IPA 3 sekarang begitu ramai, di hiasi dengan pekikan suara murid yang sedang bermain game. Saat menang, mereka berdecak bahagia, memberitahu semua murid di kelas bahwa keberuntungan ada di pihak mereka. Bahkan saking bahagianya mereka sampai naik ke atas meja. Juga bagi sebagian murid yang kalah, malah berteriak kecewa, merasa tidak terima dengan kekalahan yang di dapatkan.
"YEE! Tim gue menang!" Salah satu murid cowok naik ke atas meja. Lalu tangannya bertosan ceria dengan timnya. "Yaahh! Kalah! Wuu!" Murid cowok itu menjulurkan lidahnya, juga tangannya memutar di sekitar mata, mengisyaratkan menangis upaya meledek mereka.
"Kalah sih kita," Murid cowok yang lainnya menepuk dahinya sendiri. "Gara-gara lo, sih!"
"Lah! Kok salah gue, sih!"
"Iya tuh. Kita sendiri yang gak kompak mainnya!"
"Halah! Kesel gue! Gak mau lagi main game beginian. Gak ada gunanya!" ucap cowok itu marah.
"Bilang aja lo malu, apa susahnya, sih,"
Begitu saja sampai ke depannya. Krayna hanya meliriknya malas, lalu menggelengkan kepalanya. Kelas ini selalu berisik saat kedapatan jamkos. Suasananya sangat berbanding terbalik dengan Krayna yang menyukai keadaan sunyi nan tenang.
Agar jauh dari berisiknya suara manusia, Krayna memutuskan untuk pergi ke salah satu ruangan yang menjadi tempat ternyamannya. Belajar, membaca buku, menjadi kegiatan yang sering dilakukan Krayna selagi berada di ruangan tersebut. Jauh dari kata berisik. Disini orang yang ada di tempat itu, hanya diam sembari membaca buku penuh keheningan. Jika ada yang berisik pun pasti diperingatkan oleh petugas.
Krayna menatap ribuan buku yang berdiri kokoh di sepanjang raknya -tempat ia berdiam disana. Membaca setiap judul buku yang ada di depan matanya.
Krayna mendapatkannya, satu buku yang berhasil mencuri atensi untuk melirik ke buku itu seluruhnya. Tangan Krayna pun mengambil buku tersebut, lalu langkah kaki itu terayun berjalan menuju dimana meja berada.
Dengan fokusnya Krayna menatap, membaca halaman demi halaman di buku yang menampilkan beberapa gambar sebagai ilustrasi agar si pembaca tidak susah untuk membayangkannya.
Beberapa halaman lagi buku itu selesai di baca Krayna dalam setengah jam. Memang buku itu tidak tebal, jadi tidak membutuhkan banyak waktu bagi Krayna hanya untuk menghabiskan membaca satu buku ini.
Setelah bacaannya selesai, Krayna menutup buku tersebut, lalu kembali menaruh dimana asal usul buku tersebut berada. Krayna memutuskan untuk kembali ke dalam kelas saja, daripada keasikan di perpustakaan lama-lama. Ya, walaupun Krayna menyukai tempat itu, tapi ini sudah setengah jam. Mungkin rapat yang di adakan sudah kelar sejak tadi.
"Lah, ternyata udah istirahat aja,"
Bel istirahat berbunyi setelah beberapa langkah ia keluar dari perpustakaan. Sekarang Krayna berada di koridor menuju kelasnya.
"Heh!" Krayna tiba-tiba di tarik secara paksa ke samping oleh seseorang. Krayna menatap bingung pada seseorang yang tak dikenalinya menarik tangan Krayna ke bawah kolong tangga penghubung lantai satu dengan dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERAPHIC
Teen FictionEdvances Leygander dan Krayna Auderelia adalah dua orang yang tidak pernah merasakan yang namanya kebahagiaan, bertemu untuk menciptakan suatu jalan menuju kebahagiaan. Tentu itu tak mudah. Mereka harus menerima sebuah kenyataan dan rintangan sehin...