02.KEHILANGAN CAHAYA

81 4 1
                                    

Halo semuanya. Selamat membaca ya. Jangan lupa vote dan komen yaw. Akun ini jangan lupa follow juga.

Selamat membaca sekali lagi.

✧・゚: *✧・゚:*

Setelah melihat Krayna dengan pertanyaan yang tidak akan terjawab kan, Edvan kembali ke dunianya sendiri;menunggu jemputan orang tua.

Namun entah kenapa tiba-tiba saja kepalanya tertoleh ke arah samping kanan. Di sana terdapat satu mobil Alphard berwarna hitam yang terparkir di seberang jalan berlawanan arah dengan mobil orang tua Krayna. Letaknya agak jauh dengan halte berada.

Dahi bocah yang berumur dua belas tahun itu berkerut dalam. Sebab seseorang yang berada di dalam mobil itu nampak aneh dengan tangan yang menggenggam setir mobil dengan erat.

Kenapa ya orang di dalam sana, aneh banget, batin Edvan bingung.

Tadi pertanyaan kenapa Krayna tak dijemput di depan halte, sekarang pertanyaan kenapa dengan seorang dalam mobil itu yang bertingkah dengan aneh. Dalam menit yang sama, saat ini kejadian yang terjadi sangat membuat Edvan begitu bingung dan bertanya-tanya.

Padahal Edvan sangat mengantuk. Namun otaknya seperti dipaksa untuk  bekerja dengan membuat Edvan begitu penasaran.

Tit! Tit!

Suara klakson itu mengejutkan Edvan. Itu bukan suara dari mobil yang ia perhatikan, melainkan dari kendaraan lain. Langsung saja matanya menoleh ke arah sumber suara. Siapa tau itu mobil orang tuanya kan.

Raut wajah Edvan langsung berubah. Dari yang biasa-biasa saja menjadi cerah seketika. Bibir merah cowok itu tertarik menciptakan sebuah senyum yang amat sangat manis. Matanya terlihat berbinar saat melihat bahwa pemilik dari suara klakson tadi adalah milik mobil orang tuanya. Akhirnya rasa lelah ia menunggu kini telah tergantikan dengan rasa bahagia melihat orang yang di tunggunya sudah ada di depan mata.

Mobil orang tua Edvan berdiri di seberang jalan, lurus dengan arah halte. Orang tuanya sudah berdiri di depan mobil dengan raut wajah yang berbeda. Shela yang merupakan mama kandungnya memasang raut wajah bahagia bertemu dengan anaknya. Sedangkan papanya? Farel hanya bersikap biasa biasa saja.

Awan yang berwarna abu-abu mulai menurunkan beribu-ribu titik air. Menandakan gerimis sudah tiba, belum menjadi hujan. Namun Edvan bisa bernapas dengan tenang. Orang tuanya sudah sampai jadi ia tidak perlu menunggu dalam keadaan hujan. Tidak ingin menunda waktu lagi, langsung saja Edvan berdiri dan mengambil tasnya.

Karna terlalu senang, Edvan langsung berlari menuju ke arah seberang jalan tanpa melihat ke arah kiri dan kanan. Tentu hal itu membuat Shela kepanikan, karna dari arah kanan Edvan ada sebuah mobil Alphard hitam yang melaju dengan kencang ke arahnya.

"Edvan!" teriak Shela begitu panik sekarang. Ia sudah berkeringat dingin. Namun anaknya terus berlari bahkan sekarang anaknya sudah berada di tengah-tengah jalan.

Tanpa pikir panjang lagi Shela langsung berlari ingin menyelamatkan anaknya. Tangannya sempat dicekal oleh Farel. Namun dengan kuat langsung dihempas oleh Shela. Yang ia pikirkan hanya satu; anaknya harus selamat. Persetan dengan keaadannya sendiri, yang penting buah hatinya itu baik-baik saja.

Edvan yang melihat mamanya malah berlari ke arahnya mengernyit heran. Kenapa mama lari kesini? Kan Edvan yang akan kesana, tanya Edvan dalam hatinya. Langkah kakinya mulai memelan saat Shela hampir sampai padanya.

SERAPHIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang