Bab 7: Mantan

1.3K 226 125
                                    

Setiap beberapa bulan sekali, keluarga Jibran selalu mengadakan pesta kecil-kecilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap beberapa bulan sekali, keluarga Jibran selalu mengadakan pesta kecil-kecilan. Tanpa sebab. Bukan karena dilandasi untuk merayakan sesuatu hal. Biasanya, mereka akan mengadakan barbeque bersama atau membakar aneka sosis di taman samping pendopo rumah untuk kesenangan semata. Selain itu, tujuannya untuk pembeda saja agar tidak bosan dengan segala rutinitas yang sudah biasa dilakukan.

Sehabis ashar, Windy cekatan membangun tenda dome milik Zean dan Zau di taman. Ia juga menggelar karpet dan mengeluarkan alat masak dan satu bungkus sosis besar.

Si dua kecil kesayangan Jibran asyik berlari-larian di sekitar tenda. Windy membiarkan saja anak-anaknya bermain di saat dirinya sibuk memanggang sosis.

Tawa Zean dan Zau mengalun menjadi melodi yang menemani kegiatan Windy. Bunyi bumbu yang berisik karena terkena panas juga menjadi pengiringnya.

"Kakak. Adek. Sosisnya udah bisa dimakan, nih. Duduk sini," ucap Windy.

Mengetahui bahwa sosis yang mereka tunggu sudah mulai dingin, Zean dan Zau pun segera mendekati Windy. Mereka kompak melepas sandal kemudian menginjakkan telapak kakinya di karpet. Windy memberikan masing-masing anaknya satu tusuk sosis berwarna orange.

"Mau pakai yang putih-putih itu, Bunda." Zau menunjuk saus berwarna putih di dekat bundanya.

Windy segera mengambilkan botol berisi mayones dan membantu menuangkannya di permukaan sosis Zau dan Zean. Kedua anak kecil berhoody abu itu mengambil satu gigitan.

"Enak?" tanya Windy.

Dengan selaras, Zean dan Zau mengacungkan ibu jarinya.

Windy ikut menggigit sosis bagiannya. Tepat saat itu, sebuah mobil hitam masuk melewati gerbang menuju halaman rumah.

Windy, Zean, dan Zau memusatkan pandangan mereka pada kendaraan yang sangat dikenali mereka.

"Ayah!"

Cahaya lampu mobil padam. Tidak lama kemudian, Jibran keluar dari dalam.

"Kok udah makan sosisnya? Enggak nungguin Ayah, nih. Curang!" tutur Jibran kemudian membuka pintu bagasi mobil.

"Balu satu, kok. Ayah lama pulangnya!" balas Zau.

Jibran tersenyum. Ia mengambil dua kantung keresek berisi bahan-bahan belanjanya lalu menutup pintu bagasi kembali. Pria yang tetap terlihat tampan dengan lengan kemeja disikukan itu berjalan mendekati istri dan anak-anaknya.

Windy menatap benda di tangan suaminya. "Belanja apa, Mas?" tanyanya penasaran.

Pasalnya, Windy tidak menitipkan apapun kepada Jibran sebelum laki-laki itu ada di perjalanan pulang.

Jibran meletakkan dua kantung keresek itu di sisi istrinya. Windy langsung mengintip. Ada bahan-bahan memanggang seperti daging, sosis, bakso, chikua, jamur enoki, bawang bombay, selada, dan timun. Tidak ketinggalan, ada martabak telur kesukaan Windy di kantung yang lain.

Sembagi Arutala 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang