Si model cantik itu membuka matanya perlahan, betapa terkejutnya ia bangun di suatu tempat asing. Hellen mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu melotot kaget.
Hellen menegakkan tubuhnya dengan wajah bantal dan rambut yang masih berantakan.
Sedetik kemudian ia tersadar, bahwa ia sedang berada di ruang kerja Davin.
"Gimana caranya gue ada disini?" gumamnya bingung. Ia tidak mengingat bagaimana caranya ia berada di ruangan kerja Davin.
Dan sepertinya pria itu juga sedang tidak disini.
Hellen juga melihat kearah jendela, sudah malam. Gadis itu semakin panik ketika ia tidak melihat ponselnya dimanapun itu.
"Dasar! Jangan-jangan dia sengaja ninggalin gue! Liat aja tuh si Davin!" gerutu gadis itu.
Tidak lama, terlihat pintu ruang kerja itu terbuka. Memperlihatkan Davin yang sedang membawa sesuatu di tangannya.
"Lo udah bangun?" tanya Davin dan menghampiri gadis itu.
Hellen mengangguk pelan. "Iya, lo kemana? Lo memang sengaja ya mau ninggalin gue?!"
"Engga gitu, Katrina." elak Davin.
"Terus?"
"Gue tadi ke resto buat ketemu sama Gian, gue baru inget kalau kunci cadangan ruang gue ada di dia, tapi pas gue kesana dia gak ada."
"Dan gue gak sengaja lewat toko kue, gue beliin lo cookies ini, mau?" Davin mengangkat paper bag kecil di tangannya. Jelas Hellen yang sangat menyukai hal-hal berbau bakery itu mengangguk cepat.
"Mau!"
Hellen mengambil paper bag tersebut dan membukanya. Didalamnya terdapat cookies dark choco dan juga red velvet.
"Lo mau? Kalau mau kita satu-satu cookiesnya." tawar Hellen.
Tetapi Davin menggeleng. "Engga, buat lo aja."
"Okei!" Hellen langsung memakan 1 cookies tersebut perlahan.
Wajah bantalnya membuat Davin terkekeh dalam diam. Gadis itu sepertinya baru sekali bangun.
Setelahnya Davin mengalihkan pandangannya lalu pergi kearah meja kerjanya, ia menyalakan laptop tersebut dan duduk di kursinya.
Davin benar-benar harus memastikan sesuatu, yaitu mengecek cctv depan ruang kerjanya. Davin sangat mencurigai Gian, hanya pria itu yang tidak ada di restoran. Sedangkan karyawan lain sedang berada disana.
Pria itu mengotak-atik laptopnya.
Hellen yang sedang sibuk melahap cookiesnya itu mendadak memperhatikan Davin. Pria tampan itu terlihat sangat fokus dihadapan laptopnya, Hellen jadi kepo sendiri melihat itu.
Setelah menghabiskan 1 cookiesnya, Hellen berjalan menuju meja Davin. Ia berdiri di sebelah Davin yang sedang duduk dan fokus pada laptopnya.
Hellen ikut melihat kearah layar laptop, ternyata pria itu sedang mengecek cctv. Pantas saja terlihat sangat serius.
"Itu siapa, Vin?" tanya Hellen ketika layar tersebut menunjukkan ruangan kerja bagian depan, terlihat ada dua pria berpakaian serba hitam masuk kedalam ruangan Davin.
"Pasti ini Gian." jawabnya dingin.
Davin jelas bisa melihat bahwa pria itu adalah Gian, sedangkan yang di sebelah Gian. Davin tidak bisa memastikan siapa itu, sebab ia tidak mengenal posturnya.
"Maksudnya? Gian yang masuk kesini?"
Davin mengangguk. Ia mempercepat rekaman cctv itu dan betapa kagetnya Davin melihat Gian keluar dari ruangannya sembari membawa selembar kertas ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner With Benefits ✓
Fanfiction"Katrin, lets play a game." "What's game?" "Partner with benefits." "What the fuck?" [ Karina yoo x Jeno Lee ] ‼️ANAK KECIL DILARANG BACA‼️ [ ON GOING ] #402 in fanfiction [160424] #1 in karinaaespa [200524] @anothervelvets.