16

969 53 1
                                    

"Ugh.." lenguhan kecil keluar dari mulut Hellen. Gadis itu membuka matanya pelan, ia menatap langit-langit kamar tersebut.

Perhatiannya teralihkan tiba-tiba pada Davin yang masih terlelap di sebelahnya, pria itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Hellen.

Hellen mendadak mengingat kejadian semalam, dimana ia dan Davin benar-benar having sex. Bahkan ia masih mengingat jelas bagaimana dirinya yang berubah liar di atas Davin. Sungguh memalukan!

Ketika tengah melamun, Davin ternyata sudah membuka matanya.

"Katrina.." panggil Davin dengan suara lemah.

Hellen pun sedikit menunduk melihat Davin. "Iya?"

"Maaf, apa gue terlalu kasar?"

Hellen terkekeh. "Gak."

"Terus apa gue-"

"Stop! Jangan di bahas! Gue malu." potong Hellen langsung, terlihat pipi gadis itu memerah.

Davin tersenyum tipis. "Yaudah, ini jam berapa?"

Davin mengedarkan pandangannya, suasananya masih sepi dan juga sepertinya masih gelap di luar sana.

Hellen pun menggeleng. "Gak tau, gue juga gak sengaja kebangun tadi."

"Oh ya, gue belum kabarin Gilang. Dia pasti nyariin gue, gimana dong?" kata Hellen.

"Udah nanti aja, bilang aja lo nginep dimana kek." jawab Davin.

Hellen pun menoyor kepala pria itu.

"Aduh! Kenapa sih? Gue salah ngomong??" tanya Davin heran.

"Iyalah! Ngegampangin banget! Gue gak punya temen asal lo tau." ujar Hellen. Mendadak hatinya sakit mengingat dirinya tidak memiliki banyak teman.

Davin menatap gadis itu dalam. "I feel you, gue juga gak punya banyak temen."

"Waktu sekolah pun, yang mau temenan sama gue cuma beberapa." lanjut Hellen.

"Hmm, pasti itu sulit kan buat lo?" tanya Davin.

Jelas Hellen mengangguk. "Banget, tapi untungnya gue udah keluar dari zona itu."

"I'm so proud of you, Katrina." kata Davin tiba-tiba.

Entah ada angin dari mana yang membuat pria menyebalkan di mata Hellen itu mendadak bersikap manis seperti ini. Oh, apakah Hellen saja yang terlalu baperan?

"Udah, mending kita tidur lagi, masih malem ini." kata Davin.

Hellen pun mengangguk.

Davin memejamkan matanya, begitupun dengan Ellena. Mereka tidur dengan posisi berpelukan, membuat keduanya merasakan hangat satu sama lain.

Apakah ada rekan kerja yang seperti ini? Huftt jika ada mungkin salahsatunya adalah Hellen dan Davin.

••••

Hellen membuka knop pintu rumahnya, seketika Gilang---sang adik langsung menatap kearah kakaknya dengan tatapan menelisik. Katanya hanya ke gedung SYNK, mana mungkin sampai pagi begini!

Ini jam 9 pagi, dan Hellen baru pulang.

Gadis itu menduduki dirinya disebelah Gilang yang tengah menonton TV.

"Lo dari mana, kak? Tau gak sih gue khawatir banget dan takut lo kenapa-kenapa!" kata Gilang sedikit sewot.

Hellen terkekeh. "Ahahah! Gue gak kemana-mana kok, gue ketiduran di sofa ruang kerja gue." bohongnya. Jelas lah Hellen harus berbohong, jika ia berkata jujur, pasti akan sangat mencurigakan.

Partner With Benefits ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang