26

754 41 0
                                    

"Permisi, ma-"

"Masuk." potong Davin langsung.

Grizelle masuk dengan tangan yang sedikit bergetar. Dirinya ketakutan melihat tatapan tajam Davin.

Pandangannya bertemu dengan tatapan Gian. Grizelle bertekad untuk memarahi pria itu setelah ini.

"Awas aja lo, Gian!" kesalnya dalam batin.

Davin duduk di salah satu sofa, dan di sofa sebrang terdapat Gian dan Grizelle yang duduk bersebelahan. Davin menatap keduanya sinis, ia tidak menyangka kedua orang ini saling kenal dan bekerja sama hanya untuk menghilangkan kontrak kerja samanya dengan Hellen.

Apa urusannya dengan mereka?

"Grizelle." suara itu membuat Grizelle merinding.

"Y-ya?" gadis itu mati-matian menahan rasa takutnya.

"Maksud lo ngelakuin itu karena apa?"

Grizelle menatap Gian kemudian menatap Davin lagi. "Gak ada apapun..gue cuma-"

"Gak mungkin gak ada apapun." potong Davin dengan nada yang tegas.

Grizelle pun menghela nafasnya kasar.

"Ya! Gue ngelakuin itu karena gue gak suka liat Hellen deket sama lo! Dia ngerebut apapun yang gue mau! Lo gak tau rasanya jadi gue, Davin!" gadis itu mengatakan semua isi hatinya.

Kedua mata cantiknya terlihat berkaca-kaca. Wajahnya memerah menahan amarah, bahkan ia sudah berdiri dan menatap Davin dengan tatapan yang sulit di artikan. Hatinya terasa campur aduk, Grizelle marah, kesal, sedih dan merasa gagal di waktu yang bersamaan.

Gian maupun Davin sama-sama menatap Grizelle yang berdiri sendirian disana.

"Gue gak bisa liat kerja sama lo bareng Hellen, gue cemburu! Gue gak bisa liat kalian sukses, apalagi Hellen! Gue benci sama dia!"

Di saat suasana sedang tegang. Pintu ruangan kerja kembali terbuka, memperlihatkan Hellen dengan wajah terkejutnya. Ya, Hellen mendengar semua yang di katakan Grizelle atas dirinya.

Grizelle tersenyum miring.

"Panjang umur," gumamnya sembari menatap Hellen tajam.

Model cantik itu berjalan menghampiri Grizelle dan berdiri di hadapannya.

"Maksud lo? Lo benci sama gue hanya karena kerja sama gue sama dia? Lo stress??" kata Hellen ketika berdiri di hadapan Grizelle itu.

Grizelle terkekeh sinis.

"Sebenernya itu cuma salah satunya.."

Hellen mengangkat salah satu alisnya, si cantik tidak paham dengan maksud Grizelle. Salah satunya? Bahkan seingat Hellen ia tidak pernah bertemu Grizelle sebelumnya, mereka pertama kali bertemu saat di restoran Davin waktu itu.

"Salah satunya?" tanya Hellen.

"Ya,"

"Lo gak inget gue?"

Hellen menggeleng.

"Andai lo tau, waktu SYNK ngadain audisi model pertama kali tuh, gue juga ikut daftar. Dan awalnya gue lolos tahap 1-3 tapi pas tahap terakhir.."

Grizelle menggantung ucapannya.

"Lo datang dengan tiba-tiba dan ngalahin gue segampang itu. Lo ngehancurin masa depan impian gue! Dan waktu itu lo bener-bener di puji-puji sama semua orang, itu semua adalah keinginan gue dari lama, tapi lo ngerebutnya!" tegasnya di akhir.

Bukan Hellen saja yang terkejut tapi Davin dan Gian pun sama. Mereka tidak menyangka bahwa Grizelle hampir menjadi model SYNK.

Grizelle tersenyum pahit. "Sialnya sekarang lo malah kerja sama bareng Davin. Apa gak cukup buat lo setelah ngerebut pekerjaan impian gue, sekarang ngerebut Davin!?"

Hellen menghela nafasnya pelan.

"Buat masalah ngerebut pekerjaan, maafin gue. Bukan gue yang mau masuk SYNK, tapi memang pihak SYNK yang nyamperin dan nawarin gue. Dan kalau buat kerja sama pun bukan gue atau Davin yang mau, tapi agensi kita. Semua ini bukan salah gue, Grizelle." ujar Hellen panjang lebar.

"Mau itu kemauan lo atau bukan lo tetep salah, karena lo terlibat!" balas Grizelle.

Di pikirannya, Hellen lah yang salah. Gadis itu yang merebut semua kebahagiaannya, tidak terkecuali. Davin yang melihat semuanya pun ikut berdiri dan menatap Hellen juga Grizelle secara bergantian.

"Grizelle, berhenti menyalahkan Hellen. Disini biang masalahnya itu hati lo yang kotor." kata Davin. Gian secara reflek mengangguk, karena memang menurutnya semua ini terjadi karena ulah Grizelle sendiri.

Grizelle menatap Davin tidak terima.

"Lo ngebelain Hellen? Ternyata lo se-support itu sama dia?" Grizelle diam-diam tersenyum pahit.

"Terus? Gue harus ngedukung yang salah?" Davin tersenyum miring.

Grizelle menatap Hellen dan Davin bergantian. Lalu ia tiba- tiba terkekeh sinis di sertai seringainya. "Pantesan kalian kerja sama, sama-sama orang bodoh ternyata."

"Maksud lo?!" kesal Hellen.

"Hellen Katrina..juga Davin Jevano..apa kalian kira gue gak tau hubungan kalian yang sebenernya? Dan apa kalian pikir kalian bisa bertahan lama dengan hubungan toxic kalian itu?" ucapnya tiba-tiba.

Hellen ataupun Davin mendadak tegang.

Sedangkan Gian menatap kearah Davin dan Hellen dengan tatapan bingungnya. Apa yang di maksud Grizelle?

"Gak usah ngada-ngada. Kita cuma rekan kerja, gak lebih." ucap Davin berusaha tenang.

Ia takut Grizelle nekat melakukan apapun itu yang akan merusak kerja samanya dengan Hellen.

Grizelle menatap keduanya tajam.

"Rekan kerja? Tapi saling menguntungkan ya?" sindir gadis itu, ia merasa puas melihat wajah Davin dan Hellen yang terlihat tegang. Mereka seperti terciduk.

"Lo tau apa emang? Gausah ngomong aneh-aneh." hanya kata-kata itu yang dapat keluar dari mulut Hellen. Ucapan Hellen mengundang tatapan sinis dari Grizelle.

Karena itu, Grizelle sedikit mendorong pundak Hellen dengan kasar. Gerakan tiba-tibanya membuat Hellen sedikit tumbang.

"Haish!" ringis Hellen, ia berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Lo ngapain sih?!" lanjut Hellen dengan wajah kesalnya.

"Jangan kasar sama dia." peringat Davin pada Grizelle. Davin rasa Grizelle sudah keterlaluan.

"Gak ada yang kasar, partner with benefitsnya lo tuh yang lebay!" Grizelle sengaja menekankan kata 'partner with benefits'. Masa bodoh dengan Gian yang masih berada di sana, tujuan Grizelle hanyalah untuk menghancurkan karir mereka dan mempermalukan keduanya.

Gian pun ikut berdiri. "Hah? Maksudnya? Partner with benefits?" tanyanya refleks.

Grizelle mengangguk sambil tersenyum miring.

"Intinya gitulah.."

"Kalau mau lebih tau, tanya aja atasan lo ini. Karena udah gak ada kepentingan apapun, gue permisi."

Grizelle melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang kerja Davin. Sebelum benar-benar pergi tadi, tatapan Grizelle dan Hellen bertemu dan tersirat kebencian dari mata Grizelle.

Hellen jadi takut dan malu di saat yang bersamaan. Bagaimana bisa Grizelle mengetahui hubungan rahasianya dengan Davin? Juga kenapa Grizelle begitu membencinya, padahal Hellen pernah berniat untuk mengenal Grizelle lebih lagi, Hellen ingin menjadikan Grizelle temannya tapi ternyata Grizelle malah membencinya sekeras itu.

Davin pun merasakan ketakutan yang sama. Jika sampai Grizelle nekat menyebarkan berita ini pada media, karirnya dan Hellen akan hancur lebur.

Rasanya Davin ingin sekali mengancam Grizelle jika sampai gadis itu berani menyebarkannya, tapi itu termasuk hal yang bodoh juga karena nanti Davin terlihat membenarkan tuduhan tersebut.

Jadi sekarang, Hellen dan Davin harus apa?







••••





Partner With Benefits ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang