O8

1K 57 0
                                    

Tidak terasa, 8 jam berlalu begitu cepat. Sekarang Hellen dan Davin baru selesai mengganti pakaian mereka menjadi pakaian normal lagi.

Ketika keluar dari ruang pemotretan, mereka melihat kearah kursi di pinggir ruangan tersebut. Ivona dan Felicia tertidur disana dengan posisi duduk mereka, yang membuat keduanya hendak tertawa adalah posisi kepala Ivona menyender kebahu Felicia, dan kepala Felicia pun berada tepat di sebelah kepala Ivona

Mata mereka berdua terpejam. Pasti sangat nyaman di posisi itu sampai tidak sadar dengan panggilan dari Hellen.

"Ivonaa, Feliciaa." kedua manager itu masih setia dengan posisinya

"Mereka terlihat sangat tenang jika tertidur, berbeda seperti tadi." kata Hellen yang di angguki Davin.

"Lebih baik kita pulang terlebih dahulu, biarkan saja mereka beristirahat, jadwal kita kosong kan?"
Hellen mengangguk.

"Kalau begitu ayo kita pulang." Davin berjalan, dengan Hellen yang mengekorinya dari belakang.

Saat berada di dalam lift tiba-tiba muncul pertanyaan di benak Hellen.

"Davin."

Pria itu menoleh kearah Hellen, ia menatap gadis yang lebih pendek darinya beberapa cm itu.

"Masih banyak media gak kalau jam segini?"

Melihat kecemasan di wajah Hellen, membuat Davin tersenyum tipis lalu menjawab. "Engga ada, sore menuju malem gini gak mungkin mereka masih ada di luar."

"Oh, okei."

Setelahnya hening. Dan ketika pintu lift terbuka, Hellen bernafas lega karena memang benar jika sudah tidak ada banyak media sekarang. Ia jadi bisa pulang dengan hati tenang.

Mereka memasukki mobil Davin. Ketika mulai diperjalanan mereka berdua tidak banyak bersuara, sebab keduanya merasa sama-sama lelah. Yang ada di pikiran Hellen adalah tidur, tidur dan tidur.

Ketika sedang sibuk memandang kekaca mobil, Davin memanggilnya.

"Katrin."

Hellen menoleh. "Bisa gak sih gausah manggil pake nama itu? Aneh tau gak!?" kesalnya di akhir.

Davin tersenyum miring, ia masih fokus menyetir. "Gue suka nama itu, makanya gue bakal manggil lo Katrina atau Katrin mulai sekarang."

"Apasih?! Gak mau! Namanya aneh!" Hellen sangat tidak setuju.

"Gak aneh, bagus namanya."

"Hmm yaudah! Tapi, jangan sampai lo manggil gue kayak gitu pas lagi banyak orang!"

Davin tersenyum penuh arti.

"Baiklah, Nona Katrina." kata Davin.

Hellen memperlihatkan raut jijik. "Geli tau gak sih denger lo manggil pake Nona segala!"

Davin terkekeh. "Ahahaha! Maaf, Katrin."

"Y." balas gadis itu cuek. Bahkan ia tak melihat kearah Davin sama sekali.

Davin tersenyum dalam diam, menganggu gadis itu adalah hobi terbarunya sekarang.

Wajah cantik yang terlihat kesal itu membuat Hellen terlihat 100000% lebih cantik, menurut Davin.

••••

Malam hari di mansion Davin selalu sama. Yang pasti di lakukan oleh pria itu adalah bermain arcade game di lantai 2 mansionnya dan setelah itu makan malam di ruang makan.

Jika kalian mengira kekayaan adalah segalanya, bagi Davin itu tidak 100% benar. Karena percuma jika memiliki harta yang melimpah, tapi keluarga tidak lengkap atau hubungannya hancur seperti ini.

Partner With Benefits ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang